Gadis Peminta Air Mata

2 0 0
                                    

Deras air mata dari langit turun dengan kencangnya membasuh tubuh hangat Suci yang berada dalam kegelapan malam menusuk raga. Ia masih tetap berada ditempat itu, walau tubuhnya basah dibanjiri air mata yang semakin deras hingga menusuk tubuhnya. Dengan kacamata yang menghiasi kelopak matanya, dengan jilbab yang menjadi mahkota emasnya, ia tetap berdiri membeku dengan meluapkan masa lalu yang kelam darinya.

Suci bukan nama sebenarnya, nama sebenarnya adalah yang paling indah jika banyak manusia mengetahuinya. Suci perlambang gadis muda yang masih polos nan lugu, yang masih memiliki harapan bersih dalam dirinya. Dia selalu bermain bersama di sebuah lapangan yang luas nan sejuk, hanya Suci sendirian disana, karena air mata dari langit yang terus turun tak kunjung berhenti.

Lalu, hamparan rumput yang digoyangkan oleh angin bertanya pada Suci yang masih duduk di antara mereka. "Suci, kenapa kau tak kembali ke peraduanmu ?." Seketika itu, Suci yang mendengar suara rumput berkata kepada mereka "Aku tak punya peraduan yang sejuk selain disini kawan." Rumput yang masih bergoyang itu bertanya kembali pada Suci, "Tapi, apakah keluarga mu tak mencari dirimu Suci ?." Suci pun membalas dengan senyuman, "Mungkin mereka sedang khawatir padaku, tapi rasanya mereka telah mengerti keadaan ku sekarang". Tiba-tiba segerombolan katak yang mendegar percakapan mereka ikut bertanya pada Suci, "Wahai gadis manis, ada apa dengan keadaanmu saat ini ?". Suci yang tetap tersenyum itu berkata kepada mereka "Aku hanya ingin menikmati hujan ini sampai selesai". Hujan yang terlalu asik membasahi tubuh hangat Suci merasa penasaran dengan apa yang mereka perbincangkan, maka hujan pun ikut nimbrung bersama mereka "Suci, Apakah kau sedang menangis ?". seketika Suci yang mendengar perkataan mereka menjawab "Kenapa kalian bisa mengerti isi hatiku ?". Lalu, Hujan pun berkata "Karena kau selalu meminta kami agar cepat turun, dan ada seorang pria yang memberitahukan kami bahwa kau tengah bersedih".

Seketika Suci terkejut mendengar pernyataan mereka, seraya dia penasaran dengan pria yang mereka beritahu tadi "Siapakah Pria itu wahai para hujan ?". Hujan pun berkata "Pria itu adalah orang yang selalu mengamatimu dari kejauhan, sehingga kau tak sadar bahwa mencintaimu dengan sederhana". Suci tak mengerti apa yang Hujan katakan, maka rumput yang bergoyang itu berkata pada Suci "Apakah kau tak kembali saja ke peraduanmu dan berpikir sejenak siapakah Pria itu ?". Tiba-tiba Suci pun bergegas berdiri dan seketika itu pula Hujan, Angin, Katak, segera meninggalkan gadis manis itu. Hingga pada akhirnya, Gadis Peminta Air Mata meninggalkan lapangan yang luas itu. 

Penerka ResahWhere stories live. Discover now