#103 ; Taehyung

Mulai dari awal
                                    

"Apalagi ada dua nyawa, tapi nyonya Kim bersikeras kalau ia merasa baik-baik saja dan akan makan makanan sehat, namun bukan itu masalahnya. Infeksi pada bekas luka di rahim dan perutnya sangat berbahaya. Lebih parahnya lagi jika luka itu terbuka seperti hari ini."

Sang dokter membenarkan letak kacamatanya yang melorot dengan gerogi, hawa Taehyung mengintimidasi, yang sebenarnya hanyalah harapan besar dari separuh jiwanya yang hilang─kalau mereka harus utuh kembali.

"Kami harus melakukan proses persalinan sebelum resikonya menjalar pada kedua janin, Tuan."

.

Jake berusaha untuk tidak menangis.

Di depan adik-adiknya yang telah datang tanpa permisi ke dunia. Padahal ia belum sempat memilih hadiah apa yang cocok untuk menyambut dedek bayi. Sudah ada rencana dengan boneka barbie dengan gaun kerlip dan pesawat motif tentara yang keren di etalase toko mainan, tapi ia belum sempat bicara sepatah kata pun kepada Taehyung─juga mainan itu masih terlalu besar untuk tubuh adik kembarnya yang masih sama-sama mungil.

"Dedek bayi cepatlah becal,"

"Memangnya kalau sudah besar Jake akan apa?" Taehyung muncul lalu berjongkok di samping Jake yang menempelkan wajahnya pada kaca tembus ruang inkubator. Keduanya di pisah, yang bernama Kim Taekwon menggeliat dan Kim Yoonri si kakak sepuluh menitnya diam tertidur. Seperti ibu, mirip seperti Yoongi.

"Kalau cudah becal, kita main baleng, Jake mau beliin dedek kembal hadiah dad,"

"Oke, nanti kita belikan hadiahnya ya." sahut Taehyung serak, terlihat begitu lelah namun memasang senyum sumringah. "Daddy kenapa menyangis? Nanti di pukul mommy loh."

Taehyung mau tak mau tergelak pelan dengan pahit, memberi kecupan gemas pada pipi bakpao Jake yang tengah mengusapi jejak air matanya. Bagaimana bisa dipukul? Yoongi nya saja belum bangun setelah tiga hari yang begitu lama dan panjang. Taehyung diam-diam berharap, memohon dengan sangat mendapat pukulan sekarang juga dari sang istri─namun itu terasa mustahil.

Sudah tiga hari Taehyung luntang-lantung, tidak makan, tidak tidur, dan mengurus Jake. Keluarga dan teman pun khawatir, tapi Taehyung selalu berkata kalau dia baik-baik saja, dia hanya ingin ada untuk keluarga kecilnya untuk saat ini sampai Yoongi bangun dan bisa memaki lagi─tidak peduli jika itu artinya harus menunggu selamanya.

Akan ia tunggu. Taehyung akan menunggu tanpa pejaman mata barang sedetik.

"Daddy cudah ya jangan menyangis lagi, Jake akan jadi kecatlia untuk daddy! Untuk dedek bayi campai mommy cembuh! Mommy pasti cebental lagi bangun."

"Kamu ini bisa ngomong s tapi kalau hurufnya di depan kenapa jadi c? Kekeke..."

"Hum! Daddy jaat!"

.

Jake ingin jadi kesatria.

Inspirasi tercipta dari buku dongeng berseri yang setiap malamnya Taehyung selipkan dibelakang punggung, sebagai permintaan maaf terselubung untuk si sulung hiperaktifnya karna ia terikat waktu lebih banyak dengan mitra daripada keluarga. Biasanya mengangkat kisah kesatria berkuda putih, atau mata pedang yang begitu tajam berkilat. Entah dalam misi menolong putri yang terjebak di menara atau seorang ibu dalam perut naga. Jake selalu ingin jadi kesatria.

Sosok kuat untuk siapapun.

Satu minggu lebih sudah di lalui. Ketika genggaman sang mommy semakin mendingin dalam telapak kecilnya, dan Taehyung tidak jauh beda dari Yoongi. Mirip seperti film manusia penghisap darah yang larinya cepat, Jake tidak tahu apa itu dan tidak yakin, yang jelas dalam memori sosok itu adalah kesukaan Jimin.

Selang melingkari sepanjang mata memandang dan memenuhi tiap rongga hidup Yoongi. Seakan bila semua itu tak ada, yang tersisa pula hanya jasad. Dan Jake tetap mengenggam tangan Yoongi, dengan jemari pendek-pendeknya, berharap suhu panas dari tubuhnya menjalar, berharap ibunya tidak kedinginan.

Tidak sedingin sekarang.

"Daddy, mommy cepeltinya kedinginan, tanganya cangad beku."

"Mommy mungkin butuh selimut sayang," Taehyung tidak dapat menyembunyikan suaranya yang bergetar, kepalanya sudah sakit menahan kantuk dan beban tangisan. Karna tidak mau lemah di hadapan kesatria kecilnya. Kalau Jake bisa sekuat ini maka Taehyung harus lebih kuat lagi. Taehyung menarik selimut lagi lebih keatas. Ada dorongan besar untuk memeluk begitu erat, namun Taehyung juga takut Yoongi akan hancur karna pelukannya pasti akan begitu egois dan tidak tahu diri. Jadi Taehyung hanya dapat memendamnya dengan kecupan ringan kesukaan Yoongi, di dahinya.

Taehyung rindu bagaimana istrinya itu berjinjit hanya agar ia menciumnya di kening.

"Mommy kapan mau bangun? Cidak bocan tidul teyus? Jake kangen mommy, Jake juga cayang mommy~" Taehyung membantu mengangkat tubuh Jake ke atas tempat tidur dan duduk di hadapan sang anak. "Mommy tau cidak kalau dedek kembal cudah datang? Meleka lucu capi macih di dalam tempat bobo yang ada lampunya di acas. Kata doktel bial meleka hangat, cepelti anak ayam caja ya mom."

Dan Yoongi masih sama, dengan respon elektrokardiograf dan denting jam. Tapi Jake maupun Taehyung merasa Yoongi ada di sana bersama mereka, memeluk mereka, dan mendengarkan ocehan jagoannya dengan bahagia dan senyuman cantiknya.

"Bagaimana kalau kita berdoa untuk mommy, Jake sayang mommy kan? Pasti jagoan daddy bisa."

Jake mengangguk dengan semangat. Lagi-lagi, Yoongi sekali. "Hu'um! Jake cudah bica beldoa daddy, mommy mengajalkannya cetiap hali."

"Pintarnya, sekarang sini pegang tangan daddy, kita berdoa bersama."

Akhirnya mereka berdua saling bertaut tangan dan menunduk dalam. Jake berdoa dengan intonasi yang semangat dan begitu bersih akan dosa dan Taehyung mati-matian untuk tidak lagi menangis mulai hari ini untuk anak-anaknya.

"Ya Tuhan, Jake tau Tuhan itu cangaaaat baik cekali, telimakasih cudah kacih Jake dedek bayi lucu, Tuhan bica cidak bangunin mommy? Jake janji ndak akan nakal dan lucak boneka kumamon mommy, gocok gigi cetelah makan pelmen dan nanti gak akan nakali dedek bayi, Jake cudah takut Tuhan hukum, Jake juga takut mommy, amiiinnn!"

"Amin. Nah, ini sudah malam. Waktunya kesatria untuk tidur,"

"Memang kecatlia cidak pelu beljaga cemalaman, dad?"

"Itu kalau kesatrianya cukup nakal untuk dapat kelitikan dari daddy!" Ketika itu Jake sudah berpindah pada pangkuan Taehyung dan tertawa geli karna kelitikan jemari ayahnya. Walau hanya satu detik biarkan ini berjalan begitu lambat, tanpa beban dan kesedihan seperti sekarang.  "Cudah hahahaha geyi geyiiii!"

"Jadi, mau tidur di mana, tuan kesatrian kecil?"

"Di peyukan daddy!"









Malam itu, bintang-bintang berseru dengan cahaya yang berkedip cerah, mengadu pada Tuhan kalau mereka merindukan semesta.

Semestanya yang berkilauan─harus meredup. 

_*_*_*_

Kira-kira pada ngerti gak ya Jake ngomong apaan wkwk

Daily InstagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang