THE DAYS WITH STRANGER

7K 169 3
                                    

—//—

Cerita ini terinspirasi dari seorang perempuan seumuranku, yang ku temui secara tidak sengaja dalam sebuah perjalanan liburan. Ketika aku bilang, aku seorang penulis tanpa nama abal-abal di wattpad, dia bilang, aku mungkin bisa menulis ceritanya. Aku tidak sempat meminta kontaknya, tapi dia seorang perempuan yang menurutku sangat hebat. Cerita ini ku dedikasikan untuknya (tentunya dengan latar dan tokoh yang disamarkan), meskipun aku tidak yakin dia akan baca, hehe. Tapi, jika kamu baca, aku hanya ingin bilang: kamu perempuan yang hebat. Seburuk apapun masa lalumu, kamu tetap perempuan yang hebat.

WARNING : Cerita ini akan sedikit membosankan pada awalnya. Namun, bagian terpenting terletak pada bagaimana si gadis bermasa lalu kelam melewati hari-hari bersama seorang pria yang baru saja ia temui . Ini tulisan pribadi. Tidak bertujuan untuk mendapat banyak vote ataupun viewer. Murni dibikin untuk seorang teman yang ku kagumi itu. Namun, jika kamu menikmatinya, maka nikmatilah.

—//—

"Fil, lo yakin bisa pergi sendiri? Yakin banget gue ga ikut, nih?"

Safila tertawa mendengar celotehan teman sebelah kamarnya dan mencibir, "Emang lo punya duit, gitu?"

"Ya enggak, sih. Tapi, Fil?"

"Udah deh, Na, gue tuh jauh lebih pengalaman dari lo. Gue udah hidup sendiri sejak lebih dari dua tahun, for your information," Potong Safila.

Gadis bernama Nana itu menghela nafas, "Lu pikir Itali sesempit Bali, apa? Yang bener aja, deh!"

"Udah ya? Lebih baik lo sekarang pulang. Noh, si Cahyan udah nungguin lo daritadi, tuh! Ga baik anggurin pacar sendiri!" Usir Safila. Hal itu membuat Nana cemberut dan mendengus kesal.

"Fil.. Meskipun lo jutek dan ngeselin, gue bakal kangen sama lo.." Nana merajuk seraya memeluk tubuh Safila, membuat gadis itu tertawa geli dan menepuk-nepuk punggung sahabatnya, "Lo tuh ya! Gue kan cuman pergi semingguan, ih."

"Biarin!"

Safila tertawa. Gadis itu menatap lurus ke belakang Nana, berhenti pada mata Cahyan yang tampak mengerling nakal ke arahnya.

Oh, shit. Dia benci melihat tatapan nakal lelaki itu, juga puluhan lelaki lainnya. Bagi Safila, semua lelaki sama saja. Contohnya saja, Cahyan. Sudah berkali-kali Cahyan menggodanya, padahal dia sudah punya Nana sebagai kekasihnya. Berkali-kali pula Safila memberitahu Nana, namun Nana selalu berkata bahwa Cahyan hanya bercanda karena Safila tidak pernah berpacaran. Ah? Bercanda? Jika saja Nana tahu, Cahyan pernah terang-terangan memaksa Safila untuk berselingkuh dengannya di belakang Nana. Cahyan bahkan rela memutuskan Nana untuk berpacaran dengan Safila, padahal, Nana begitu membangga-banggakan kekasihnya itu.

"Udah dulu, ya? Gue pergi dulu. Mau check in boarding." Ucap Safila. Nana mengangguk berat, kemudian melambaikan tangannya pada Safila yang mulai memasuki ruang tunggu keberangkatan.

"Enjoy your me-time, Fila." Safila mengangguk, tersenyum lebar pada dirinya sendiri.

Here it is.

Dia akan menikmatinya.

THE DAYS WITH STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang