Part 6

1.5K 233 1
                                    

"Tumben jam istirahat kamu nggak bareng sama Saga. Biasanya selalu makan berdua di kantin." Ujar May saat tanpa sengaja berpapasan denganku yang sedang duduk di kursi panjang depan kelasku ketika ia melewati lorong. Ngomong-ngomong May juga masuk kelas 11-Ipa-4, satu kelas dengan Saga.

"Saga lagi ngurusin tugas OSIS." Kataku sambil menepuk-nepuk kursi sebelahku yang kosong. Mengajak May untuk duduk di sampingku.

"Kenapa kamu nggak ikut masuk OSIS juga? Biar bisa bareng sama Saga terus. Emang kamu nggak takut ya Jo, ninggalin Saga ikut organisasi tanpa pengawasanmu? Jangan-jangan kamu nggak tau ya kalau Saga banyak di incer sama adik kelas sepuluh? Kamu juga pasti nggak tau hebohnya mereka waktu pertama kali ngeliat Saga jadi kakak OSIS pembina kelas MOS."

"Aku tau kok." Potongku, "Ellie sama Novietta udah cerita duluan."

"Nah, terus kenapa kamu santai-santai aja. Malah nongkrong bengong di depan kelas?"

"Terus aku harus ngapain?"

"Ikut masuk OSIS kek terus pamer-pamer dikit nunjukin kemesrahanmu sama Saga di depan anak kelas sepuluh itu biar mereka berhenti caper. Kamu sama Saga itu jangan kerjaannya cuma jalan berdua ke kantin, terus sibuk makan doang."

Aku memasang ekspresi horor sebelum menggelengkan kepala.

"Kalau gitu seenggaknya pamerin kemesrahanmu sama siswa cewek angkatan kita. Para penggemar Saga itu udah tau kamu pacaran Saga, teteeup aja masih aja nekat PDKT."

Ekspresiku bertambah horor, "Pokoknya nggak mau."

Soal cewek-cewek yang masih nekat PDKT sama Saga itu aku sudah tau. Karena aku pernah lihat sendiri ada cewek ngasih Saga coklat tepat di depan mukaku di kantin. Tapi aku bisa apa?

May mendengus, "Kamu kalau kesantaian ntar Saga di rebut cewek lain loh. Mau?"

"Maksudku, apa dengan nunjukin aku gandeng tangan Saga di depan semua orang terus semua cewek bakal berhenti naksir Saga?"

"Buktinya Lintang berhenti naksir Saga begitu ngeliat kalian berdua gandengan tangan di rumah sakit. Eh, Lintang sempet heboh sih selama seminggu. Telepon curhat patah hati melulu sampai aku bosen. Aku sampai pengin ganti nomor hp gara-gara di teror curhatan Lintang. Tapi ternyata setelah itu dia berhenti tuh. Si Lintang akhirnya sadar percuma ngarepin Saga sementara masih banyak cowok yang lain."

"Tapi nggak semua orang bisa kayak Lintang kan? Perasaan kan nggak bisa di atur. Mereka nggak bakal langsung berhenti suka sekalipun Saga udah punya pacar."

"Maka dari itu!" Seru May sambil menggertakan gigi gemas lalu menceritakan kejadian yang ia lihat sendiri beberapa hari yang lalu.

Ceritanya Saga dikunci di dalam kelas bersama Mia salah satu teman sekelas Saga. Kata May, Mia terkenal naksir Saga sejak zaman dahulu, makanya teman-teman Mia sengaja mengunci Mia dalam kelas bersama Saga. Kata May juga, sebelum kejadian itu Mia juga suka sengaja menabrak bahu Saga di lorong sebelum lari sambil cekikikan. Bukannya seneng, Saga malah tampak risih. Saga nggak lari terbirit-birit sih, hanya saja wajahnya langsung berubah jengkel setiap melihat Mia muncul diujung lorong.

Puncaknya, saat Saga dan Mia sama-sama dikunci dalam kelas. Mia malah seperti harimau mengejar mangsa. Awalnya Saga hanya dengan sopan mundur dua langkah setiap kali Mia berjalan mendekat kearahnya. Sayang, bukannya diam, tingkah Mia malah berubah mirip zombie. Saga kaget karena tau-tau Mia mengejarnya seperti kesurupan. Saking kagetnya, Saga sampai lompat keatas kursi. Anak-anak kelas 11-IPA-4 (kelas Saga dan May) dan siswa yang kebetulan lewat di lorong dan menonton dari balik jendela nyaris tertawa guling-guling dilantai melihat tingkah Mia. Untungnya teman-teman dekat Saga buru-buru menolong Saga dengan membuka paksa jendela kelas dan menyoraki Saga supaya segera keluar dari jendela.

"Separah itu?" Aku menelan ludah.

"Yap, separah itu." May mengangguk-angguk, "Kalau sekedar status pacaran, itu nggak akan menghentikan penggemar Saga. Jadi, kamu harus nunjukin ke para fans Saga yang rese' itu kalau Saga nggak akan bisa mereka rebut."

"Oh." Aku mengangguk-angguk kemudian berbisik, "Nunjukin mesrah-mesrahan itu ya? Ugh, nggak. Nggak. Mending nggak usah." Dan itu memang benar, nyebut kata mesrah-mesrahan saja aku malu apalagi mempraktekannya di muka umum.

Dunia Jo (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang