TITIK AKHIR [4] (END)

324 48 54
                                    

Pagi ini matahari menyapa pagi dengan cerah, angin sejuk membelai mesra permukaan kulitnya. Ten dengan senyum penuh mengayuh sepedanya dengan semangat, burung-burung yang terbang diatasnya seolah memberitahunya bahwa ini akan menjadi hari yang baik. Suara ombak yang bergemuruh terdengar bagai musik ditelinganya.

Ah, Jeju memang memiliki pagi paling baik.

Setelah memakirkan sepedanya, Ten merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan kunci. Ketika pintu dihadapannya telah terbuka, kakinya melangkah masuk. Menyimpan tas selempangnya di loker kemudian mengambil sapu dan mulai membersihkan ruangan tersebut, tak lupa dia rapikan mainan-mainan yang berserakan dilantai.

Sepertinya kemarin Doyoung tidak membersihkan tempat ini.

Tiga puluh menit berlalu dan pekerjaannya selesai. Karena waktu luangnya masih tersisa cukup banyak maka dia memutuskan untuk duduk bersandar pada dinding, tangannya mengambil ponsel kemudian mengetik beberapa kalimat sebelum mengirimkan pesan tersebut.

Matanya menyapu seluruh ruangan, helaan napas keluar dari bibirnya, tersenyum sebentar ketika tersadar sudah hampir lima tahun dirinya dan Doyoung mengurus Children Daycare ini. Sudah lima tahun ini juga dirinya meninggalkan Seoul dan segala hal yang bisa mengingatkannya pada sosok Taeyong. Meski sulit awalnya namun kini dia sudah bangkit kembali, meninggalkan segala kenangan dimasa lalunya. Hatinya masih sedikit sakit ketika masih bisa mengingat beberapa potongan memori menyakitkan itu.
Lamunannya terhenti ketika Doyoung datang kemudian diikuti anak-anak yang datang satu persatu. Ketika keduanya tengah mengabsen anak-anak yang hadir, suara ketukan pintu menghentikan kegiatan tersebut. Ten membiarkan Doyoung menyelesaikan sisanya dan membukakan pintu. Ternyata seorang wanita yang sudah cukup berumur berdiri disana, disampingnya berdiri anak laki-laki berdiri dengan wajah tertutup tudung hoodie.

"David, ayo ucapkan salam pada gurumu"

"Annyeonghaseo"

Suaranya terdengar pelan dan David membungkukan badannya sedikit.

"Annyeonghaseo, ayo kita masuk David. Ucapkan selamat tinggal pada nenekmu"

Anak laki-laki tersebut beringsut memeluk kaki sang nenek, menarik neneknya agar sedikit menunduk, membuka tudung hoodienya kemudian mengecup pipi yang terdapat sedikit keriput tersebut.

Ten yang melihatnya terdiam seketika, matanya menatap lekat wajah David, sedikit tak percaya dengan yang dilihatnya Ten menepuk pipinya agak keras, berusaha sadar dari apa yang dipikirkannya. Ten menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum pada sang nenek dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh tangan lain yang lebih kecil. Dengan langkah ringan keduanya mendekat ke arah Doyoung berada.

"Oh, Ten. Apa kita kedatangan teman baru? Siapa nama... WOW Ten, apa aku tidak salah lihat?"

Doyoung mengusap kedua matanya kemudian berfokus pada David kembali.

"Tidak Hyung, aku juga terkejut"

Setelah menyuruh David bergabung dengan yang lainnya, Ten berjalan kearah rak buku dan mengambil salah satu buku disana. Waktunya bercerita.

"Ten, dia benar-benar mirip dengan Taeyong"

Bisikan dari Doyoung mau tak mau membuat ingatannya tentang pria tersebut muncul kembali.
++++

Pagi selanjutnya dijalani Ten seperti biasa, mengagumi pagi milik Pulau Jeju, membersihkan kelas dan menyambut anak-anak yang mulai berdatangan.

"Ten saem!"

Sebuah teriakan membuat Ten menoleh, dilihatnya David tengah melambaikan tangan. Ten membalas lambaian tersebut. Pandangannya beralih pada wanita muda yang kini tengah menggenggam David. Dia mengkerutkan keningnya ketika melihat sosok tersebut, walaupun samar tapi Ten merasa familiar dengan wajah itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[2nd] Just TAEYONG x TENWhere stories live. Discover now