Lelaki dan Sekuntum Mawar

155 16 16
                                    

Dia pemuja keindahan sekuntum bunga
Meniti marka jalan lurus putih ke arah Barat
Di tangannya  mawar berduri
Telapaknya luka berdarah merah
Menetes sepanjang pengejarannya kepada senja.

Matahari enggan peduli pada lekaki itu
Ia berpaling muka sepanjang hari
Parasnya sungguh tak nampak
Biasanya ia hinggap di pucuk gunung itu
Kadang betengger di pucuk dahan cemara di tepi hutan raya
Hari itu ia berselimut halimun hingga ia lelap di ketiak malam.

Lelaki itu pun tak acuh
Ia tetap menggenggam mawar sampai hilang ditelan ujung jalan
Darah tetap menitik di sepanjang jejak kaki yang terus meronta itu
Lelaki itu terkubur senja dengan membawa bunga di tangannya.

Hikayat memikat penikmat surat
Ditulislah kisahnya pada selembar lontar
Tak pun menudar kisahnya
Hingga jaman bosan mengulas ulang kisahnya.

Belinyu, 31 Juli 2018

Embun Di Pucuk PadiWhere stories live. Discover now