Chapter 39 : Pertualangan Di Mulai

Comincia dall'inizio
                                    

Zea menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, gadis itu menolak perkataan ibunya dan bersikeras untuk tetap mencari batu jiwa tak bertuan itu sendiri. " Mom, aku yg akan mencari dan membawakannya untuk Zee, apa yg ku lakukan ini tak sebanding dengan apa yg di lakukannya dulu saat melindungiku. Jadi biarkan aku membalas sedikit perjuangan Zee yg selalu melindungiku, Zee bahkan tak segan-segan melukai dirinya sendiri hanya demi aku. "

Sean mendekati Ciel, pria itu kini bermaksud untuk membuat Ciel percaya bahwa ia bisa melindungi putrinya. " Tenanglah, aku pasti akan menjaga dan membawanya kembali dengan selamat, jadi kau percayalah padaku. " kata Sean.

Ciel mendongak, menatap Sean dengan tatapan sendu. Memang seorang ibu akan bersedih jika putrinya melibatkan diri dengan maut. Sean tentu tahu apa yg di pikirkan Ciel terhadap putrinya. Bahkan sorot matanya kini penuh dengan kekhawatiran namun tak ada yg bisa di lakukannya selain berharap agar putrinya selamat.

Zea mengerti akan sorot mata ibunya. Gadis itu dengan cepat memeluk erat tubuh ibunya. Zea tak tega melihat ibunya seperti ini namun ia akan tetap mencari batu jiwa tak bertuan itu. " Mom, percayalah bahwa aku akan baik-baik saja. " Ciel menangis dalam pelukan putrinya, ia benar-benar tak ingin putrinya terluka namun ia tak mampu mencegah putrinya untuk tetap tinggal. " Ku mohon jangan menangis mom, aku pasti akan kembali dengan selamat. "

Zeldric mendekati putri dan istri tercintanya. Pria itu memeluk mereka bedua dengan sangat erat sembari berkata. " Daddy percaya bahwa kau pasti akan baik-baik saja. " Zeldric menarik tubuh Ciel hingga membuat pelukan antara Zea dan Ciel terlepas begitu saja. " Pergilah nak dan berhati-hatilah di jalan, daddy percaya kau pasti akan kembali dengan selamat. "

Zea mengangguk mengerti, sedangkan Ciel telah menangis histeris saat tahu putrinua akan pergi meninggalkan kerajaan. Zea tersenyum sendu menatap ibunya beserta yg lain, hatinya memang tak tega melihat tatapan mereka namun ia akan tetap pergi untuk mencari batu jiwa tak bertuan itu dan membawanya pulang hanya demi mengembalikan Zee seperti sedia kala.

Victor menghampiri Zea sembari menyodorkan sepucuk kertas yg berisikan tentang teka-teki untuk menemukan batu jiwa itu. Zea yg telah menebak apa isi kertas itu langsung saja menerimanya tanpa ragu sedikitpu. Zea mengernyit bingung saat setelah membaca isi kertasnya yg tak bisa ia mengerti sama sekali. Teka-teki yg terdapat di kertas tersebut pasti sangatlah sulit untuk memecahkannya. Zea menatap ke arah Victor dan Javier secara bergantian, berharap agar kedua pamannya itu menjelaskan isi kertas yg ia bawa namun nihil.

" Bukankah kemarin kau telah mendengar pembicaraan kami mengenai batu jiwa tak bertuan dan juga isi buku yg terdapat cara untuk menemukannya? " Javier menatap lekat manik mata Zea yg terlihat serius membaca isi kertas tersebut. Zea menatap pamannya sembari menganggukkan kepala, mengakui bahwa kemarin dirinya telah menguping. " Kau tentu tahu bahwa kami tak mengerti dengan isi kertas tersebut, jadi kau harus mencari tahu sendiri! " perkataan Javier mampu membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya jengkel.

" Sudahlah aku bisa mencari tahu sendiri tanpa meminta bantuan dari kalian! " dengus Zea kesal, lalu gadis itu segera meleggang pergi sembari menarik lengan Sean. " Ingatlah bahwa aku pasti akan memecahkan teka-tekinya!! " perkataan Zea membuat mereka semua mengulas senyum simpul, merema memang percaya bahwa gadis itu pasti bisa memecahkan isi teka-teki yg ada dalam kertas tersebut.

Mereka tak menyadari bahwa ada seseorang yg sedari tadi menatap Zea dengan tatapan sendu. Tanpa mereka sadari pria itu mengikuti Zea dan Sean yg kini telah pergi untuk memulai perjalanannya ke lembah kematian. Pria itu adalah Zee yg berjalan tak kesat mata di samping mereka. Sorot matanya seolah berharap bahwa adiknya akan kembali dan mengurungkan niatnya agar tak mencarikan batu jiwa tak bertuan itu hanya demi dirinya namun Zee tentu saja tak mampu mencegahnya karena pria itu kini hanyalah jiwa tanpa raga.

Vampire Wars [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora