#8 | Kecewa

1.8K 350 118
                                    

Honda Civic Type-R putih melaju cepat di jalan Margonda yang tidak terlalu padat.

Si pengemudi terus menyalip mobil-mobil lain didepannya dengan lincah, sementara si penumpang terlihat gusar.

"Jin, pelan-pelan kek," ujar Nakyung. "Komplek kita ga bakal ada yang gotong juga kali."

Pasalnya walaupun mobil Hyunjin adalah mobil sport, ia tidak pernah kebut-kebutan di jalan jika sedang bersama Nakyung.

Tak menghiraukan gadis itu, Hyunjin terus melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas normal.

Nakyung mencengkram seat belt nya, kuat. Mungkin mood Hyunjin sedang buruk, Nakyung ingin memakluminya tapi ia benar-benar ketakutan.

"Eh, eh, kok lurus?" Nakyung menoleh ke belakang, meratapi perempatan ke komplek rumahnya yang terlewati.

Mata elang pemuda itu enggan beralih dari jalanan, rahangnya mengeras sedari tadi.

"Sebenernya ada apa sih, Jin? Kalau ada masalah cerita sama gua, jangan kayak gini, gua takut!" omel Nakyung, akhirnya.

Di pertigaan jalan Hyunjin membelokan mobilnya ke kanan, Nakyung tidak tahu Hyunjin akan membawanya kemana.

Limapuluh meter dari pertigaan, Hyunjin menepikan mobilnya di jalanan yang cukup sepi.

Hyunjin menoleh, menatap iris hitam Nakyung tajam. "Siniin hape lu!"

Dahi Nakyung mengkerut. "Lu mau transfer pulsa?"

"Mana hape lu Lee Nakyung?!" Hyunjin meninggikan suaranya.

"Gausah ngegas kali."

"Lu kontekan kan sama si Felix?"

"H—hah?"

Bugh

Hyunjin memukul setir mobilnya, keras.

Nakyung terlonjak kaget.

Walaupun Hyunjin nakal, tapi bukan tipe laki-laki yang mudah marah dan tak pernah berkelahi. Terutama, ia tak pernah kasar pada perempuan.

"Apa sih yang ada di otak lu itu, Na? Lu kan tau si Felix itu rival gua, rival Tiger 9, kenapa lu malah deket-deket sama dia, hah?!"

Nakyung menggigit bibir bawahnya, menahan tangis. Belum kering rasa sakitnya semalam, sekarang Hyunjin membentaknya, menambah sakitnya, lebih parah.

"Kenapa lu ga cerita sama gua?!"

"Gua udah mau cerita!" balas Nakyung, tak kalah tinggi. "Tapi lu ga dengerin gua—hik—dan lu malah ninggalin gua dipinggir jalan!"

Air mata Nakyung mengalir deras, Hyunjin mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya kasar.

"Pokoknya jauhin Felix."

"Gua ga mau kalau alasan lu sepele kayak gitu, lu aja yang ga profesional, jangan samain gua sama lu."

"Astaga Nakyung!" murka Hyunjin. "Lu tuh ngerti ga sih, dia tuh cuma mau balas dendam sama gua dengan mainin lu!"

"Cukup, Hyunjin, cukup!" Nakyung menutup kedua telinganya.

Sekon berikutnya ia melepaskan seat belt nya, beranjak keluar kemudian menutup pintu mobil dengan keras.

BUGH

Hyunjin mengacak surai hitamnya, frustasi. Menenggelamkan wajah kusutnya diatas setir mobil seraya mengatupkan monolidnya, Hyunjin berusaha mereda amarah.

Hatinya berkata untuk menyusul gadis itu, tapi logikanya tak sejalan.



✔ Tiger 9 | Hyunjin X NakyungWhere stories live. Discover now