(11). kalau kau mau mati?. mati saja!

2.4K 86 10
                                    

ALEX PROV:

Aku mendengar suara mereka yang terus memaksa ku untuk terbangun, ku dengar momy  terus menangis setiap kali dia membuka suara,. Aku tidak bisa bangun, aku tidak bisa aku tidak sanggup mendengar bagaimana dia begitu membenciku sekarang..

Bahkan bayangan dia mengiris tangannya sendiri bagaikan terus berputar di otakku. Darahnya wajah pucatnya. Aku sudah membunuhnya. Karena itu aku membunuh diriku sendiri.

"Lexsa sudah sadar sayang, jangan hukum dirimu sendiri lagi"

Aku bisa mendengar ucapan momy  dengan jelas, jadi lexsa sudah sadar. Dia sudah sadar, itu artinya dia baik-baik saja bukan. Aku ingin melihatnya aku ingin memeluknya dan berkata betapa aku sangat mencintainya.

Tapi lagi lagi rasa takut itu kembali menghantuiku. Bagaimana kalau dia berbuat nekat lagi saat tahu aku masih berada di sisinya, bagaiimaana kalau dia tidak ingin melihatku lagi. Aku suami yang payah bukan. Bahkan aku sendiri yang sudah membuat istriku dalam bahaya, bukan musuhkku tapi aku

Alex Prov END

Alex membuka mata nya pelan, sebenarnya dari tadi siang dia sudah sadar, tapi dia belum siap untuk bangun, dan melihat wajah semua orang yang sudah menunggunya bangun, atau bahkan mereka akan mencoba menjauhkan nya dari lexsa setelah tahu dia sudah sadar.

Alex mencoba bangun, saat perasaan takut akan ditinggalkan itu datang, rasanya dia tidak sanggup untuk tetap tidur, dia harus bangun dia harus melihat sendiri apa istrinya masih ada di kamarnya. Alex mencopot selang infusnya kasar. Sampai darahnya mengucur keluar dari bekas tusukan jarum itu bahkan ada beberapa tetes darahnya yang mengenai lantai, dia tidak peduli, walaupun rasanya dia belum sanggup berjalan. Sesekali dia mencoba melirik jam yang tergantung indah di dinding kamarnya.

"tengah malam" Alex tersenyum semangat, itu artinya mereka semua sudah tidur, dia yakin itu yang terjaga pastinya hanya dokter yang bertugas jaga malam dan beberapa perawat saja. Di ujung ruangan dia bisa melihat Jacky tertidur di atas sofa, dia tahu satu gerakan kecil saja Jack akan terbangun, dengan pelan Alex membuka pintu kamarnya, dan mulai melangkah keluar dengan hati-hati.

Berterimakasihlah pada orang tuanya yang menempatkan kamar rawat mereka bersebelahan, sehingga dia dengan mudah bisa mengunjungi Lexsa. Sayangnya Alex tidak tahu kalau orang kepercayaannya itu sadar saat Alex keluar dari kamar rawatnya

'dasar pembohong ulung, dia pura-pura tertidur dari tadi, dan memuat semua orang khawatir setengah mati" ucap Jack kesal dan mulai merenggangkan badannya yang terasa pegal karena tidur di atas sofa. .

"hah, semoga dia tidak piinsan di kamar Lexsa" Seolah sudah tahu kemana Alex akan pergi, jack langsung keluar kamar dan ikut masuk kedalam kamar lexsa. Dia bisa melihat di sana Alex sedang berdiri kaku melihat Lexsa yang sepertinya tertidur sangat pulas

"sayang maaf" ucap ALEx pelan, dan kemuadian mendudukkan dirinya di atas ranjang lexsa yang muat untuk dua orang itu

'apa begitu mengerikan menjadi istriku" ucap Alex lagi. Tanpa Alex sadari sejak pintu itu terbuka, Lexsa sudah terbangun dari tidurnya.

"aku tahu aku salah, aku tahu kamu marah, aku tahu aku egois.. tapi aku tidak ingin kehilanganmu" ucap Alex pelan, tapi cukup untuk di dengar Lexsa dengan ruangan yang begitu sunyi begini.

" maaf, maaf. Aku tidak bertanya dulu, karena kamu pasti tidak akan setuju, aku tahu kamu ingin tamat kuliah dulu, aku tahu. Tapi apa salahnya kalau kita menikah sekarang, aku hanya ingin semua orang tau kalau kamu hanya milikku, hanya itu, lagi pula kita tetap akan kuliah seperti biasa" Lexsa menggepalkan tangannya kesal, lelaki ini berusaha membujuknya atau membuat nya tambah kesal, bahkan sekarang lexsa ingin memaki lelaki ini sekarang juga.

Mine! ( END)Where stories live. Discover now