(( 25 ))

9.6K 1.2K 11
                                    

"kak, Jenonya di kamar mana?" Tanya Chaca setelah dipersilahkan masuk oleh Jungwoo yang kebetulan sedang berada di basecamp bersama pacarnya.

"dia ngurung diri di kamarnya. Coba lo samperin" kata Jungwoo nunjuk kamar Jeno.

Chaca mengangguk "gapapa nih kak masuk?" Tanya Chaca takut akan tidak dipersilahkannya dirinya.

Mendengar itu Jungwoo ketawa "gapapa, sans aja kali. Somi aja keluar masuk sans kok" kata Jungwoo tersenyum.

Chaca mengangguk kemudian naik kelantai atas.

Di lantai atas sangat berisik, apalagi berasal dari satu kamar yang isinya anak anak lagi santai santainya. Chaca melewati kamar itu dan dia mendapati Taeyong Yuta Johnny bersama teman teman kuliah mereka yang lain sibuk merayakan sesuatu sambil bernyanyi nyanyi dan lain lain.

Chaca berhenti di depan pintu sebuah kamar. Di lantai depan pintu kamar itu, terletak sebuah nampan dengan segelas air dan sebungkus makanan dan di atas tempat makanan itu terdapat sebuah sticky note yang di peruntukkan oleh Jeno.

Jen, tadi lo dicariin Chaca.

-00line.

Chaca mengumpulkan semua tenaganya untuk mengetuk pintu kamar itu. "jen, keluar dulu yuk. Ini gua chaca" kata Chaca sambil mengetuk pintu kamar itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Jeno yang acak acakan. Jeno mempersilahkan Chaca masuk. Kemudian kembali mengunci kamar itu.

Chaca memperhatikan punggung Jeno yang kembali ke kursinya setelag mengunci pintu kamar itu kembali. Jeno sangat acak acakan, meja dikamar itu sudah dipenuhi dengan puntung rokok. Chaca menatap Jeno yang kini sedang duduk sambil mengisap rokoknya.

Chaca meraih berjalan menuju jeno, Kemudian langsung menarik paksa rokok Jeno dan menginjaknya hingga padam. Jeno tidak melawan, dia malah kembali mengeluarkan korek api dan sebatang rokok. Chaca yang sudah tidak tahan berjongkok depan Jeno dan mengambil sebungkus rokok yang dipegang Jeno.

"stop! Berhenti ok? Lo ga bisa kayak gini, jen. Ok?"

"siapa lo?"

"jen, lo mau bunuh diri dengan ngerokok sebanyak ini tiap harinya??" kata Chaca membuang rokok itu dari balkon.

Jeno hanya diam, tanpa respon.

"cukup no, lo harus tau-"

"lo harus tahu, gua capek." Sambung Jeno.

Chaca yang ucapannya terpotong terdiam tak bisa mengatakan apapun. Dia sama sekali tak tahu harus bilang apa. "no, tapi lo gak bisa kayak gini. Lo hancur banget no, gua gak bisa lihat lo kayak gini. Apalagi mama lo yang lagi nungguin lo di rumah" jelas Chaca to the point sambil memegang kedua bahu Jeno.

"tapi lo yang bikin gua gini cha. Gua gak bisa" kata Jeno dengan suara yang seadanya.

Tanpa berpikir panjang, Chaca langsung memeluk Jeno. Tanpa memedulikan betapa menyengatnya bau rokok Jeno yang tercampur dengan harum parfum dirinya.

"udahan ya gini nya no. Mama lo khawatir sama lo. Apalagi kak Sungkyung" kata Chaca mengusap punggung Jeno.

"lo gak khawatir?" Tanya Jeno.

"Jeno, bukan kayak gitu. Gua khawatir. Gua bahkan gak tahu harus ngelakuin apa biar lo bisa balik ke rumah" jelas Chaca.

"jangan lari dari gua" kata Jeno kemudian membenamkan kepalanya ke pundak Chaca yang masih memeluknya.

"cha, gua beneran suka sama elo. Lo berhasil buat sisi yang disukai mama muncul lagi di diri gua" kata Jeno.

Chaca merasakan Jeno menangis karena bahunya kini basah dengan air yang hangat.

"no, tapi gua ga bisa" kata Chaca memberikan jawabannya.

"lo bisa cha, kita bisa. Lo cuman gak percaya sama diri lo. Bahkan lo menolak untuk percaya sama gua" ujar Jeno.

"cha, gua mohon." Ujar Jeno semakin mempererat pelukannya pada Chaca.

C o f f e e ; JENOWhere stories live. Discover now