Accidently

13.2K 1.4K 214
                                    






***

BRAK!!

Mobil itu berputar beberapa kali di tengah jalan sebelum akhirnya menabrak sebuah pohon besar.

***

"Bagaimana keadaannya, Dok?"

Pria bertubuh kecil dengan kulit seputih salju itu menghambur tak lama setelah Dokter keluar dari ruangan.

"Tenang tuan Yoongi," Dokter mengulas senyum. "Mari ikut saya ke ruangan, akan saya jelaskan disana."

Sang empunya nama mengangguk, kaki kecilnya mengekor di belakang punggung tegap sang Dokter paruh baya di depannya.

.

.

"Silahkan duduk."

Yoongi duduk berhadapan dengan sang Dokter dengan meja sebagai penghalang. Dokter berumur 50 tahunan itu tak henti mengulas senyum hingga kerutan di sekitar matanya nampak terlihat.

"Keadaan pasien sudah berangsur pulih–"

"Lalu mengapa dia belum sadar juga Dok?" potong Yoongi cepat.

"Itu wajar tuan, pasien mengalami kecelakaan yang cukup parah. Beruntung beliau masih dapat bertahan," jeda sejenak saat si Dokter mula melepas kaca mata yang ia pakai. "Tapi ngomong-ngomong apa pasien tersebut saudara anda ?"

Yoongi menggeleng. "Kami menemukannya dalam perjalanan pulang dari Seoul, Dok."

Dokter mengangguk mengerti sebelum kembali bersuara. "Lalu apa kalian sudah menghubungi keluarganya?"

Lagi, Yoongi menggeleng. "Kami tak sempat mengambil apapun, karna sesaat setelah menyelamatkannya mobilnya terbakar." jelas Yoongi.

"Begitu ya, baiklah saya mengerti sekarang."

"Lalu kapan dia akan sadar, Dok?" tanya Yoongi lagi.

Dokter menghela nafas pelan. "Kita belum bisa memastikannya tuan. untuk sekarang kita hanya bisa berdoa untuknya."

Yoongi mengangguk seraya tersenyum lirih pada sang Dokter. "Tapi kandungannya baik-baik saja 'kan, Dok?"

"Sangat baik, janinnya mampu bertahan meski tubuh Ibunya sangat lemah." jawab si Dokter menjelaskan.

"Terima kasih, Dok, kalau begitu saya permisi."

Pria mungil itu menunduk sekilas sebelum berbalik dan menghilang di balik pintu. Kakinya berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit, setidaknya dia bisa bernafas lega karna keadaan keduanya baik-baik saja meski belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

Ceklek!

"Taeng-ie kau datang?"

Yang ditanya mengangguk seraya memberi aba-aba untuk mendekat.

"Kau dari mana, sayang?"

Bukannya menjawab, Yoongi malah membenamkan wajahnya di dada bidang sang Suami. Menghirup aroma maskulin di tubuh tegap yang sudah menjadi candu untuknya.

"Ada apa?"

Tangan besar itu di bawa untuk mengusap punggung yang lebih kecil.

Yoongi menggeleng. "Aku dari ruangan Dokter." katanya. Kepalanya mendongak untuk menatap manik kelam suami tampannya.

"Lalu apa yang dikatakan Dokter?" Tanyanya seraya mengusap lembut punggung Yoongi naik-turun.

"Kondisinya sudah mulai pulih," tatapannya berpaling pada seorang yang terbaring tak berdaya diatas ranjang dengan selang infus ditangan kecilnya. Kepala itu masih terbalut kain kasa dengan bercak darah dan luka lain di sekitar tubuhnya.

Destiny [END]Where stories live. Discover now