“apakah kamu tidak menyukaiku yang seperti ini?” agak merajuk aku bertanya.

“bukan aku tidak menyukainya sayang, tapi kamu perempuan kalau kamu memakai baju-baju feminim aku yakin kecantikan kamu akan bertambah berkali-kali lipat, ya walaupun sekarang juga kamu udah cantik banget sih, tapi itu terserah sama kamu, karena kamu tau mau bagaimana pun kamu, aku tetap menyukainya.”

“benarkah? Apa aku harus mengubah diriku seperti yang kamu mau? Tapi memang aku seperti ini, aku tidak merasa cocok untuk berpenampilan layaknya wanita-wanita anggun di luar sana.”

“baiklah kalau kamu tidak merasa nyaman jangan di lakukan aku tidak memaksa, aku tetap mencintai kamu. Aku menerima kamu apa adanya”

“kalau kamu menerimaku apa adanya kenapa tadi kamu bilang seperti itu? Ah sudahlah aku tidak mau bertengkar hari ini.”

“aku hanya memberi saran sayang bukan berarti aku tidak menyukai kamu yang seperti ini, baiklah tidak usah di bahas lagi, sekarang kamu pilih yang kamu sukai, dan snagat dirimu.”

Setelah itu antara aku dan xander tidak ada yang membahas masalah itu lagi, karena mungkin kami ingin menikmati momen ini.

Aku memilih beberapa kaos, sweater, celana jeans dan sepatu, setelah itu aku akan membayarnya ke kasir, tapi dia melarangku, katanya biar aku saja, ini sebagai hadiah karena aku sudah mau jalan bersamanya hari ini. Aku menolak beberapa kali karena barang-barang itu aku yang akan pakai tapi dia terus memaksa dan sepertinya dia akan marah jika aku terus menolak karena ku tidak ingin merusak suasana hari ini aku mengiyakan dengan syarat ini terakhir kalinya dia membayar apa yang aku pakai. Aku tidak terlalu suka dia memberikan aku segalanya aku takut jika nanti dia tidak ada aku jadi tidak mandiri. Iya aku takut suatu saat nanti dia menghilang dari hidupku. Siapa yang tahu.

Akhirnya 5 menit lagi film kita akan diputar, jadi kita memutuskan untuk naik ke lantai bioskop. Dia membeli beberapa cemilan dan minuman untuk kita nanti. Dan masuklah kita ke dalam teater.

Kita duduk di kursi paling atas, setelah beberapa iklan ditampilkan akhirnya film pun dimulai, tidak ada yang memulai pembicaraan antara kita berdua karena terlalu menikmati filmnya. Karena genre film kita ternyata sama dan yaa kita sangat menikmatinya.

Setelah 2 jam berlalu film pun selesai kita keluar dari ruangan.

“menurutmu bagaimana filmnya nana?”

“aku sangat menikmatinya alurnya sangat luar biasa, aku ingin menontonnya lagi.”

“yaa menurutku juga filmnya luar biasa, nanti lain kali kita bisa menontonnya lagi sayang jika kamu mau.”

“iya berjanjilah kamu akan mengajakku menonton ini lagi.”

“ya aku berjanji. Apakah kamu sudah lapar lagi? Mau makan lagi atau kemana?”

“aku masih kenyang, lebih baik kita pulang sekarang, ini udah hampir tengah malam xander, nanti apa kata tetangga kalau aku pulang dengan kamu selarut ini.”

“ya sudah kalau begitu kita langsung pulang yah, tidak usah memikirkan apa kata orang lain. Yang penting kenyataannya kita tidak melakukan hal-hal negatifkan?”

“iyasih tapi kan tetap saja, aku tidak bisa untuk tidak memikirkannya. Ah sudahlah ayo kita pulang.”

“iya sayangku ayo.”

Kita pun berjalan menuju mobil, dan pulang.

*setelah dirumah.

“sayang, besok kamu ada rencana?”

“yaa aku akan ke kampus untuk mengurus beberapa hal organisasi. Kenapa memangnya?”

“tidak, aku kira besok kamu kosong aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

“kemana?”

“kejutan, liat saja nanti, aku yakin kamu akan suka. Jadi kapan jadwalmu kosong?”

“aku jadi penasaran, mungkin 2hari ke depan aku akan kosong, tapi lihat nanti ya nanti aku kabarin kamu.”

“baiklah aku menunggu kabarmu tuan putri, aku harap dalam waktu dekat ini.”

“iyaa, yasudah aku masuk dulu ya, kamu langsung pulang aja nanti aku salamin ke mama papa, ini udah malem hati-hati pulangnya, jangan ngebut-ngebut! I love you, see u next time xander.”

“baiklah kalau kamu melarangku masuk dulu, bilangin mama papa maaf memulangkanmu terlalu malam. Iya sayang bawel aku akan berhati-hati, i love u too, semoga jadwalmu kosong 2 hari ke depan seperti yang kamu bilang. See u.”

Dan sesaat sebelum aku mau keluar handphone xander berbunyi, tapi dia tidak mengangkatnya.

“siapa yang menelpon selarut ini? Kenapa tidak kamu angkat?”

“emmm itu tidak penting, aku tidak perlu mengangkatnya.” Dengan wajah gelisah dia menjawab. Dan aku rasa ada yang dia sembunyikan.

“bener gak penting? Tapi itu berdering terus angkat aja siapa tau emang penting xander.”

“tidak ini tidak penting, sudahlah sekarang kamu masuk tidur yang nyenyak ya.”

Tapi wajahnya semakin menunjukkan raut gelisah, tapi sepertinya dia tidak ingin aku tau tentang penelpon ini, maka dari itu aku memilih untuk masuk dan mencoba mengabaikan masalah ini, walaupun sebenarnya aku masih penasaran.

“baiklah aku akan masuk sekarang, kabarin aku kalau kamu udah sampai, bye.”

“iya sayang.”

Dan setelah aku keluar dia langsung melajukan mobilnya dengan sangat cepat.

Sebenarnya ada apa? Kenapa dia terlihat gelisah, ketakutan dan buru-buru? Apa ada yang dia sembunyikan?

Hai aku berubah pikiran, setelah au pikir-pikir aku update hari ini saja deh, itung-itung bonus dan permintaan maaf karena sudah menggantug cerita ini agak lama, semoga enjoy dengan ceritanya. Maaf kalo masih ada typo dan alurnya agak absurd tapi aku mencoba semampu aku. Agak panjang kan sekarang? Hehe jangan lupa vote yaa. Selamat membaca😉😁😊😊

#AN

KesakitankuWhere stories live. Discover now