06

968 122 8
                                    

“Kamu kenapa sih?,” tanya Iqbaal, melirik sekilas Mikaela yang duduk di samping kemudinya, sejak datang tadi gadis itu terus mendiamkan Iqbaal, “Kamu jauh-jauh dari Jakarta ke Bandung cuma buat diemin aku kayak gini?”

“Ck,” Mikaela berdecak kesal. Melipat tangan di depan dada dan mengalihkan pandangan pada jalanan Bandung yang sudah tidak terlalu padat, tidak seperti tadi sore

“Kamu laper kan? Kita cari makan yuk,” ajak Iqbaal

“Gak”

“Kamu pengen belanja? Kita ke mall ya”

Mikaela sedikit menggeram, “Gak”

“Kamu mau jalan-jalan? Iya ini kan kita lagi jalan”

Mikaela mengambil napas dalam-dalam, berusaha menahan diri agar tidak menjambak dan mengacak-acak rambut Iqbaal saat ini juga, “Kamu tuh ngga ngerti banget sih?”

Iqbaal menghentikan mobil, memukul stir mobil dengan kesal. Di depan sana lampu lalu lintas sedang menyala merah, “Kenapa selalu aku sih yang dibilang ngga bisa ngertiin kamu? Kenapa ngga dibalik jadi kamu yang ngga bisa ngertiin aku?,” tanya Iqbaal dengan nada yang sedikit kesal

“Kok jadi kamu yang marah-marah sih?”

“Ya kenapa coba kamu tiba-tiba ke Bandung nemuin aku, trus pas udah ketemu aku, kamu malah diemin aku?,” cerca Iqbaal, ia masih tidak habis pikir dengan kekasihnya itu, “Gimana aku bisa ngertiin kamu kalo kayak gini?”

“Aku mau pulang,” ucap Mikaela tiba-tiba membuat Iqbaal dua kali lebih tak habis pikir

“Maksudnya?”

“Aku mau pulang ke Jakarta,” mata Mikaela menyorotkan kemarahan yang amat sangat pada Iqbaal

“Ini udah malem, Kaela. Lagian kamu nyetir sendiri bahaya”

“Pokoknya aku mau pulang sekarang,” ujar Mikaela disertai penekanan disetiap kelimatnya, “Dan sekarang juga kamu turun dari mobil aku, aku mau pulang”

Iqbaal geleng-geleng kepala tak mengindahkan perkataan kekasihnya itu. Dilihatnya lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau. Dengan segera Iqbaal menginjak gas, tak memperdulikan Mikaela yang memukul-mukul lengannya, meminta agar Iqbaal turun dari mobil dan dia bisa kembali ke Jakarta

What the hell!! Apa maksudnya? Mikaela yang tiba-tiba mendatanginya di Bandung, beberapa menit gadis itu mendiamkannya dan sekarang dia minta kembali ke Jakarta. Kalau memang hanya seperti itu lalu kenapa tadi gadis itu datang?

“Aku mau pulaaangg!,” Mikaela berontak, memukul-mukul lengan atas Iqbaal

“Pulang kerumahku. Malam ini kamu tidur dirumah, kamu boleh pulang besok pagi,” ujar Iqbaal tanpa memandang pada Mikaela. Dengan sedikit perasaan kesal, pria itu tetap fokus pada jalanan di depannya

***

Iqbaal melempar sembarangan jaket di kursi ruang tamunya. Setelah itu dicarinya saklar lampu dipojok ruangan. Rumahnya ini selalu gelap sebelum pemiliknya pulang

“Ayo lah Kaelaa,” dilihatnya Mikaela masih dengan muka betenya bersandar di samping mobil, tak mengindahkan ajakan Iqbaal untuk masuk

“Kalo mau pulang besok pagi aja, jangan malam malam begini bahaya,” Iqbaal melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan hampir jam sepuluh malam, ia tidak akan membiarkan kekasihnya untuk kembali ke Jakarta di malam-malam begini

Ini bukan pertama kalinya Mikaela ke rumah Iqbaal. Oh, mungkin ini kunjungan yang kedua. Dulu sebelum mereka resmi jadian Iqbaal pernah membawa Mikaela kerumah ini. Juga karena Mikaela yang tidak diperbolehkan Iqbaal untuk kembali ke Jakarta karena hari yang sudah terlalu larut. Dan gara-gara itu juga Iqbaal langsung diputuskan oleh kekasihnya yang terdahulu karena dianggap telah berselingkuh

SHADOW [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang