💊 empat

2.7K 413 9
                                    

setelah evaluasi selesai. hyunjin dan temannya yang lain pergi menuju kelas masing-masing. hyunjin terduduk lemas di kelasnya, ia membuka sepatu kemudian jaket yang melekat ditubuhnya menyisakan kaos polos yang membalut tubuh berkeringatnya. akhirnya ia mampu menyelesaikan tugas sebagai pemimpin upacara tahun ini.

untung saja suara hyunjin tidak terbabat habis.

hyunjin pikir saat evaluasi dia akan dimarahi habis-habisan oleh seniornya karena suara hyunjin sempat sumbang di pertengahan acara. namun, nyatanya mereka hanya memberi selamat kepada hyunjin serta petugas yang lain. walau tetap saja ada senior yang masih bersikap sinis terhadapnya.

"jin, makan-makan yuk abis ini." ajak jinyoung yang lagi berleha-leha di lantai sambil mengipas-kipas wajahnya yang penuh keringat dengan buku tulis.

hyunjin sebenarnya mau saja mengiyakan ajakan jinyoung, akan tetapi untuk berdiri saja hyunjin sangat lemas dan ia tidak memiliki nafsu makan untuk sekarang.

"mau sih jin, tapi gue kayanya gabisa deh mau langsung pulang aja. badan gue pegel-pegel banget, mau mati gue rasanya," tolak hyunjin.


"mau mati gara-gara kangen seungmin?" ejek haechan yang entah dari kapan sudah berada di sebelah hyunjin. haechan menatap hyunjin, terbesit rasa khawatir kepada sahabat karibnya tersebut.

dilihatnya bulir keringat hyunjin yang terus mengalir di dahinya, padahal pendingin di ruangan kelas mereka cukup dingin.

hyunjin tidak punya cukup kuat tenaga untuk membalas pertanyaan —ejekan haechan sehingga ia lebih memilih untuk memejamkan matanya sebentar. ia sangat lelah.

"seungmin lagi ngapain ya?" tanya hyunjin pada dirinya sendiri yang mulai memasuki alam mimpi.

×××

"sebentar, kok ini tiba-tiba gue ada di kamar?!"

hyunjin sedikit terkejut sudah mendapati tubuhnya yang terbaring di atas kasur kamarnya sendiri. seingatnya, ia masih tidur di kelasnya tadi.

kemudian ada haechan yang langsung menyelonong masuk ke kamar hyunjin, diikuti jinyoung, jeno, dan hyunjoon. keempat pemuda itu mengelilingi hyunjin masing-masing di tiap sisi kasur tersebut.

melihat hyunjin yang berusaha untuk duduk, haechan sigap membantu hyunjin untuk membenarkan posisinya.

"lo pingsan jin, gue kira lo mati sumpah, bener-bener kaku badan lo tadi."

hyunjoon menjelaskan bahwa saat ia ingin pulang, ia teringat bahwa hyunjin minta dibangunkan juga. namun, hyunjoon berpikir kalau ada yang tidak beres dengan hyunjin.

benar saja ternyata anak itu pingsan saat tertidur di kelas.

"oooh, abis gue capek banget gatau kenapa... by the way makasih ya ini lo lo pada udah mau bawa gue, kirain gue bakal ditinggalin sendirian di sekolah," ujar hyunjin sambil terkekeh. keempat temannya hanya memutar bola matanya, malas menanggapi ocehan hyunjin.

"nanti gue diamuk seungmin kali kalo ninggalin lo," jawab hyunjoon.

seungmin? 

"tadi seungmin ikut bantuin kita sih, ternyata dia masih ada di sekolah toh," ujar jeno yang sekarang malah ikut membaringkan badannya di kasur hyunjin.

"tapi dia langsung balik pas naro lo disini, kasian dah mukanya sedih banget." tambah jeno.

"masih marahan emang lo berdua?" tanya haechan.

haechan tentu tahu apa permasalahan yang sedang dialami dua temannya tersebut. ia hanya cemas karena sampai hari ini mereka ternyata belum berbaikan. menurut haechan, kali ini adalah rekor terlama hyunjin dan seungmin mendiamkan satu sama  lain.

biasanya kalau mereka sedang ada masalah, hanya seungmin yang setia menjuteki hyunjin, membuat hyunjin semakin semangat untuk mengisengi seungmin dimanapun dan kapanpun. yang pada akhirnya mereka berdua akan ditemukan tertawa terbahak bersama di lorong sekolah.

"yang marah dia doang, chan. gue mah nggak." jawab hyunjin lesu.

"biasanya juga lo menelin seungmin kemana-mana pas dia marah, kok sekarang tumben lo berduanya diem-dieman?" tanya hyunjoon yang juga penasaran.

bukan keinginan hyunjin untuk ikut-ikut mendiamkan seungmin, jadwal latihannya lah yang menjadi penghalang hyunjin untuk bertemu dengan seungmin.

terakhir kali mereka masih mengobrol dengan intens itu juga hampir sebulanan yang lalu. sebelum akhirnya seungmin benar-benar marah dengan hyunjin. bukan marah seperti biasanya yang hanya berlangsung sehari atau dua hari.

hyunjin sempat menyesal memang setelahnya, tetapi menjadi pemimpin upacara kan juga keinginannya sejak masuk sma. walau seungmin selalu melarangnya karena alasan kesehatannya hyunjin.

namun, satu hal yang hyunjin tahu.

bahwa seungmin sebenarnya masih mengkhawatirkan dirinya walau dalam diam.

"nanti kalo gue udah agak sehat, gue bakal coba ngomong sama seungmin."

hyunjin menghela nafasnya, "gue gak bisa lama-lama kaya gini sama seungmin. gue kangen."




to be continued.

sakit ✔Where stories live. Discover now