💊 tiga

3K 433 29
                                    

kelas sebelas ipa empat alias kelas dimana seungmin berada, suasananya mulai tidak seberisik tadi. hampir semua teman-temannya sudah pulang, tersisa seungmin dan tiga teman sekelasnya yang masih asyik mengobrol.

"min? gabung napa sini! sendirian aja lo kaya nyamuk?" ajak felix asal. membuat temannya yang lain terbahak.

"palalu kaya nyamuk." umpat seungmin malas, ia lebih senang duduk dekat jendela yang langsung menghadap ke arah lapangan. ada hyunjin yang sepertinya sedang mengadakan evaluasi bersama para kakak kelas disana.

"yaelah kaya gatau aja lu. emang masih marahan sama hyunjin, min? sepi juga ini kelas kalo kalian marahan. kalo istirahat gak ada hyunjin yang bacot ngegombal terus hahahaha," timpal jaemin. yang lain juga ikut mengangguk sambil terkekeh.

seungmin mengangguk perlahan, tidak membalas perkataan jaemin tadi. pandangannya masih tak lepas melihat hyunjin di lapangan.


seungmin selalu begini sejak hyunjin mulai mengikuti kegiatan rutin latihan pengibaran. seungmin selalu akan pulang paling akhir daripada teman-temannya, demi memperhatikan hyunjin.

masa bodoh dengan kedekatan keduanya yang sedang renggang.

nyatanya, seungmin rela pulang lebih sore untuk hyunjin.

seungmin rela untuk selalu memperhatikan hyunjin, walau hanya dari jauh.

karena dari dalam diri seorang seungmin yang paling dalam, ia sebetulnya selalu khawatir pada sosok kekasihnya yang selalu sok-sokan dan keras kepala itu.

×××

16 Agustus 2017

sehari sebelum upacara, lapangan sekolah saat seusai jam pelajaran selesai yang biasanya ramai oleh ekstrakulikuler basket ataupun futsal kini digantikan sementara oleh para pasukan pengibar dan serentet petugasnya.

drap! drap! drap!

suara hentakan sepatu yang begitu menggema membuat beberapa siswa yang menonton ikut terpukau, sesekali ada yang memberi tepuk tangan.

seungmin masih berada di kelasnya, sibuk mencatat hal yang tertinggal karena saat guru mencatat di papan tulis, seungmin malah asyik memandangi jendela yang mengarah kelapangan itu— memandangi hyunjin lebih tepatnya.

hyunjin juga sudah dispensasi sejak daritadi jam sepuluh pagi. makanya, setiap para petugas pasukan pengibar itu sudah turun ke lapangan. fokus seungmin otomatis buyar.

bagaimana tidak, suara lantang hyunjin itu terdengar hingga ke belakang sekolah. apalagi ini, kelasnya seungmin yang notabenenya persis di samping lapangan.

"hyunjin sialan. aku jadi tidak bisa berkonsentrasi dan ketinggalan banyak catatan." rutuk seungmin sembari mengacak rambutnya, melanjutkan catatannya yang hampir selesai setelahnya ia bergegas untuk menegok hyunjin dahulu.

tentu saja hyunjin masih tidak tahu-menahu soal seungmin yang selalu pulang telat, selalu mengkhwatirkan dirinya. hyunjin kan sibuk latihan, apa ia merasakan kehadiran seungmin?

jawabannya tidak tahu.

bisa jadi hyunjin terlalu fokus latihan,

atau

seungmin yang terlalu cerdik untuk menutupi kekhawatirannya selama ini.





waktu semakin sore, ruangan-ruangan kelas satu per satu mulai dipadamkan lampunya. hanya tersisa beberapa kelas yang masih menyala terang. seungmin melangkahkan kakinya untuk keluar kelas.

tujuannya adalah tempat duduk yang terletak di ujung lapangan yang seungmin yakin hyunjin juga tak akan menyadari keberadaannya karena ia terlalu fokus untuk latihan.

riuh suara hentakan dari sepatu pantofel milik anggota pengibar membuat seungmin berdecak kagum, mereka benar-benar latihan sangat matang untuk ini.

hari ini seungmin kembali menyunggingkan senyum di bibirnya walau kecil.

tak terkecuali juga karena penampilan hyunjin yang benar-benar keren hingga ingin membuat seungmin berlari ke arah hyunjin, memeluknya dan membisikkan kalimat, "semangat hyunjin!!" sebanyak yang seungmin bisa.


namun, tentu saja itu tidak akan seungmin lakukan. seungmin kan masih punya malu. lagipula mereka juga sedang lagi dalam masa "marahan".



semuanya berjalan dengan normal hingga seungmin hendak merapikan tasnya dan bergegas pulang,



bruk!


"woy! ini tolong panggilin anak pmr dong, hwang hyunjin pingsan!!"

teriakan yang berasal dari lapangan membuat lutut seungmin tiba-tiba terasa sangat lemas. ia membiarkan tasnya tergeletak di bangku, secepat kilat ia menghampiri hyunjin yang sudah dikerubungi banyak orang. membantu para anggota pmr membopong hyunjin dan membawanya ke ruang unit kesehatan sekolah.


setelah membiarkan anggota pmr mengobati hyunjin, sekarang giliran seungmin yang masuk kesana. seungmin terduduk di sebelah hyunjin yang terbaring lemas di atas kasur, menatapi kekasihnya yang sudah terlihat pucat ini.

hyunjin masih belum membuka matanya. melihat hal ini, seungmin tentu mengambil kesempatan selanjutnya.

seungmin membawa tangannya ke punggung tangan hyunjin, mengusap perlahan tangan hyunjin yang sedikit dingin. lalu menggengamnya, menautkan jari-jari mereka menjadi satu. lalu mengusap lagi perlahan tangan hyunjin dengan ibu jarinya.

sudah lama seungmin tidak menggandeng tangan hyunjin seperti ini.

ia rindu digenggam oleh hyunjin.

ia rindu hyunjin.

melihat para seniornya hyunjin mulai berdatangan kemari, seungmin melepas tautan jemari mereka berdua. melambaikan tangannya ke arah hyunjin yang belum sadarkan diri. lalu pergi dari ruangan uks meninggalkan hyunjin sendiri.

sedikit yang seungmin tahu. setelah seungmin menutup pintu tersebut, dibaliknya terdapat hyunjin yang sedang tersenyum lebar disana.

"min-min, hyunjin kangen."


to be continued.

sakit ✔Where stories live. Discover now