Bodoh

16 1 0
                                    

Sama sekali tak ada yg tersisa untuk dikatakan, banyak sekali yg tersimpan. Entah itu sekedar buaian, atau berlembar kenangan.


Kau katakan ini padaku, begitu pula kau katakan itu padanya. Hebat, jadi sebegitu mulianyakah aku? Sehingga kau setarakan dg bintangmu.


Mana lima jari tanganmu? Sudahkah kau tautkan dg sela jari mungil milik org lain? Sudahkah?


Tiga kuku panjangmu yg bersembunyi dibalik telapakmu itu, jelas ku ingat. Mungkin hanya aku saja yg merasakan siksa ini. Rasa panasnya membara dalam dada, kepul asapnya pedihkan mata.


Sesak. Bibirku tlah kehilangan jeritnya.. Hanya erangan frustasi dan nafas api yg berhembus. Mewakili entah berapa kenang yg terjejal, semuanya berkerumun seperti gumpalan busa di tepi pantai yg muncul dan segera hilang diterpa ombak kenang lainnya.


Bodoh. Itu hanya satu dari ribuan opsi ungkapan yg bisa menggambarkan aku. Seberapa besar aku menyimpan sekerat rasa disini, semakin besar pula kebodohanku.


Rasa macam apakah yg bisa terpadu tanpa ikatan? Rasa takut-lah yg membuatku ragu. Takut jika kelak aku akan menyesal karena tenggelam terlalu dalam di sana.


Itu harga diri atau arogansi? Ah! Kekang yg tercipta dg sendirinya tanpa ku pinta itu, menahanku. Agar aku tak hanyut dan melupakan semua batasanku. Batas yg takkan pernah hilang sebelum sah terucap.


Betapapun inginnya aku menyentuhmu, menggenggam tenganmu, memelukmu mendengar derap jantungmu. Itu takkan cukup membuatku mampu melakukannya.


Apa ini? Kau tentu tau, betapa takutnya aku. Saat kau, kau.. Menggenggam telapak tanganku yg dingin itu.. Lagi, rasa takut itu pula tudak cukup membuaku urung menyelipkan jariku ke sela jemarimu..


Little MoonWhere stories live. Discover now