Kimjunmyeonabang kerumah sekarang ya dek Min.hoseok
Min.hoseok gak perlu jir Kimjunmyeon
_____
"Ngapain sih?" Hoseok mendelik sensi kearah Junmyeon, duduk dikasurnya dengan senyuman konyol penuh kemenangan karna berhasil melewati sang Ayah diruang keluarga, kalau bukan karna kebaikan hati Bunda, mungkin dia sudah ditendang kuat-kuat tepat pada bagian bokong.
"Jenguk kesayangan abang dong." jawabnya, masih setia bersama senyuman lebar.
Permukaan tangan Junmyeon mendarat pada pipi Hoseok, tak lantas pergi justru memberi usapan selembut mungkin, sebab kulitnya halus, Junmyeon suka. Hoseok bahkan tak berkutik, sebab tanganya hangat, Hoseok nyaman. Handuk kecil didahinya terasa kering, dan ia celupkan pada mangkuk air dingin dimeja sisi, Junmyeon mengambil alih kegiatannya, memeras handuk kecil itu dan memberi kecupan kecil pada dahi si kesayangan lantas segera menempelkan handuk lembab tersebut. Guratan merah terasa membakar pipinya, mencoba positif kalau itu akibat demam yang masih naik turun. Namun jantungnya tidak berbohong untuk berdegup lebih cepat dari sebelumnya.
"Kemarin kamu belum terima cincinnya," Dari dalam jas kerjanya, kotak beludru biru dengan mata berkilat ditengah cincin kembali disodorkan pada Hoseok. Berkali-kali pula ia menolak, dan baru ingat kalau kemarin menerima lamaran si tua bangka ini karena panik─dan memang sebenarnya implus dari naluri dalam benak yang terdalam.
"Menikahlah denganku, Min Hoseok. Aku mencintaimu. Aku masih sanggup mengatakan ini walau harus seribu kali lagi."
Hoseok tidak bisa bohong kalau akhirnya luluh juga. Pria itu tidak hanya menghadapinya satu kali, namu ribuan. Sekalipun Ayahnya yang keji itu. Dan untuk kali ini, Junmyeon mendapatkan senyuman sang matahari yang memberikan jemari manisnya, Junmyeon berani sumpah tanganya bergetar padahal sekedar menyematkan cincin.
"Aku mau menikah denganmu."
Kalimat ini keluar tanpa paksaan, lubuk hati Hoseok berterus terang. Dan jujur saja kalau Junmyeon punya nyawa sembilan, ia nekat melompat dari gedung tanpa parasut. Ketidakwarasannya meningkat drastis saat Hoseok lah yang maju pertama, memberinya lumatan kecil yang kurang pengalaman, namun bisa menewaskannya seketika itu juga akibat diabetes dadakan. Junmyeon kembali merebahkan Hoseok alih-alih lenganya merengkuh erat pinggang ramping hingga begitu dempet, hingga ciumannya makin dalam dan Hoseok mengeluh kekurangan oksigen. Jemari lentik Hoseok bahkan menyasari surai jelaga Junmyeon, ia butuh bernapas agar tidak mati.
Ayah Namjoon datang sebagai penyelamat jiwanya.
"Pergi sekarang juga atau saya masak kamu karna ini jam makan siang dan saya ingin makan daging."
"I-iya Ayah ini mau pulang kok, ehe." Kerahnya Namjoon lepas, dan Junmyeon hampir menerkam kasur Hoseok lagi kalau Jungkook dan Taehyung tidak diperintahkan untuk mengeksekusinya.
"DEK, I LOVE YOU FULL FULL FULL!"
"Bunda, pisau daging yang mana ya?"
"AMPUN AYAH NAMJOON!"
Hoseok buru-buru menyadari satu hal, lebih baik mati saja tadi dia daripada menerima tatapan aneh dari seluruh anggota keluarga, sial.
____
Min.hoseok
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
❤901,554likes Min.hoseokI never thought that love could feel like this, most beautiful moment in life Kimjunmyeon
Min.hoseok turned off comments
_*_*_*_
Karna disini Jungkook marganya bukan Jeon, mohon maaf buat yang gak nyaman ya. Bang Suho juga sudah ganti username sekarang 🌚
Dan buat kalian yang haus akan SuHope tuh ku buatin, ehehe~