aku cuma punya hati.

2.4K 447 38
                                    

Changbin dan Felix sepakat untuk tinggal bersama dua tahun lalu. Felix seorang mahasiswa semester 6 menjalin kasih dengan Changbin seorang manager di perusahaan cukup besar.

Mereka menjalani kehiduapan sebagai pasangan semestinya. Felix yang mengurus rumah jika Changbin tengah kelelahan atau sebaliknya.

Pagi ini, Felix menyiapkan sarapan seperti biasa, karena sudah dua minggu ini Changbin selalu pulang larut malam dengan tampang kelelahan.

Sebuah tangan merengkuhnya dari belakang, dapat ia rasakan hembusan di leher belakangnya.

"Kak, mandi dulu, aku siapin sarapannya. nanti kita makan bareng"

Changbin menggeram tak suka, lalu berjalan meninggalkan Felix yang tertawa sambil melihat Changbin berjalan ogah ogahan.

Hingga tawanya berhenti, pandangannya seketika kosong.

Ia berbalik melanjutkan pekerjaannya.

--

Sekarang akhir pekan, keduanya tengah senggang, oleh sebab itu Felix merengek pada Changbin agar keduanya pergi sekedar berjalan jalan ke taman kota. Changbin mengangguk setuju dengan ide lelaki manis itu.

Oleh sebabnya, kini mereka tengah di taman kota menikmati eskrim. Keduanya larut dengan obrolan, hingga Changbin meminta ijin untuk ke toilet.

Felix asik menyesap es krim, sampai matanya terfokus pada getaran telepon genggam milik Changbin.

..... is calling.

siapa?

Felix dengan cepat melempar pandangannya ke arah anak anak yang sedang berlarian, Felix tersenyum.

--

Malam ini, Felix tengah gelisah pasalnya Changbin belum juga pulang. Ini pertama kalinya Changbin pulang larut tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

Ia berulang kali menghubungi Changbin. Namun hasil tetap sama. Tidak Changbin angkat.

Hingga pagi menjelang, Felix yang tertidur di sofa ruang tengah terbangun mendengar suara pintu terbuka.

Dengan terburu ia berjalan ke depan dan matanya mengkap Changbin yang terlihat lelah di mukanya. Felix tersenyum lalu memeluk Changbin.

"Capek ya kak? Aku buatin teh ya, makan dulu habis itu kakak boleh tidur. Jangan kerja dulu ok?"

Felix langsung melenggang meninggalkan Changbin yang terdiam menatap lelaki manis itu.

--

Changbin tiba di apartment mereka pukul sembilan malam, semua ruangan begitu gelap tak ada cahaya.

"Lix?"

Kakinya terus melangkah menuju kamar mereka. Namun nihil, tak ada Felix di sana. Ia mencoba mencari di ruangan lain, semuanya kosong. Changbin bingung, ia mencoba menghubungi Felix namun nomornya tidak bisa di hubungi.

Changbin panik, ia mencari ke segala ruangan hingga ke tetangganya namun hasil tetap sama. Felix tidak ada di mana-mana.

Dengan tubuh basah oleh keringat serta penampilan acak acakan, Changbin melangkah ke arah dapur lalu meneguk segelas air. pikirannya berkecamuk, Di mana lelakinya?

fags | scb-lflTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang