8:The War Has Begun!

585 42 4
                                    

Haise mempercepat langkahnya memimpin anggota Qs berlagak seakan dia tidak kenal dengan penjaga Tsukiyama walau sejak tadi Haise seakan ragu melayangkan quinque nya.

"Penyidik Sasaki kenapa kau terlihat ragu?"Tanya Kuramoto heran melihat pergerakan Haise yang lamban dan ragu-ragu tidak seperti biasanya yang lihat mengayunkan quinque nya.
"Gomen, aku sedikit tidak fokus tadi"
Kuramoto menangkis serangan Noro yang sejak tadi membabi buta.

"Penyidik Sasaki lebih baik anda pergi mencari Rose"
"Tapi-"
"Serahkan saja ini pada kami Sass-san"
"Kuharap kau tidak lagi lengah ya!"
Haise menghela nafas berat lalu berlari menuju atas karena, Haise tau jika Shu akan melarikan diri menggunakan helikopter.

-o0o-

Shu menoleh kekiri dan kekanan lalu menghembuskan nafas berat, sepertinya Shu harus mengikuti cara bermain Haise.
"Kaneki-kun selalu saja menarik"Gumam Shu.

-o0o-

Haise sudah sampai keatas dengan nafas tersenggal-senggal karena sejak tadi berlarian.
"Tsukiyama-san ada dimana ya?"Gumam Haise mengedarkan pandangannya keseluruh sudut tempat yang sekarang tengah dia pijaki.

*Blar*
*Bruk*

Haise terpental cukup jauh terkena serangan mendadak itu hingga tubuh Haise rasanya hancur berkeping-keping.
"Ugh...Ka..kau..."
"Haise Sasaki...Aku datang untuk menghabisimu"
Kanae menganggkat tinggi-tinggi kagunenya lalu menyerang Haise berkali-kali hingga Haise kewalahan menghindar dan berkali-kali terpelanting.

"Sebegitu lemahnya kau! Kau tidak akan pantas disandingkan dengan Shu-sama yang terhormat!!"

*Sret*
*Blar*

"Akh!"
Haise semakin terpojok menghadapi Kanae yang kini kekuatannya 2x lipat dari sebelumnya membuat Haise kesulitan menangkis dan berkali-kali tertusuk kagune Kanae.

"Haise..."
Haise menggerung pelan menahan sakit yang disebabkan tusukan kagune Kanae.
"Kau lemah!Berikan Tubuhmu!"
"Urusai!Tubuh ini milikku!"
Haise mengeluarkan kagunenya setelah berkali-kali menangkis serangan Kanae dengan quinquenya.
"Aku sudah berjanji akan kembali dengan selamat"Pikir Haise menyerang Kanae sambil berlari walaupun berkali-kali serangannya meleset.

-o0o-

"Sass-san apakah Kau baik-baik saja? Aku disini sedang kewalahan! Urie kecapekan, Mutsuki dan Saiko baik-baik saja yang lainnya aku tidak tahu"Tanya Shirazu menghindari serangan Noro dibantu dengan Kuramoto.
"Kuso!Jika seperti ini aku harus bagaimana?"Rutuk Urie dalam hati kesal karena Noro memilki regrenasi yang cepat jadi serangan mereka sejak tadi seakan sia-sia.

Shirazu berpikir keras bagaimana melindungi anak buahnya sekarang, tentu saja Shirazu ingin tetap hidup karena Shirazu masih memiliki Haru yang harus dia urus.

Shirazu memandangi quinque yang dia dapat dari NutCracker lalu menelan ludah mengingat mimpi buruk yang berkali-kali menghantui Shirazu hingga Shirazu tak berani memakai quinque sejak dulu jadi hanya dia simpan saja dan hari ini dia berhasil memakainya tapi justru sia-sia karena Noro berhasil meregrenasi tubuhnya walau quinque Shirazu sudah memecah belah tubuhnya.

Shirazu ingat sesuatu jika masih ada cara lain tapi hal itu menbahayakan nyawanya dan sangat beresiko, yaitu..

Membangkitkan kagunenya hingga kelevel 3.

"Sial, sepertinya memang tak ada jalan lain"Umpat Shirazu lalu mengerahkan tenaganya untuk mengeluarkan kagunenya sam bil terus menembaki tubuh Noro dengan ledakan dari kagunenya.

"Shirazu apa yang-"
"Diam kau Urie!! Aku akan melakukan apa yang harus ketua lakukan!!"
Urie tahu yang akan dilakukan Shirazu, entah kenapa tiba-tiba dia merasa sangat khawatir terjadi sesuatu pada temannya itu.
"Bodoh!Kau bisa mati nanti!!"

"Argh!!!Mati kau sialan!!"Umpat Shirazu yang berhasil melancarkan serangan terakhirnya yang berasal dari kagune level 3nya.
*Dar*
*Dar*
*Dar*
"Urie!!Itu cukupkan??"
Urie tertegun lalu kembali memfokuskan serangannya untuk memberi serangan akhir menikam pada Noro.

"Eto, aku pergi dulu"

*Sret*
*Crash*

Urie berhasil menghabisi Noro sudah tak meregrenasi tubuhnya lagi, Urie menghela nafas lega lalu menatap kearah Shirazu yang masih berdiri menghadap Urie.

"Kita- Shirazu!"
*Bruk*
Urie bergegas mendekati Shirazu dan menopang kepalanya, rasanya kali ini dada Shirazu benar-benar sesak hanya karena melihat Shirazu diujung tanduk seperti saat ini.
"Shiragin!!"
"Shirazu!!"

-o0o-

"Kau tau kenapa mawar itu indah? karena mereka dipetik sebelum layu! Jadilah kenangan Shu-sama sebelum kau mati!"

"ugh!"

Dibawah alam sadarnya itu, Haise merasa sedang berada disebuah tempat kosong nan gelap yang selalu menjadi mimpi buruk bagi Haise disetiap tidurnya.

"Haise kau jadi menyelamatkanku atau tidak?"
Lagi-lagi suara Kaneki Ken yang menggema, Haise mendecih kesal, Kaneki kecil berjalan mendekati Haise.
"Haise, Kau lemah atau memang kau ingin mati lagi?"

*Deg*

Haise mendengar suara Arima yang terselip dalam ucapan Kaneki kecil barusan membuat Haise menelan ludah sepertinya memang benar Arima yang membunuhnya waktu itu.
Kaneki kecil menggandeng tangan Haise lalu dengan wajah sedihnya jemari telunjuknya menunjuk kearah sesuatu yang memperlihatkan seorang ibu yang memukuli anaknya.

"Dulu ibu memukuli ku karena aku terlalu banyak bertanya"
"I..ibu..me...memukuliku?"
"Hmm tapi aku tak pernah membencinya kok"
Kaneki kecil tersenyum getir lalu mengajak Haise duduk di sebuah bangku yang terletak diatas gedung yang tinggi.

"Kau tahu? Dulu aku senang sekali menemukan basement penuh bunga putih itu dan bertemu sang shinigami"
"Kenapa?"
"Karena kupikir aku akan segera mati karena Shinigami itu akan segera menghabisiku tapi ternyata aku salah! Aku tidak mati.."
Haise terdiam.
"Jadi, sekarang aku akan membuat semua orang mencintaiku dan mati dengan cara yang keren!"
"Jadi, itu yang menyelamatkanmu?"
"Hmm karena saat mungkin itulah satu-satunya yang bisa kulakukan saat ini"

Awalnya, Haise memang berpikir ingin segera mati saja tapi nyatanya dia selalu selamat dari bahaya yang mengancam , namun saat ini Haise tak boleh mati karena dia sudah berjanji.

Dia sudah berjanji pada Touka bahwa itu yang terakhir dia meninggalkan Touka sendiri seperti dulu.

Haise bangkit.

"Jadi, kau jadi menyelamatkan diriku?"Tanya Kaneki, Haise menghela nafas berat lalu memalingkan wajahnya.
"Apa kau yakin bisa?"Tanya Kaneki lagi ikut berdiri menghadap Haise, Haise mengangguk.
"Ya, karena aku sudah berjanji padanya"
Kaneki tersenyum membiarkan Haise menjatuhkan dirinya.

Disaat Haise melayang jatuh rasanya jutaan memori masa lalu Haise terputar dikepalanya, disaat rambut hitam putihnya berubah hitan sepenuhnya.
Dan memori yang terakhir hanya ada Kuro,Shiro,dan Touka-chan, Haise tak ingin ada yang mencuri tempat pulangnya lagi.
"Mimpi indahnya sampai disini saja!"

*Crash*
"Argh!!Sial apa yang- Argh!!"
Kagune Haise berhasil menebas tangan Kanae dan menyerang Kanae secara membabi buta hingga Kanae terpelanting.
"Haise Hinami diculik- Argh!"
Hai- Kaneki menusuk Tsukiyama hingga lelaki itu memuntuhkan dafah yang menwarnai jasnya.

"Ka..kaukah itu Kaneki??"
"Diam kau disitu! Kau tenang saja"

"Hee kau selalu saja menarik ya Sasaki Haise, Chigaun ka?Kaneki Ken?" sedangkan Kaneki hanya memandangi Eto dengan tatapan dingin.

The KingWhere stories live. Discover now