SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN ANDA
Gue gak marah, lo nya aja yang salah paham - Doyoung
• Just for fun
• Non baku
• Tidak mengikuti kaidah penulisan yang baik dan benar
☆ Beberapa orang memutuskan berhenti membaca di tengah jalan. Itu pilih...
To be honest, gue bisa aja teriak atau nangis sambil meraung-raung sesuka gue sekarang. Kak Doyoung gak bakalan marah. Gue tau itu. Tapi gak. Gue gak mau. Ada baiknya gue kalem. Biar gue gak makin stres.
"Kebangun."
"Tidur lagi."
Gue kembali ke posisi gue sebelumnya, duduk bersandar di headboard sambil meluk lutut. "Lagi belajar?"
"Iya."
"Aku ganggu berarti?"
"Kira-kira?"
"Masih banyak bahannya?"
"Lumayan."
"Jadi belum mau tidur?"
"Belum."
"Kak,"
"Hm."
"Maaf."
"Kenapa?"
"Aku mau egois."
Lima detik berlalu dalam keheningan. Tapi sekon berikutnya gue mendengar helaan napas dari seberang. "Boleh."
"Serius?"
"Ada syaratnya tapi."
"Kok pak—"
"Jangan ngampus kalau lo gak tidur."
Gue gigit bibir. "Gak bisa janji."
"Kenapa?"
"Aku usaha, tapi gak berani janji."
Kak Doyoung gak langsung jawab. Sama seperti tadi, dia diam dulu sebelum akhirnya setuju. "Oke."
"Tapi besok gimana?"
"Gak gimana-gimana."
"Tapi kan—"
"Gak masalah. Gue kan gak bego."
Ketengilannya itu berhasil bikin gue ketawa. Sederhana, tapi berhasil bikin gue merasa dipedulikan. "Makasih."
"Mau vcall?"
"Gak usah. Aku lagi berantakan."
"Bodo."
Tut!
Seperti itu, sambungannya terputus. Tapi cuma dua detik dan hp gue bunyi lagi.
Yah, mau gimana lagi? Rejeki gak boleh ditolak, kan? Toh, ada baiknya juga kita lihat yang indah-indah setelah mimpi buruk, biar seramnya gak keterusan.
Pas mukanya Kak Doyoung muncul, gue gak punya pilihan selain cemberut. Seketika rasanya mau banting hp aja. Sekuat itu pengaruhnya dia terhadap mood gue.
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.