Page 03

1.8K 273 20
                                    


~ Jeon Jungkook POV ~

"Cerai! Pokoknya aku ingin kita bercerai!"

Itu suara Noona—kakak perempuanku—dan suaminya. Kebiasaan pagi yang tidak aneh lagi, malah cenderung luar biasa, bukan?

Jangan bilang aku mencuri dengar. Salahkan mereka yang bertengkar dengan pintu yang tidak tertutup rapat. Runguku tidak tuli, karena itu aku bisa mendengar kalau mereka memekik sambil melontarkan makian satu sama lain.

Walaupun mereka tahu aku bisa mendengar itu semua, toh, mereka tidak peduli. Mereka terus seperti ini.

Aku memang tinggal bersama mereka sejak dua tahun lalu. Kenapa? Karena orang tuaku sendiri sudah angkat tangan menghadapiku.

Menuruku, dalam benak mereka, tercetak jelas bahwa aku ini hanya anak yang merepotkan, nakal, sulit diatur dan masih banyak lagi yang mungkin tidak bisa kusebutkan.

Lagipula, ini bukan keinginanku tumbuh seperti ini. Melainkan berkat merekalah, aku bisa menjadi seperti ini.

Sebenarnya aku tidak ingin merepotkan Noona. Sayang, mengingat umurku belum dewasa, aku tidak diizinkan untuk tinggal sendiri. Nanti ... setelah usiaku genap 18 tahun, aku pasti akan hidup sendiri!

Dan aku ingin secepatnya berumur 18 tahun. Dengan begitu, aku tidak perlu merasa berdosa dengan jalan yang nantinya kupilih.

"Aku pergi!"

Tidak satu pun di rumah ini yang bisa meresponku. Sapa dan salam, lewat begitu saja tanpa terjamah.

Sekali lagi, aku juga tidak peduli.

"Kook~ah!"

Aku berputar; membalikkan tubuhku. Wanita berperawakan pendek yang ternyata mengejar kepergianku, dialah saudariku.

Ia menatap wajahku begitu sendu. Sebuah senyum terpaksa terukir ketika ia tak semestinya memaksan dirinya.

"Apa kau sudah minum obatmu hari ini?"

Pertanyaan itu lagi.

Apa sekarang dia sedang mengkhawatirkanku?

Mungkin saja. Setidaknya dibandingkan keluargaku yang lain, kurasa hanya Noona yang lebih perhatian.

"Tenanglah, aku akan meminumnya siang ini."

Aku kembali melambaikan tangan seraya tersenyum padanya. Aku sudah cukup puas saat dia menyambut lambaianku. Meski rasanya tetap hambar.

~ POV Off ~
.

.

.

.

.

.

"Lihat siapa yang datang!" cibir salah satu siswi yang mengenakan make up menor di wajahnya.

Sohyun terus berjalan menuju kelasnya tanpa menggubris gerombolan anak sok keren yang berdiri di lorong kelas. Mereka hanya berani menujukkan taringnya di saat berkumpul. Saat sendirian, yakin tak ada satu pun dari mereka yang menujukkan kegagahan semu itu.

"Jungkook~ah!"

Siapa lagi kalau bukan suara nyaring milik Yerin.

Lelaki yang berjalan dari arah belakang Sohyun, sengaja menubrukkan bahunya pada Sohyun kala ia segera menyusul dan bergabung dengan teman lainnya.

"Ah ... maaf. Salahku tidak melihat kotoran sedang berjalan," ejek Jungkook disambut tawa puas dari siswi lainnya

Sohyun mendesah; menghela napas panjang . Ini cukup sulit. Delapan bulan kini terasa seperti delapan tahun.

Stay As You Are [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang