Bagian 3•

12K 743 5
                                    

Malam itu Carel langsung membawa Alana pergi, di selimuti tubuh Alana dengan selimut tebal agar gadis itu tidak kedinginan. Setelah menyelimuti tubuh Alana, Carel lantas menggendong mate-nya ala bridal style lalu membawanya keluar dari rumah. Malam ini juga, ia akan membawa Alana pergi dari dunia manusia lalu membawanya ke pack. Ia sudah tidak sabar menjadikan Alana sebagai Luna di Pack, sekaligus memiliki Alana seutuhnya.

Dengan melesat cepat, Carel sampai di sebuah hutan pinggir kota, langkah kakinya ia lambatkan dan dekapannya pada tubuh Alana ia eratkan. Ia tidak mau Alana terbangun dari tidur nyenyaknya karena kedinginan dan terkena beberapa ranting pepohonan di hutan kalau dirinya menggunakan kekuatan wolf-nya untuk melesat.

Carel melirik ke arah wajah damai Alana yang tertidur pulas, sangat cantik. Senyuman manis dan lebar terbit di bibir tebal Carel, sungguh ia benar-benar sangat berterima kasih pada moongoddes karena sudah memberinya mate secantik Alana.

Srek

Suara ranting patah menghentikan langkah Carel, bukan dirinya yang menginjaknya. Aroma wolf keturunan penyihir menyeruak indra penciumannya. Ia seperti kenal dengan aroma ini, namun ia lupa. Suara derap langkah juga terdengar mendekat, Carel harus berhati-hati. Penjahat bisa datang kapan saja dan di mana saja. Ia tidak mau Alana terluka.

Pergerakan kecil dari Alana membuat Carel menatapnya dengan hangat, Alana menggumamkan kata yang tidak jelas, mungkin gadis cantiknya ini sedang bermimpi. Carel yang melihat itu hanya bisa terkekeh pelan lalu mengecup bibir Alana sekilas.

"Rasanya manis, aku kecanduan. Aku akan melumatnya lagi nanti setelah di pack house," bisiknya tepat di depan wajah Alana.

Srek

Suara derap langkah semakin mendekat, Carel kembali waspada.

Brak.

Carel tersentak kaget saat seseorang meloncat dari balik semak-semak dan mendarat tepat di hadapan Carel. Mata ke duanya bertemu, Carel bernafas lega saat mengetahui siapa yang berdiri tepat di hadapannya. Sedangkan pria yang berada di depannya justru menatapnya dengan tajam setelah ia melirik ke arah Alana yang berada di dalam dekapan Carel.

"Kau mengejutkanku Leon, ku pikir kau penjahat," cetus Carel setelah ia bernafas lega. Yellow moon pack dan silver moon pack memang sudah sangat lama bersahabat, mereka sering sekali saling membantu dalam hal perang untuk memberantas para pasukan rogue yang sering menyerang pack untuk memperluas wilayah.

"Kau membawa mate-ku!" tegas Leon dengan suara yang berat. Netra hitamnya kini telah berubah menjadi kuning tanda bahwa wolf dalam dirinya menguasai tubuhnya, Xair.

"Apa maksudmu? Alana adalah Mate-ku." jelas Carel melirik sekilas ke arah Alana lantas kembali membalas tatapan tajam wolf dari Leon.

"DIA ADALAH MILIKKU!" teriak Xair dengan murka. Teriakan yang mampu membuat Max menguasai tubuh Carel. Ia tidak terima atas klaim Xair pada Alana. Alana adalah miliknya, hanya menjadi milikknya.

"Jaga sikapmu Xair, jangan rusak persahabatan pack kita hanya karena kesalahanmu. Gadis ini adalah mate-ku, aku baru saja menemukannya di dunia manusia," jelas Max berusaha untuk sabar. Xair menggeram marah lantas mengarahkan kakinya ke arah Max berniat untuk menendangnya. Namun secara reflek Max dengan cepat menghindar, ia bisa melihat kilatan amarah yang besar dalam diri Xair/Leon.

Tidak mau ambil resiko Alana terluka jika nanti Xair menyerangnya, Max langsung berlari dengan kencang, membelah jalanan hutan yang malam ini benar-benar sangat gelap tanpa ada cahaya rembulan sama sekali.

Beberapa kali Max menoleh kebelakang untuk melihat apa Xair mengejarnya atau tidak. Ternyata iya, Xair mengejarnya dengan cepat. Max menghentikan langkahnya tepat di bawah sebuah pohon besar, di turunkannya Alana dalam gendongannya. Ia akan melawan Xair terlebih dahulu.

Doubel Mate [Complete]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang