Bagian 2•

12.3K 808 12
                                    

Dengan gerakan lambat Alana mengelus bulu-bulu yang berada di perut Max dengan lembut. Sekarang mereka berdua berada di ruang santai, Alana duduk di sofa sembari netranya menatap fokus ke arah TV, sedangkan Max sedang tiduran di sofa yang sama dengan Alana, menggunakan paha mulus Alana sebagai bantal untuk kepalanya.

"Jangan nakal Max, aku tidak suka!" peringat Alana dengan tegas saat dengan nakalnya Max menjilati paha Alana beberapa kali. Geraman kecil terdengar di gendang telinga Alana, Max sepertinya tidak suka dengan perkataannya barusan.

"Max sayang, jangan nakal ya, kan Alana geli kalau Max terus jilatin paha aku. Tadi di kasih sosis gak mau, sekarang paha aku yang jilatin." ucapan sayang dari Alana barusan membuat Max tampak sangat bahagia, di jilatnya wajah Alana beberapa kali hingga gadis itu mendorong tubuhnya pelan.

"Kan aku udah bilang, jangan nakal. Aku gak suka di jilatin. Kalau kamu nakal, entar aku bakal nyuruh kamu tiduran di luar, mau?" ancam Alana dengan nada bicara yang serius. Seolah mengerti dengan apa yang di katakan Alana barusan, Max menganggukan kepalanya pelan lantas kembali tiduran di paha Alana, menikmati bagaimana rasanya paha Alana yang empuk dan nyaman sebagai bantalnya. Namun ia juga harus menahan dirinya untuk tidak menjilati paha mulus gadis itu lagi.

"Anjing pintar." Alana mengecup kening Max sekilas, membuat anjing berbulu abu-abu itu sangat senang dan bersorak dalam hati.

Detik berubah menjadi menit, menit berganti menjadi jam, dan langit siang yang cerah kini telah berganti dengan langit gelap yang di penuhi dengan cahaya bulan dan juga ribuan bintang yang bertebaran di atas sana. Max masih berbaring malas di sofa, sedangkan Alana, gadis itu berada di kamar mandi sedang membersihkan diri.

Sekitar 30 menit lamanya akhirnya Alana keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh rampingnya. Dengan santai gadis itu berjalan menuju ke lemari pakaian, memilah-milih pakaian mana yang akan di gunakan di malam hari. Alana sangat tidak menyukai piyama, alasannya karena cuaca malam yang sangat pengap di dalam kamar, ia tidak memiliki AC. Jadi ia lebih suka memakai tanktop dan juga celana bahan yang pendek.

Air liur Max menetes saat melihat betapa sexy-nya Alana saat ini. Paha mulus yang sedari tadi menggodanya untuk ia jilat, leher jenjang yang putih, dan tubuh yang ideal, sangat sempurna. Dengan cepat Max meloncat dari atas sofa, berjalan menuju ke arah Alana yang masih sibuk mencari tanktop mana yang akan ia pakai.

Max terduduk di lantai, lidahnya ia julurkan mendekat ke arah paha Alana, hanya mendekat, tidak menjilat, Max takut Alana akan marah dan menaruhnya tidur di luar, ia tidak mau.

"Sedang apa di situ Max?" tanya Alana pada Max, kepala Max menggeleng, Alana menggidikan bahunya acuh. Ia merasa ada yang istimewa dari Max, Max berbeda dengan anjing pada umumnya. Lihat saja ukuran tubuh dan warnanya, Alana belum pernah melihat anjing berbulu abu-abu dengan bola mata keemasan. Di tambah lagi ukuran Max yang sangat jumbo, menakjubkan.

Alana berjalan menjauh dari Max, menaruh pakaian yang akan ia kenakan di atas ranjang tempat tidurnya. Dengan gerakan cepat Alana melepaskan handuk yang melilit tubuhnya, tubuh polosnya yang tidak tertutupi sehelai benang pun terpampang jelas di depan Max. Air liur Max seketika langsung menetes, netranya berfokus pada tubuh Alana yang sangat indah dan juga menggoda.

"Dasar anjing mesum!" cibir Alana saat melihat Max tanpa berkedip menatap ke arah tubuhnya. Gadis itu dengan cepat memakai pakaiannya. Tak butuh waktu lama, tubuh Alana yang awalnya polos kini telah tertutupi pakaian.

Alana merebahkan tubuh mungilnya di ranjang, menutup matanya sembari menikmati kesegaran tubuhnya yang baru saja ia bersihkan. Max dengan cepat meloncat ke ranjang, hendak ikutan berbaring di samping Alana. Alana tersentak kaget saat ranjang sigle bed miliknya bergerak karena Max, tak hanya bergerak, bahkan suara retakan ranjangnya terdengar. Dengan cepat Alana bangkit dari baringnya, berdiri di depan ranjang sembari netranya menatap ke arah Max yang sedang tiduran di ranjang.

Doubel Mate [Complete]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang