Mati Lampu

903 170 71
                                    

Hari Senin, Pukul 12.00

Sebuah Taxi Bandara berhenti di depan gerbang bertuliskan : Vancouver Boarding School. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah kembali setelah liburan musim panas. Belum banyak siswa yang terlihat di pelataran sekolah asrama tersebut.

Tampak dari luar sekolah, aura mewah sudah terpancar.

'Setidaknya itulah yang ada dipikiran manusia biasa'

Berbeda denganku. Aku yang disebut 'anak indigo' Aku bisa melihat dengan jelas sekolah ini mempunyai aura hitam yang sangat kuat. Aku yakin sekolah asrama ini banyak penghuninya.

Namun, sepanjang aku berjalan menyusuri sekolah tersebut, aku belum melihat sesuatu yang membuat bulu kudukku berdiri. Aku hanya merasakan kehadiran mereka, Ya, sepertinya mereka tidak ingin menampakkan wujudnya dihadapanku.

Setelah membereskan urusan di ruangan administrasi, aku berjalan menuju asrama putri. Sementara itu, sudah lumayan banyak siswa yang berdatangan. Kehadiran mereka menjadi perhatianku. Khususnya seorang anak perempuan yang tampak kesulitan membawa barang-barang miliknya. Ya, dia membawa begitu banyak tas. Satu tas koper yang ia tarik. Dua tas backpack yang berada di punggung dan lengan kanan nya, dan sebuah boneka besar yang ia peluk.

Aku pun berinisiatif untuk menghampirinya.

"Hey! Do you need my help?" tanyaku sopan dan mengingat aku tidak begitu banyak membawa barang. Aku hanya menarik sebuah koper dan satu buah backpack yang ada di punggungku.

"Sure!" ucapnya riang.

Aku pun segera mengambil boneka yang ia peluk. Namun, belum sempat aku membawanya kedalam pelukanku, ia merampas bonekanya dengan kasar.

"Don't touch my doll! Just bring my bag!" ucapnya sambil menjatuhkan tas yang berada di lengan kirinya.

'Nih orang gak sopan banget sih!' batinku kesal.

Aku pun segera pergi tanpa menghiraukannya yang memanggilku berkali-kali. Aku berjalan dengan langkah yang kesal menuju asrama putri.

"Ini asramanya?" tanyaku sendiri dengan wajah tak percaya begitu sampai di depan asrama.

Bagaimana aku tidak kaget. Asrama nya begitu buruk. Jauh berbeda dengan aura modern dan mewah. Pintu asrama yang terlapis kaca, membuatku bisa melihat dengan jelas seluruh isi asrama tersebut. Asrama ini hanya mempunyai sebuah lorong sempit dengan pintu berjejer di samping kanan dan kirinya.

Kriett...

'Bahkan suara pintunya bisa terdengar dari luar asrama' decakku kesal.

Sebuah pintu yang berada di ujung ruangan terbuka. Dan seorang anak perempuan keluar. Aku memperhatikan aktivitas yang dia lakukan dengan seksama. Ya, dia sedang menyapu.

"HAII!" teriaknya begitu menyadari kehadiranku.

Suaranya terdengar jelas ditelingaku. Aku hanya tersenyum menatapnya dari luar asrama.

"I'm a diligent person" ucapnya lagi.

Aku memperhatikannya dengan raut wajah bingung. Hey, aku tak menanyakan apakah dia orang yang rajin atau tidak kan? Tersadar akan hal yang harus kulakukan, Aku pun segera menghapus rasa kebingunganku dan menghampirinya.

"Do you know my room? I'm a new student!" ucapku ketika berada dihadapannya.

Dia menyipitkan matanya saat melihatku.

"Oh, I forgot! My name is Lalisa" ucapku lagi sambil mengulurkan tangan.

Dia menyambut uluran tanganku, "Alice" ucapnya singkat.

Ghostie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang