Chapter 25 - Lose Control

9.4K 1.2K 68
                                    

Jujur saja aku bikin konflik ini kurang nge feel. Jadi kurang greget aja gitu. Tapi gatau kalian gmn wkwk.


Oh iya. Kalo emang kalian suka sama cerita ini, bisa lah yaa klik VOTE doang. Gampang ko :)) jangan jadi silent readers :)) menghargai karya itu perlu gais ehe.
_____

"Selamat, anda akan menjadi seorang ibu." Ujar seorang dokter cantik memberi selamat pada Yejin dengan manampakkan senyum manis nya.

Yejin lantas memandangi perutnya yang masih rata. Dokter berkata bahwa usia kandungan Yejin sedang berjalan 8 minggu.

"Kehamilan muda atau saat bulan-bulan awal perlu diwaspadai karena jika anda tidak menjaga kehamilan anda, anda bisa mengalami keguguran." Jelas si dokter cantik.

Yejin memperhatikan secara seksama penjelasan dokter.

"Jadi, anda harus ekstra hati-hati agar janin tidak mengalami keguguran. Anda harus membatasi aktivitas yang terlalu padat dan terlalu berat, demi menjaga keselamatan janin anda." Lanjutnya.

"Baik dok, terima kasih. Saya akan menjaga janin saya sebaik mungkin." Balas Yejin.

"Datanglah minggu depan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan lupa ajak suami anda karena suami anda harus tahu hal-hal penting yang mungkin akan ia lewatkan nanti."

Mendengar itu seketika Yejin menjadi murung.

Suami? Haha.. seminggu lagi mungkin Yejin sudah tak mempunyai suami. Mengingat persidangan akan di laksanakan lima hari lagi.

Ya, meskipun Yejin sudah mengetahui kenyataan bahwa wanita itu mengandung anak Yoongi, hal itu tak mencegah Yejin untuk tak menandatangani surat cerai yang di kirim oleh Yoongi. Wanita itu sudah memutuskan untuk menjadi single parent. Biarlah Yoongi tak mengetahui kehamilannya, toh pria itu tak akan peduli kan? Tentu Yoongi akan lebih fokus pada kehamilan Wendy.

Yejin berusaha untuk mengangkat sudut bibirnya secara paksa. Wanita itu tak ingin terlihat sedih. Ia harus lebih kuat, sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu dengan status single parent.

"Baiklah dokter.." Yejin menghentikan kalimat nya sejenak dan melirik name tag dokter itu.

"Jisoo?" Sambungnya kemudian.

"Usiamu tak jauh beda dengan usiaku. Aku hanya lebih tua 2 tahun darimu." Ungkap dokter cantik bernama Jisoo tersebut. Senyum manisnya masih melekat di wajah cantiknya.

"Kalau begitu, apakah aku boleh memanggilmu eonni?" Tanya Yejin. Selama kehamilan mungkin Yejin akan sering check up, jadi wanita itu tentu ingin lebih akrab dengan sang dokter yang menanganinya selama masa kehamilan.

"Tentu saja" Jawab Jisoo tanpa ragu-ragu.

Oh lihatlah, senyumnya terlalu manis, semua orang pasti akan diabetes jika melihatnya.

"Sekali lagi terima kasih eonni. Sampai jumpa minggu depan." Salam Yejin kemudian beranjak dari duduknya.

"Sampai jumpa." Jisoo melambaikan tangannya.

"Bagaimana?" Serang Hyera begitu Yejin keluar dari ruangan.

Ya, wanita itu mengantar Yejin dan menunggu di luar ruangan. Tentu ia tak akan membiarkan Yejin pergi seorang diri.

"Dugaan kita benar." Yejin tersenyum gembira. Namun di sela-sela senyuman itu, terdapat kesedihan yang tak tampak.

"Uwaaa.. Selamat Yejin-ah! Kalau begitu kau harus cepat memberitahu suamimu. Supaya ia tak jadi menceraikanmu." Ungkap Hyera antusias.

Complicated Marriage.-MygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang