Chapter 32 - Hurt

6.4K 877 58
                                    

Tolong tinggalkan jejak :))
_____

Hari Sebelumnya.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan kan?" Wendy melipat kedua tangannya di dada.

"Tahu. Tapi apa kau harus sejauh ini?" Tanya nya pada Wendy.

Wendy merotasikan tubuhnya dan menghadap orang itu.

"Memangnya aku sejauh apa? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan." Wendy lalu tersenyum kecut.

Tak tahu apa yang Wendy rencanakan saat ini. Yang pasti rencananya kali ini bisa lebih berbahaya.

Orang itu kemudian mendesah pelan,
"Ku sarankan, hentikan semua ini sebelum kau menyesali semuanya." Sarannya pada Wendy.

"Ya! Kim Taehyung.. Tahu apa kau tentang penyesalan? Apakah kau sendiri menyesal telah membunuh orang-orang itu? Kau bahkan melakukannya terus menerus tanpa henti." Balas Wendy sarkas.

Pria bernama Taehyung tersebut menyeringai seperti tak berdosa,

"Mau bagaimana lagi? Karena memang itulah pekerjaanku. Ya aku hanya memberi tahumu karena kau adalah anak dari paman Son dan kakakknya Jungkook. Jika terjadi hal yang tak terduga, itu bukanlah tanggung jawabku." Jelas Taehyung kemudian tersenyum miring.

Wendy meringis geli mendengar ucapan Taehyung saat ini. Pria itu biasanya terlihat psycopath yang tak mempunyai perasaan sama sekali. Tapi kenapa ia tiba-tiba mengkhawatirkannya? Wendy tak habis pikir.

"Menjijikkan sekali. Bukan urusanmu jika aku melakukan sejauh apa. Kau cukup membantuku saja. Jika rencanaku berhasil, aku akan memberikanmu lebih." Terang Wendy.

"Ya, terserahlah, yang penting kau tak melupakan jatahku. Dan untuk kali ini aku hanya akan mengawasinya, jika waktunya sudah tepat, aku akan melakukannya. Di saat itu, aku akan menghubungimu" Enteng Taehyung, ia menyelipkan kedua tangannya di saku hoodie nya, kemudian beranjak pergi meninggalkan Wendy.

"Bagaimana Jungkook dan ayah bisa berteman dengan pria semacam dia? Ugh, musowo." Wendy mengusap kedua lengannya merinding mengetahui kenyataan itu.

****

04.00 PM

"Terima kasih Kim Seokjin-sshi, telah mengantarkanku pulang. Maaf merepotkanmu." Yejin berterima kasih pada Seokjin.

"Ah, tidak. Kau sama sekali tak merepotkanku."

"Sekali lagi terima kasih. Kalau begitu, aku masuk dulu. Hati-hati di jalan, Seokjin-shi." Yejin masih mempertahankan senyumannya kemudian membungkuk sopan.

"Iya." Balas pria itu.

Yejin kemudian membalikkan badan meninggalkan Seokjin, namun setelah beberapa langkah, Seokjin memanggilnya kembali.

"Yejin-shi." Seru nya.

Yejin lantas merotasikan tubuhnya kembali.
"Ya?"

"Bolehkah aku meminjam ponselmu?" Tanya Seokjin, Yejin lantas mengerutkan keningnya.

"Untuk apa?" Balas Yejin.

"Hanya berjaga-jaga, jika saja aku ingin mengirim beberapa sembako dan mengunjungi panti asuhan lagi." Jin beralasan. Pada kenyataannya, bukan itu tujuan sebenarnya.

"Ah tentu saja, ini." Dengan polosnya Yejin memberikan ponsel miliknya.

Sebenarnya, jika ingin beramal, bisa saja Seokjin langsung mengunjungi panti tersebut tanpa harus menghubungi Yejin. Dan ia pun sebenarnya sudah memiliki nomor ponsel Yejin tanpa harus meminta. Lalu apa tujuan Seokjin sebenarnya?

Complicated Marriage.-MygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang