prolog.

871 90 35
                                    

Yaudah digas aja, yang penting hayuq, meluncurrr

Enjoy!

-

Namaku Kim Taehyung. Aku tampan. Aku juga manis. Paras tampanku ini adalah warisan dari ayahku yang memang sangat tampan. Sedangkan kadar kemanisan pada wajahku ini diturunkan oleh ibuku yang cantik dan menawan.

Aku berasal dari keluarga yang kaya raya. Aku bersyukur kedua orang tuaku selalu ada untukku walau sebentar, tidak seperi orang tua kebanyakan. Meski mereka memiliki pekerjaan yang banyak, mereka pasti akan menyelesaikannya dengan cepat agar mereka punya waktu untukku. Mereka benar benar orang yang sangat baik. Aku sangat menghormati dan menyayangi mereka berdua.

Rumah keluarga kami terbilang besar dan mewah. Berwarna biru laut. Warna kesukaan kami bertiga. Rumah kami tingkat dua. Kamarku ada di lantai atas. Ditambah dengan balkon. Kami juga memiliki banyak pegawai.

Orang tuaku selalu menuruti apa pun yang aku inginkan. Menyenangkan. Tapi sejujurnya aku orang yang pendiam. Aku hanya cerewet di depan orang tuaku saja.

Kedua orang tuaku memiliki bisnis mereka masing masing. Ibuku memiliki toko butik yang sukses dan tersebar luas di berbagai negara. Sedangkan ayahku adalah seorang pemilik perusahaan pakaian yang terkenal. Jadi pekerjaan ayah dan ibuku berhubungan.

Mereka berdua menyayangi semua orang. Mereka sangat sangat baik pada semua orang, saking baiknya, mereka sampai mengizinkan Bibi Jung untuk tinggal bersama di rumah kami

Bibi Jung adalah sahabat semasa SMA kedua orang tuaku. Awalnya aku tak terima rumah kami yang damai ini diisi oleh orang baru yang sangat asing bagiku, apalagi anak Bibi Jung. Dia sangat sangat ribut. Aku selalu terganggu setiap melihat dirinya. Tapi lama kelamaan, aku menerima keberadaan Bibi Jung. Tidak dengan anaknya.

Alasan mengapa ayah meminta Bibi Jung tinggal di rumah kami karena rumah mereka baru saja mengalami kebarakan. Suami Bibi Jung meninggal pada saat itu. Entah. Mungkin karena sedang mencoba menyelamatkan sesuatu. Aku tak tau. Dan aku tak ingin tau.

Malam itu aku ingat jelas, Bibi Jung menangis dengan tubuh bergetar dan tangan kanannya menggandeng anak itu. Setelahnya ibuku memeluk Bibi Jung. Anak itu tidak tampak menangis. Tapi anak itu tidak menampakkan ekspresi apapun. Tatapannya kosong.

Anak Bibi Jung itu, bernama Hoseok. Ia lebih tua satu tahun dariku. Tapi dia lebih ribut dariku. Dan dia juga terlalu kekanakan. Aku sangat membencinya.

Keadaan rumahku yang biasanya nyaman dan tentram berubah menjadi ribut hanya karena dirinya.

Ya, meski dia terbilang lebih mandiri dariku, tetap saja dia ribut. Dia tidak pernah meminta apapun pada Bibi Jung maupun kedua orang tuaku. Aku menghargai kebaikan dan kesopanannya.

Tapi setiap pagi, dirinya selalu saja datang ke kamarku untuk membangunkanku. Itu memuakkan. Setiap aku mengadu pada ibuku, ibuku bilang, aku harus terbiasa dengannya. Aku juga harus belajar menghormati dirinya. Lagipula dia orang yang baik, katanya.

Aku heran. Ibu dan ayahku bahkan sangat sayang padanya. Tapi kenapa aku tidak bisa menerima dan menyayangi dirinya? Ah, entahlah. Intinya aku benci keributan karena dirinya. Suaranya yang nyaring itu sangat mengganggu ketenangan. Belum lagi suara tawanya yang menggelegar.

Terkadang aku bahkan sampai tidak terurus karena mereka terlalu memerhatikan anak itu.

Apa? Kalian bertanya bagaimana wajahnya?

Entah. Aku tidak tau. Dia tampak jelek! Serius!

Dia tidak tampan sama sekali. Karena dia itu terlalu hiperaktif!

ɪ'ᴅ ᴄʜᴀɴɢᴇᴅ ʜɪᴍ ↪ ʜᴏᴘᴇᴠWhere stories live. Discover now