(+) Babby Lee

10.6K 1K 16
                                    

Voment voment.
Walaupun cuma bonchap, tetep tinggalin jejak setelah membaca.

***

Hyun Rim meregangkan tubuhnya ketika sinar matahari mulai masuk melalui celah celah jendela.
Ia mengerjap dan mengucek matanya sebelum ia menoleh dan mendapati suaminya yang masih terlelap.

"Sayang, bangun." panggil Hyun Rim sambil mengelus pipi Taeyong.

Bukannya bangun, Taeyong justru semakin mengeratkan pelukannya pada Hyun Rim.
"kamu gak kerja?"

"Nanti, sekarang masih ingin tidur" jawab Taeyong dengan mata yang masih tertutup.
"Yasudah, aku mau buat sarapan dulu."

Baru saja Hyun Rim hendak berdiri, tapi Tangannya sudah ditarik oleh Taeyong.

"Kan sudah kubilang, biar aku yang masak. Kamu kan hamil tua, tidak boleh capek"

Hyun Rim memutar matanya. "Kalau kamu tidur terus gini, bisa-bisa kita sarapan jam 10. Lagian masak gak bikin capek kok."

"Yasudah, aku masak sekarang. Kamu duduk aja, liatin aku masak. Tidak usah mengurus Minyoung, dia sudah bisa semuanya sendiri." Ujar Taeyong.

Sejak usia kandungan Hyun Rim memasuki umur 8 bulan, Taeyong menjadi overprotektif dengan Hyun Rim. Hyun Rim tidak boleh melakukan ini itu, keluar rumah tak boleh. Jangan kan pergi, menyiram tanaman di halaman pun tak diperbolehkan oleh Taeyong.

Dan sekarang usia kandungan Hyun Rin sudah memasuki bulan ke-9, dan prediksi dokter, ia akan melahirkan 2 minggu lagi.

Mereka berduapun keluar dari kamar dan berjalan di dapur. Dan ternyata disana sudaj ada Minyoung yang sedang mengambil susu dari kulkas.

"Wah, putriku sudah bangun ternyata." sapa Taeyong.

Minyoung menoleh, "Sudah dong, Minyoung juga sudah sikat gigi."

"Wah, anak ibu sudah pintar ya sekarang?" Kata Hyun Rim sambil menarik kursi di meja makan.

"Selamat pagi adik!" sapa Minyoung sambil mengelus perut Hyun Rim. Ia kini sudah duduk disamping Hyun Rim.

"Tunggu sebentar ya, ayah masak dulu" Ucap Taeyong.

"Hyun Rim, sepertinya kita kehabisan bahan makanan." Kata Taeyong saat membuka kulkas.

"Kalau aku cukup minum susu dan buah. Masak yang ada saja untuk Minyoung." jawab Hyun Rim.

"Minyoung, sarapan sandwich saja ya?"

Minyoung hanya menjawabnya dengan anggukan.

Hyun Rim yang awalnya duduk disamping Minyoung, kini berdiri dan menghampiri Taeyong.

Ia mengambil sebuah gelas dan meletakkan nya di meja.

"Mau apa?" tanya Taeyong.

"Mau membuat susu." jawab Hyun Rim.

"Sudahlah, biar ak-"

"No! Kamu buat aja sarapan buat Minyoung. Lagian ini bukan hal berat Taeyong."

Taeyong sendiri hanya pasrah dan mengangguk.

"Tae, bisa tolong lanjutkan? Aku harus ke kamar mandi." Ucap Hyun Rim setelah menuangkan air panas ke dalam gelas.

"Hm akan kulanjutkan." jawab Taeyong.

Setelah itu Hyun Rim meninggalkan gelas susunya dan berjalan menuju kamar mandi dekat dapur.









"AAAAHHHH"

Terdengar suara teriakan dari kamar mandi, yang membuat Taeyong meninggalkan pekerjaannya dan berlari ke kamar mandi.

"Kenapa sayang?!" teriak Taeyong sambil membuka pintu kamar mandi.

Ia melihat Hyun Rim yang sedang berdiri, berpegangan pada keran sambil memegangi perutnya.

Taeyong segera membantu Hyun Rim keluar dari kamar mandi.

"T-tae, sepertinya aku mulai kontraksi!! " ucap Hyun Rim cepat.

"aaahhh perutku sakit!! Cepat!!" titah Hyun Rim.

Taeyong dengan sigap membawa Hyun Rim ke mobil. "Minyoung, ayah tinggal dulu!! Suruh paman seungcheol memasakkan sarapan untukmu!!" teriak Taeyong pada Minyoung.

"Ayah mau kemana?!" tanya Minyoung yang berlari menghampiri ayahnya ke depan rumah.

"Ayah mau ke rumah sakit sayang, tunggu sebentar ya. Oma sebentar lagi akan ke sini. Seungcheol! Saya titip Minyoung, istri saya akan melahirkan!" Kata Taeyong.

Ia segera masuk ke jok supir dan mulai mengendarai mobilnya.

Untung saja jarak rumah dengan rumah sakit tak terlalu jauh.

Sesampainya disana Taeyong langsung turun dari mobil dan memanggil suster untuk mengambil brankar yang akan digunakan untuk membawa Hyun Rim.

Rombongan perawat datang bersama brankar dorongnya. Mereka membantu Taeyong mengangkat Hyun Rim dan menaruhnya di brankar. Setelah itu mereka membawa Hyun Rim ke ruang persalinan.

Taeyong mengikuti mereka memasuki ruang persalinan dengan tangannya yang terus menggenggam tangan Hyun Rim. Keringatnya bercucuran membasahi dahinya.

"Tahan sayang, kamu pasti bisa!" ucap Taeyong.

***

Suasana ruang persalinan memanas ketika Hyun Rim hendak melahirkan anaknya. Ini pertama kali, dan Hyun Rim enggan melakukan Operasi dan memilih untuk lahiran normal.

Dan Taeyong sebagai suami yang siaga tetap berada disamping Hyun Rim.

Ya walaupun dia harus rela rambutnya menjadi sasaran tangan Hyun Rim untuk dijambak.





"Akkkhhh"

"Ayo nyonya, teruss!!!"

"Ayo sayang, kamu pasti bisa"

"aaaarghhhhh"

"Satu kali lagi nyonya.."

"Oeekk ooeekkk"

"Selamat nyonya, tuan. Bayi kalian laki-laki."

Hyun Rim bernafas lega ketika ia sudah mendengar suara tangisan bayi.
Dan sekarang ia harus menahan sakit lagi karena bagian intimnya harus dijahit.

"selesai," ucap dokter itu.

Taeyong langsung memeluk Hyun Rim sambil sesekali mengecupi wajahnya.

"Terima kasih sudah melahirkan anak kita," ucapnya sambil mengelus rambut Hyun Rim.

Tak lama kemudian suster datang dengan membawa bayi yang sudah terbungkus dengan kain.

"Selamat tuan, anaknya tampan." Kata suster itu sambil memberikan bayi laki-laki itu pada Hyun Rim.

"Terima kasih, suster." Ucap Taeyong.

Suster itu mengangguk, kemudian meninggalkan Taeyong dan Hyun Rim berdua disana.

"Dia tampan, mirip aku." Canda Taeyong yang kini duduk di pinggir kasur tempat tidur Hyun Rim.

Hyun Rim yang masih terbaring lemas, tertawa kecil sambil mengelus bayinya yang kini menyusu padanya.

"Kita beri nama siapa?" tanya Hyun Rim.

Bayi itu sudah tidak menangis lagi. Sekarang dia sudah tidur sambil asik menyusu.

"Lee Hyunyoung." Ucap Taeyong.

Hyun Rim tersenyum, lalu menatap anaknya.

"Selamat datang, Hyunyoung sayang."


Finally Hyun Rim lahiran :))))

Dan dari sekian part, part bonchap ini yang paling susah. Gue gak tau gimana orang lahiran. Gue cuma baca di ff orang sama cari di internet. Dan nulisnya ngasal aja :"""

Hope u like it :*

HusbandWhere stories live. Discover now