EXTRA PART

2.6K 59 0
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya ya!

***

Suasana rumah Rena sekarang berbeda. Yang tadinya sepi, sekarang menjadi ramai. Bukan hanya karena ada Devi dan keluarga Raza, tetapi karena ada satu buah hati cantik yang mereka sudah tunggu-tunggu selama sembilan bulan.

Gadis berambut panjang dengan wajah perpaduan Timur Tengah, membuat gadis yang bernama Jasmine digandrungi oleh banyak orang. Bukan hanya keluarganya, teman-teman Jasmine yang umurnya masih terpaut kecil, mereka sudah paham apa arti suka dengan lawan jenis.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Matanya berwarna hijau, kulitnya kuning tetapi cenderung putih, hidungnya mancung, serta bibirnya yang pink tanpa polesan bahan kimia apapun. Postur tubuhnya juga cukup tinggi untuk seukuran anak berumur tujuh tahun. Yang berbeda hanya sikapnya. Sikapnya terlalu bar-bar untuk anak perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Jasmine yang tengah menyaksikan film favorite-nya: Frozen, harus beralih ke dapur karena Rena memanggilnya. "Jasmine, kamu temenin Bunda ke pasar swalayan  yang di Buncit, ya. Bunda mau beli kornet buat makan nanti."

Siapa anak kecil yang tidak suka kalau diajak ke tempat perbelanjaan? Pasti mereka semua senang karena mereka bisa memilih apa saja yang mereka mau. Seperti Jasmine sekarang, sudah banyak list di otaknya nanti ia mau beli barang apa saja.

"Bunda, Ayah nggak ikut?" Tanya Jasmine, memamerkan giginya yang ompong satu.

Rena mengambil kunci mobilnya, lalu menggandeng gadisnya keluar rumah. "Ayah masih di rumah sakit. Lagian, tumben banget kamu nyariin Ayah. Pasti ada maunya," ujar Rena, sambil mencolek hidung Jasmine yang mancung.

Senyuman jahil kembali muncul di bibir Jasmine. "Jasmine mau beli samyang. Soalnya kalau sama bunda nggak boleh."

Gadis berumur tujuh tahun itu memang selalu membuat Rena gemas. Walaupun umurnya sudah mulai besar, Rena dan Raza masih tetap menganggap Jasmine buah hatinya yang baru lahir tujuh tahun yang lalu. 

Ternyata pernikahan Raza dan Rena sudah bisa dibilang lama. Tentu saja banyak lika-liku yang hadir dalam hidup mereka berdua. Biarpun begitu, mereka tetap menjalaninya dengan santai dengan disertai doa karena mereka percaya kalau itu hanyalah sebatas ujian kecil yang tuhan berikan untuk mereka berdua.

"Sayang, perut kamu kan belum kuat untuk menerima rasa pedas mi tersebut. Jangan ya, nanti sakit. Kamu boleh makan mi yang lain."

Mata Jasmine masih tidak mau memandang Rena yang sedang fokus menyetir. Hatinya masih sedikit kecewa karena Rena tidak memberi izin padanya untuk diperbolehkan membeli mi yang rasanya sangat pedas. Sesekali Rena mencuri pandangannya ke arah Jasmine. Selain matanya yang tidak mau melihat ke arah Rena, tangannya juga dilipat di depan dadanya.

Tangan kiri Rena mengelus puncak kepala Jasmine. "Yaudah, sebagai gantinya, kamu boleh beli apapun yang kamu mau. Terkecuali mi itu? Gimana?"

Sontak Jasmine langsung menghadap ke arah Rena. Untung saja sekarang mereka sudah memasuki parkir mobil pasar swalayan tersebut. "Serius, Bun? Jasmine berarti boleh dong beli es krim yang banyak banget?"

Rena mengangguk lalu mencubit kedua pipi Jasmine dengan gemas. "Iya, sayang. Tapi jangan dihabisi sekaligus ya? Jadi persediaan juga. Kali aja Mas Jefri main ke rumah, nanti kau tawarin Mas Jefri ya?"

Jasmine langsung menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Rena. "Makasih banyak, Bunda. Jasmine makin sayang deh sama Bunda."

***

"Jasmine, kamu jangan jalan duluan ke parkiran, Bunda lupa beli obat." Teriak Rena saat mengetahui kalau Jasmine telah meninggalkan Rena terlebih dahulu. 

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang