22. I'M SOWWY

1.7K 86 3
                                    

Renata.

Sudah cukup aku melihat kejadian yang sangat menyakitkan semalam. Ketika Angel mencium bibir Raza. Yang seharusnya bibir itu hanyalah milikku. Bukanlah milik orang lain.

Harusnya sekarang aku menghadiri seminar yang cukup menarik bagiku di kampus. Tapi aku sangat malas sekali menghadiri seminar tersebut. Rasanya hari ini aku ingin berdiam diri saja di rumah.

Sedangkan Raza? Ia pergi ke kampus untuk menghadiri seminar itu. Aku ingat sekali ia tadi pagi pulang pukul dua pagi. Mataku memang terpejam tapi aku mendengar apa yang ia lakukan. Seperti pergi kekamar mandi dan memainkan ponsel nya. Tapi aku mengabaikannya. Dan pura-pura tidak tau.

Aku juga tidak menangis. Hebat kan. Iya dong. Aku hanya emosi. Aku itu sebenarnya bukan cewek yang mellow . Tapi ini sih sudah kelewat batas. Secara notabene, Raza adalah suamiku dan aku adalah istrinya.

Tadi pagi saat aku membangunkannya, aku menyembunyikan semuanya. Seakan-akan aku tidak tau apa yang dia lakukan semalam. Aku tidak mau membuat dia kepikiran. Jadi ku diamkan saja kalau dia berbicara yang tidak penting. Walaupun sebenarnya aku ingin sekali mencaci maki dirinya.

Belakangan ini, Raza menjadi jarang sekali marah padaku. Ia lebih sering memanjakanku. Membelikan aku ini itu, mengajakku liburan tapi aku menolaknya. Karna kami belum mendapat jatah liburan sebenarnya. Jadi aku mau memanfaatkannya untuk kuliah. Walaupun kakek Brahim sudah mengizinkan kami berdua untuk liburan.

***

17.00

Sudah hampir sebelas jam aku mengurung diriku di rumah. Aku sengaja tidak ingin keluar rumah. Ya kalian pasti tau alasannya apa. Sedari tadi aku hanya bolak-balik kamar, ruang TV, kamar mandi, dan dapur. Memainkan ponsel ku ataupun laptop ku.

Ting tong....

Aku bangkit dari sofa lalu membukakan pintu rumahku. Semoga itu adalah Raza. Masa sampai jam segini ia belum pulang.

Saatku bukakan pintu rumah dan ternyata benar itu Raza. Kemeja nya sudah berantakan tak karuan. Dari nya sudah melonggar sana-sini. Sepatunya dilepas sembarangan tanpa melihat tempat sepatu yang sudah kusediakan, dan tentu saja rambutnya sudah seperti rambut singa.

Ia menyelonong begitu saja. Tanpa salam atau sapa. Aku menghela nafasku. Begitulah Raza. Kalau sudah lelah tidak bisa diganggu. Aku berusaha menahan emosi ku agar kami tidak perang nantinya. Aku menutup pintu rumahku lalu mengikutinya jalan ke kamar. Walaupun begitu aku masih harus mengurusi suamiku.

"Gimana, Za?" Tanyaku padanya.

Keliatannya ia sangat lelah sekali, ia langsung merebahkan tubuh besarnya dikasurku. Tanpa melepaskan pakaiannya terlebih dahulu.

Ia tidak menjawab pertanyaanku. Kurasa ia sangat lelah. Jadi kubiarkan pertanyaan itu tidak dijawab olehnya.

"Za, kalau mau tidur ganti baju dulu terus sholat. Nanti gue siapin air hangat buat lo mandi," bujukku. Lalu aku bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuknya.

"Za, bangun air hangat nya sudah siap," ucapku sambil membangunkannya secara perlahan. Raza sesekali mengelak tapi aku tetap memaksanya untuk mandi terlebih dahulu. Bagaimanapun badannya itu kotor dan tidak bagus kalau langsung tidur begitu saja.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang