9. BERTEMU MONSTER (lagi)

1.8K 96 14
                                    

06.00

Renata.

Sudah dua bulan aku menunggu masuknya kuliah. Dan sekarang sudah waktunya. Aku didaftarkan oleh mami di Fakultas Kedokteran. Ya memang itu adalah cita-citaku dari kecil sampai sekarang. Jadi, aku mau- mau saja kalau didaftarkan.

"RENATA!!!" Aku seperti mendengar suara monster yang sedang membangunkan ku dari alam mimpi.

Monster itu datang ke mimpiku. Ia membuka pintu untuk masuk ke dalam mimpiku. Ia mengguncang-guncakan badanku. Ia menyiramku dengan air. Suara nya tidak berhenti-berhenti dari tadi.

"AAAA MONSTER!!" Aku bangun dan teriak. Aku menyadari monster itu datang menghampiri ku.

"RENA BANGUN DARI MIMPIMU. SEKARANG 'KAN HARI PERTAMA KAMU KULIAH!" Dan ternyata itu adalah mami. Aku pun menghela nafasku. Kukira dia monster.

"Mami, aku kira monster," ucapku lega.

Aku melihat jam wekerku di nakas, jam menunjukkan pukul enam tepat. Aku bangun dari ranjangku, mengambil handuk, dan pakaian dalamku, lalu aku berjalan ke kamar mandi.

Setelah sepuluh menit aku berada di kamar mandi. Aku mengambil kemeja putihku dan rok sedengkul berwarna hitam di lemari. Aku menyisir helaian rambutku yang panjang dan menguncirnya seperti buntut kuda. Aku memakai sepatu kets yang biasa aku pakai dan langsung mengambil tas putihku yang semalam sudah aku siapkan.

Aku keluar dan turun dari kamarku. Aku melihat mami sudah menunggu di meja makan. Ia seperti sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi, mi." Aku mencium pipi kiri mami ku. Itu sudah rutinitas ku semenjak aku masih sekolah dasar.

"Mi, selai cokelat nya jangan banyak-banyak ya, soalnya kan aku udah manis," ucap ku gurau.

"Bisa aje lu, kutu loncat," jawab mami ku seperti anak muda. Aku kaget ia mengucapkan seperti itu. Mungkin itu karena pengaruh sinetron yang ia tonton.

"Apaan sih ,mi!"

"Oh iya, Ren. Mami mau jodohin kamu." Aku terkejut bukan main. Apa maksudnya ia menjodohkan ku. Baru saja aku ingin menikmati masa kuliaku.

"HAH?!" Teriakku kaget, membuat mami menutup kedua kupingnya.

"Aduh congor lu berisik, Ren," katanya sambil mencomot bibirku. "Iya mami mau jodohin kamu sama anaknya sahabat mami. Dia satu kampus sama kamu. Kakeknya pemilik kampus kamu itu."

Aku terkejut bukan main. Jelas lah, derajat ku dan dia itu beda jauh. Keluarganya yang mempunyai kampus pasti ia mempunyai banyak saham. Sedangkan aku? Ibu ku hanya pegawai swasta biasa.

"Dia senior kamu nanti. Namanya Raza Alatas. Kamu masih ingat kan, sama Hanifah sahabat mami?" Tanya nya padaku, aku mengangguk. Hanifah teman baik mami, ia membantu keluarga kami saat dulu mami sedang bertengkar bersama papi.

"Iya, mami mau jodohin kamu sama anaknya tante Hani, mami nggak mau nanti kamu dapet suami yang nggak bener. Jaman sekarang nggak bisa ditebak. Mami nggak mau kamu kayak mami," lanjutnya.

Aku masih terdiam sambil memakan roti yang mami buatkan. Aku tidak tau mau berbicara apa. Otakku tiba-tiba saja membeku.

"Mi, Rena berangkat dulu ya. Ojeknya sudah sampai. Nanti Rena kabarin kalau Rena udah mau pulang." Aku bangkit dari tempat dudukku. "Assalamualaikum." lalu aku pamit dan mencium punggung tangan mami.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang