세상 [World]

876 192 6
                                    

RoarMin




Akhir-akhir ini, Seungwan sedikit tidak bersemangat. Ia menjadi orang yang sedikit emosional. Meski hal itu tidak ia tampakan di tempat kerja. Sang adik, Somi, bahkan sampai tidak berani bercanda dengan Seungwan. Tentu Somi menyadari keanehan kakaknya. Bukannya ia tidak peduli, gadis belia itu takut kakaknya tak mau menceritakan masalahnya. Somi juga tak pernah mendapati Seungwan menghubungi Yoongi.

Hari ini, Somi sengaja menemui Yoongi selesai kuliah. Gadis itu menunggu di sebuah cafe dekat kampusnya. Tak lama, seorang pria bermata sipit itu datang dengan pakaian kantor yang masih melekat di tubuhnya.

"Sudah lama?" tanya Yoongi.

Somi menggeleng, "baru saja."

Yoongi duduk di salah satu kursi. Pria itu memesan minuman sebelum memulai obrolannya dengan Somi.

"Oppa, hubunganmu dengan Eonni sedang buruk?" tanya Somi.

"Ya, memang begitu. Mungkin dia marah karena aku mengatakan dia terlalu kurus," jawab Yoongi.

"Eonni memang terlihat sangat kurus semenjak dia berpacaran dengan Seokjin oppa," sahut Somi membenarkan pernyataan pria itu.

Yoongi tidak salah. Adik Seungwan saja mengatakan bahwa gadis itu terlalu kurus. Yoongi tidak mengarang. Namun, hubungan Seungwan dengannya sedikit renggang semenjak adu mulut saat ulang tahun Yoongi. Bahkan Seungwan jarang menghubunginya.

"Seungwan eonni sedikit murung akhir-akhir ini," ujar Somi.

"Kenapa?"

Somi mengendikan bahunya, "entahlah, dia tidak berbicara sedikitpun padaku. At least, dia bisa tersenyum hari ini setelah Seokjin oppa meneleponnya tadi pagi."

Di tempat lain, Seungwan melangkahkan kakinya penuh semangat. Pagi tadi, Seokjin mengabarinya kalau hari ini pria itu telah pulang. Seungwan seolah melupakan perkataan Taehyung kemarin lusa. Ia yakin, Seokjin bukan pria seperti itu. Semua pandangan buruk terhadap kekasihnya itu lenyap hanya karena mendengar suara Seokjin dari sambungan telepon.

Hari ini, Seungwan ingin membuat kejutan kecil untuk Seokjin. Ia membawa makanan untuk makan siang pria itu. Seungwan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya. Namun, langkahnya terhenti beberapa meter dari parkiran mobil di rumah sakit tempat Seokjin bekerja. Seorang yang ia cari tengah berbincang-bincang dengan seorang wanita.

Mata Seungwan memanas kala Seokjin mengusap-usap rambut panjang wanita itu dan memandangnya dengan tatapan penuh cinta. Hati Seungwan seolah tergores pedang ketika kekasihnya tak berhenti melakukan skinship dengan wanita asing itu.

"Terima kasih, sayang."

Jantung Seungwan berdetak lebih cepat ketika Seokjin memanggil wanita itu dengan sebutan sayang. Ingin sekali dirinya mendekati Seokjin lalu menampar pipi pria itu. Namun, kakinya seolah membeku. Otaknya memerintah matanya untuk melihat siapa sebenarnya Kim Seokjin.

"Oppa harus makan masakanku, jangan sampai lupa makan siang."

"Iya, sayang. Nanti malam Oppa ke rumahmu, ok?" sahut Seokjin.

Detik berikutnya, Seokjin mengecup bibir wanita itu tanpa merasa berdosa. Seketika itu pula, Seungwan merasa dirinya jatuh ke dalam jurang yang dalam dan gelap. Tangisannya tak bisa terbendung lagi. Seungwan rasa, itu bukan sekedar kecupan. Ia yakin, Seokjin mencium wanita itu.

Seungwan berbalik arah. Ia melangkah menuju halte bus terdekat. Gadis itu menutupi mulutnya agar isakannya tak terdengar orang lain. Seungwan berkali-kali mengutuk dirinya. Bodoh, itu kata yang Seungwan sebutkan untuk memaki dirinya. Ia telah melakukan segala yang Seokjin minta tanpa mengeluh. Seungwan tidak pernah berpikir Seokjin akan melakukan hal ini.

목소리 [MYG, SSW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang