사랑하니까? [Luv U?]

1K 213 10
                                    

RoarMin


Sinar sang fajar menyentuh cakrawala. Bumi mulai diterangi oleh cahaya secara cuma-cuma. Embun melekat pada kaca jendela sampai-sampai kaca itu bisa menjadi media untuk menulis. Di pagi itu pula, Seungwan telah sibuk. Ia menata semua keperluannya di ruko. Meja, kursi, meja kasir, dan barang-barang yang lain telah siap pakai. Bahkan beberapa dekorasi telah tertata apik.

Aktivitas Seungwan terhenti ketika mendengar dering ponselnya. Ia segera meraih ponselnya yang berada di atas meja kasir. Min Yoongi, pria itu meneleponnya. Tanpa membuang waktu, Seungwan mengangkat telepon dari Yoongi. Seketika itu pula suara berat Yoongi menyapa indra pendengarannya.

"Kau dimana?" Ya, Yoongi bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.

"Aku di ruko, ada apa?" tanya Seungwan.

"Kenapa tidak mengabariku? Aku bantu, kirim lokasimu."

Seungwan menyandarkan punggungnya pada tembok, "Tidak perlu, nanti aku merepotkan Oppa."

"Cepat kirim saja! Apa susahnya? Jangan bergerak sampai aku tiba, sampai nanti."

Yoongi memutus sambungannya sepihak. Gadis bermarga Son itu menggelengkan kepalanya. Ia sangat paham dengan sifat Yoongi yang agak keras kepala. Mau tidak mau, Seungwan mengirim lokasinya pada Yoongi melalui aplikasi chatting. Detik berikutnya, Yoongi membalas pesannya.

Yoong 🐻

Tetap di situ, jangan bergerak.

Seungwan tidak menuruti kata-kata Yoongi. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Masih banyak yang harus ia selesaikan. Tanpa disadari, pria berkulit pucat itu telah sampai. Ia membuka pintu ruko Seungwan lalu merebut lap yang Seungwan pakai.

"Sudah kubilang diam saja, dasar pembangkang!" ujar Yoongi dingin.

"Kau kira aku patung?" Seungwan menarik lagi lapnya, tapi Yoongi tidak menyerahkan benda itu begitu saja.

"Oppa!"

Yoongi mendekatkan wajahnya hingga jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa senti, "aku akan memberikan ini kalau kau memberi tahu tugasku."

Pipi Seungwan memanas. Jarak mereka terlalu dekat. Bahkan Seungwan bisa merasakan deru napas hangat Yoongi. Gadis itu langsung merebut kain miliknya lalu menjauh dari posisinya semula.

"Tempel stiker di kaca pintu saja, stickernya ada di meja itu." Seungwan menunjuk sebuah meja dengan beberapa stiker yang tergeletak berantakan di atasnya.

"Ayay, Kapten!"

Yoongi segera mengambil tangga lipat yang ada di sudut ruangan. Ia juga meraih stiker-stiker itu lalu membawanya keluar. Pria itu dengan cekatan memosisikan tangga lipat itu di dekat pintu kaca. Tangannya sibuk mencari tempat yang pas untuk menempelkan stiker.

Dari kejauhan, Seungwan memperhatikan pria Min itu. Ia kira, Yoongi hanya bisa bekerja dengan laptop, pulpen, printer, dan kertas saja. Namun, semua penilaiannya runtuh. Pria itu juga bisa mengerjakan hal-hal yang biasanya seorang bos tidak - akan pernah- lakukan. Bahkan Yoongi memiliki selera seni yang baik, terlihat dari caranya menata stiker-stiker itu dengan baik.

Sembari menunggu, Seungwan membuatkan jus jeruk untuknya dan Yoongi. Dua gelas besar berisi air berwarna jingga itu telah siap disajikan. Seungwan meletakkan dua gelas jus jeruk itu di atas meja lalu duduk di salah satu kursi kosong.

Tak sampai lima menit, Yoongi telah selesai dengan pekerjaannya. Ia membereskan beberapa perkakas yang ia pakai. Tidak hanya karena ia telah selesai bekerja, jus jeruk buatan Seungwan sebenarnya lebih menggoda imannya. Pria bermata sipit itu langsung menyambar jus jeruknya hingga habis setengah gelas.

목소리 [MYG, SSW]Where stories live. Discover now