Nightmare

100 16 9
                                    

"Ibuu.. aku mohon hentikan!! Sakit buu.. aku berjanji akan menjadi anak yang baik.. ibuu.."

Gerard tersentak dari tidurnya. Bajunya basah karena keringat, jantungnya masih berdebar, dan napasnya tersengal-sengal. Ia melirik jam dinding di kamarnya, pukul 3 pagi.

"Sialan, mimpi buruk itu lagi!!" Gerard melempar bantalnya ke sembarang arah dan berjalan keluar kamarnya. Gelap. Dia dengan cepat mencari saklar lampu dan menghidupkannya. Gerard membenci ruangan yang gelap, hanya akan mengembalikan ingatan buruknya di masa lalu.

Ia membasuh wajahnya dan melihat ke cermin.

"Dia.. yang berdiri di depan cermin, seperti orang asing." Gerard menelan beberapa pil dan mengembalikan botolnya ke lemari obat dan menguncinya. "Ah mikey.. dimana kau sekarang?"

Gerard menggapai jaketnya dan pergi dari apartmentnya. Beberapa kali ia menggosokkan kedua telapak tangannya agar merasa lebih hangat. Ia berjalan menuju lapangan tenis tak terpakai di belakang bangunan tua. Disana sudah menunggu beberapa orang lainnya yang duduk di sebelah api unggun untuk menghangatkan mereka.
"Kami tahu kau akan datang." Ucap Bradley.

Gerard menyandarkan tubuhnya ke tumpukan ban bekas dan menghela napasnya panjang.

"Kau mimpi buruk lagi, sayang?" Seorang gadis dengan celana pendek dan jaket hitam menghampiri Gerard dan mengelus pipinya.

"I'm okay now, trust me." Gerard membiarkan Joy tiduran di pangkuannya. Beberapa temannya mulai bernyanyi diiringi petikan gitar yang dimainkan Frank.

"Aku tidak bekerja hari ini, bolehkah aku menghabiskan waktu dan menginap di apartemenmu nanti malam?" Joy menanti jawaban Gerard yang terdiam beberapa saat.

"Uh.. ada sesuatu yang belum aku beritahu padamu." Gerard menggaruk lehernya. "Tapi kau harus berjanji agar tidak marah, kau sangat sensitif akhir-akhir ini."

"Apapun itu, aku yakin bukan masalah yang besar bukan?" Joy melingkarkan tubuhnya pada Gerard, mata mereka bertemu, wanita itu merasa lebih hangat dari sebelumnya. Berada di dekat pacarnya membuatnya sangat aman dan nyaman. "Gerard?"

"Uhmm.. yeah.."

"Kau mau satu Gee?" Teriak Bradley, melambaikan satu botol berwarna hijau kepadanya.

"Aku tidak punya uang sekarang, lagi pula ini masih terlalu pagi untuk minum, Brad." Tolak Gerard.

"Alasan klasik Gee, aku tahu kau sedang membutuhkannya. Gratis untuk kali ini." Brad berjalan menuju Gerard dan memberikannya botol itu.

"Thanks.." Gerard menegak minuman kesukaannya itu dengan cepat seperti orang yang terjebak di gurun dan menemukan air. "Do you want some, babe?"

"Nope, aku sedang diet alkohol." Mereka berdua lalu tertawa bersama.

###

Helena membuka kulkas dan menghela napas.

"Seharusnya aku tahu kalau tidak ada makanan di rumah lelaki itu. Dimana dia sekarang? Sudah pukul 7 pagi dan aku belum melihatnya, uhm.. apa iya dia belum bangun?"

Helena mengetuk pintu kamar Gerard beberapa kali, tidak ada respon. "Gerard? Aku tidak tahu kau di dalam atau tidak, aku hanya ingin memberitahumu aku akan pergi sebentar membeli makanan. Apa kau mau menitip sesuatu?"

Tak ada jawaban.

Helena segera berganti baju dan pergi membeli sesuatu untuk dimakan. Ia tak melihat ada tanda-tanda minimarket terdekat di sekitarnya, ia hampir menyerah.

"Astaga tempat antah berantah macam apa ini? Aku tadi malam seharusnya tak melewati daerah ini." Tak lama kemudian dia menemukan sebuah minimarket yang terlihat sepi pengunjung.

Helena mengambil beberapa roti dan soda. Saat ia menunggu kasir menghitung belanjaannya, seorang lelaki jangkung masuk dan membeli rokok.

"Untuk sarapan?" Lelaki asing itu bertanya.

Mengingat tadi malam dia baru saja diganggu orang tak dikenal, kali ini Helena lebih memilih untuk diam.

"Calm sist, aku bukan orang jahat." Helena memutar matanya. "Okay, sepertinya kau memang orang yang pendiam."

Helena melirik lelaki disebelahnya. "Aku tidak mengenalmu." Dengan kalimat itu dia lalu keluar dan duduk di kursi minimarket. Dan benar saja dugaan Helena, lelaki itu menyusulnya.

"Boleh aku duduk disini?" Helena mengangkat alisnya. "Namaku Mikey, jika kau ingin tahu. Aku sedang mencari seseorang yang katanya tinggal di daerah sini. Aku sudah tidak melihatnya semenjak 5 tahun yang lalu, semoga saja kau kenal dengannya."

"Pertama, kenapa kau bisa menceritakan banyak hal tentangmu pada orang asing sepertiku? Kedua, aku baru saja datang ke tempat antah berantah ini. Dan ketiga, aku tidak mengenal siapapun disini bahkan kasir minimarket itu, kecuali seseorang yang dengan baiknya memberiku tempat sementara untuk tinggal."

"Seorang Mikey Way tidak biasanya banyak bicara pada orang lain, kecuali dia memang sedang membutuhkan sesuatu." Mikey menimpali.

"Okay, siapa yang kau cari?"

"Gerard, terakhir aku melihatnya rambutnya hitam agak panjang, dia tidak begitu tinggi." Mikey mencoba mengingat-ingat kembali sosok yang ia cari.

"Uhm.. aku tidak yakin ada berapa Gerard di sini. Aku hanya mengenal satu Gerard dan rambutnya tidak hitam. Maaf." Helena meninggalkan Mikey sendirian dan memutuskan untuk langsung pulang sebelum hal buruk kembali terjadi.

Helena || G.WNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ