16. Different.

1.3K 103 75
                                    

Mereka... Berbeda. Sangat berbeda. Bahkan tuhan pun telah dengan kejam menunjukkan perbedaan itu dari awal.

Mark Tuan lahir dengan berlian sebagai alas kakinya. didulang sendok emas. Bermandikan susu dan sutra terbaik sebagai alas tidurnya. pangeran Joseon-pun tidak ada apa-apanya.

Terlahir sebagai putra satu-satunya keluarga Tuan, membuat kehidupannya seperti pangeran yang mengalahkan Rajanya sendiri. Mark Tuan, bahkan telah memakai mahkota sedari balita.

Sedangkan, Khunpimook Bhuwakul... hanyalah keturunan asing yang menetap di Korea. Untuk sesuap Nasi pengganjal perut pun, keluarganya harus lembur bagai Kuda.

****
Tittle; Different
Cast;Mark Tuan × Khunpimook Bhuwakul. Got7 member
Genre; Sad Romance
Rated; M
Word; 9643
.
.
.

Note; Tulisan ini tidak untuk di komersialkan, hanya untuk kesenangan saya semata. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari tulisan ini.
Terdapat banyak Plot hole dan alur yang lambat.
.
.
.

Seluruh cast dalam cerita ini bukan milik saya. Mereka milik JYP Ent. dan orang tua masing-masing.
.
.
Don't like don't read. No harassing word allows!

Sandoro Prince present©
Happy reading^^

****

Pertamakali mata mereka bersirobok adalah cara lain tuhan menunjukkan kekejihannya. Mark kecil, telah ditunjukkan bagaimana cara 'menikmati' hidupnya.

Audi putih mengkilap keluar dari sebuah lahan parkir. 'Dream Golf Range' terukir dengan apik diatas gerbang, penanda nama kawasan elit itu.

"Bagaimana latihan Golf-mu?" Tanya seorang wanita cantik pada anak lelaki di sebelahnya. Mobil melaju dengan sedang.

"Biasa saja" Jawabnya acuh. Pemandangan di luar mobil seolah lebih menarik dari wanita di sebelahnya.

"Setidaknya bersungguh-sungguhlah sedikit, Mark. Buat ayahmu bangga dengan prestasi."

"Memangnya apa yang Dad harapkan, Mom?. Aku bahkan hanya baru berumur dua belas tahun!"

"Kau itu anak kami satu-satunya. Memangnya siapa lagi yang akan melanjutkan kerajaan bisnis kita, jika bukan dirimu?...".

Si bocah lelaki bungkam. Topik ini lagi. Demi tuhan, dirinya bahkan belum menginjak bangku sekolah menengah pertama. Tapi sudah suruh ikut andil dalam masalah sepelik harta warisan.

Tidak cukupkah sang Ayah merenggut masa kecilnya? Disaat anak-anak lain tertawa bebas bermain lempar tangkap bersama orangtua mereka; dirinya disibukkan oleh berbagai bimbingan belajar saham maupun dokumen keperusahaan lainnya.

Apakah menjadi pangeran kecil harus serta-merta terjun dalam urusan kerajaannya? Apakah menjadi pangeran akan selalu berakhir menjadi raja? Lalu untuk apa mahkota yang telah bertengger di kepalaku? Untuk apa manusia yang telah bertekuk lutut di kakiku? Sebenarnya dunia gila macam apa yang sedang aku tinggali Ini?

Pikiran kalut Mark teralih ketika sang Ibu meminta Supir untuk memberhentikan laju mobil mereka. Dari jendela disampingnya Mark dapat melihat sang Ibu yang keluar menghampiri sebuah Stand buah-buahan pinggir jalan. Senyum palsu sang Ibu ketika menawar pun tidak luput dari pandangan. Entah apa yang dipikirkan; mereka bahkan lebih dari mampu untuk membeli sebuah Supermarket beserta isinya.

No MarkBam No Life//OS ColectionWhere stories live. Discover now