4. My Tears Choco// part 2

2.9K 234 77
                                    

hai Guys aku tau FF ini dah kelamaan gak di update mungkin beberapa dari kalian kebanyakan udah lupa sama jalan ceritanya, so kalo lupa baca ulang aja chapter sebelumnya ne.

satu lagi Spesial thanks to adek gua yang paling gila tapi yeah you know *Peluk*

dia yang udah ngetik sebagian besarnya guys, jadi yah bisa dibilang chapter ini hasil kolaborasi aku sma dia, semoga kalian menikmati. jangan lupa VOTE sebelum baca ne !!

Happy reading^^

________

Author POV

Mengenal Mark beberapa bulan membuat hidup Bambam menjadi sedikit lebih ceria dan berwarna, Mark yang selalau baik dan perhatianpadanya membuatl aki-laki manis itu memiliki perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya 'Inianeh' pikirnya tatkala jantungnya selalu berdebar keti kalaki-laki tampanitu tersenyumkearahnya. Hal itu membuatnya sedikit bingung. Bingung karena ia tak pernah merasa kan perasaan semacam itu.

"Bambam?"

Bambam menoleh dan melihat Mark yang sedang berlari kearahnya, mereka memang telah berjanji untuk bertemu didanau yang berada di belakang sekolah seperti biasa ketika sekolah telah dibubarkan.

"Apa yang kaubawa, hyung?"Tanya Bambam sembari menunju ksebuah kotak makanan yang Mark bawa.

"Ah...ini kue buatan ibuku, dia mengatakan padaku ingin memberikan ini untukmu." Mark menyerahkan bingkisanitu.

"Waahh...benarkah?Bagaimana ibumu bisa mengenalku?"

"Tentu saja aku yang menceritakan nya," Mark mengusap puncak kepala Bambam, "sudahlah, ayo duduk dan makan kuenya, kau pasti menyukainya." Mereka duduk di tepi danau seperti biasa, di atas rumput hijau itu mereka berbagi cerita, kasih sayang, bahkan keluhk esah bersama.

Mark menatap Bambam yang sedang memakan kue disebelah nya, matanya memerhatikan wajah Bambam yang selalu teduh dan menenangkan, namun matanya menangkap sesuatu yang aneh dikening sebelah kanan laki-laki manis itu . "Inikenapa, Bamie?Apa kau habis terjatuh ?" Mark menyentuh kening Bambam yang sedikit membiru dengan khawatir

"Emm... tidak, hyung. Ini...inihan-"

"Apa ibumu yang melakuka nya lagi?" Kini suara Mark mengintimidasi.

"Bu... bukan sepertiitu, hyung..."Bambam menghela napas, melihat Mark yang masih memicingkan Mata tak percaya padanya, "baiklah...eomma kemarin tak sengaja mendorong ku hingga membentur pintu dapur, ini tidak apa-apa, kok."Bambam akhirnya memilih jujur dengan apa yang terjadi pada kening nya.

Mark menangkup kedua pipi Bambam "Maaf, hyung tidak bisa melindungimu jika kau di rumah." Bambam menggeleng. "Tidak. Kau tidak salah,hyung." Mark membawa Bambam ke dalam pelukanya, menyalurkan semua kehangatan yang ia miliki untuk membuat Bambam merasa nyaman.

*****

Bambam melangkah dikori dorsekolah seorang diri, sekolah sudah sepi karena telah dibubarkan beberapa puluh menit yang lalu, ia pulang terlambat karena harus menemui Guru Kim untuk mengumpulkan pekerjaan rumahnya yang sempat tertinggal, Bambam yang merasa sedikit pusing dikepalanya memutuskan untuk membasuh wajahnya di toilet.

Pria manis itu membasuh tanganya di wastefel, tetapi ia merasakan hidungnya mengeluarkancairan yang menetes pada tanganya yang sedang ia basuh, kemudian ia meraba hidungnya dan melihat cairan yang ada ditanganya. 'Darah?'Tanyanya dalam hati. 'Apakah ini sudah semakin parah? 'Lanjutnya.

Ia menatap pantulan wajahnya pada cermin didepanya, wajahnya sedikit memucat dan terlihat sedikit kantung mata yang menghitam disekitar matanya, pipi nya juga semakin kurus, tak segemuk dulu. Hidungnya kembali mengeluarkan darah dan dengan segera ia membasuhnya menggunakan air.

No MarkBam No Life//OS ColectionWhere stories live. Discover now