8th (He's Real)

3.3K 606 49
                                    

"Kamu sedang apa?"

Jennie menoleh menatap Taehyung dan tersenyum tipis. "Aku sedang merajut syal untuk anakku. Dia bilang, dia tidak mau mengenakan syal apabila bukan merupakan hasil karya ibunya sendiri."

Taehyung manggut-manggut mendengar penuturan Jennie. Pemuda itu memandangi Jennie yang masih asik bergulat dengan peralatan menjahitnya. Ia menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepalanya.

Baru kali ini, Taehyung berada di dekat Jennie dan sama sekali tidak merasa terganggu. Baru kali ini, keberadaan Jennie membuat dirinya merasa nyaman.

Ini aneh. Mengapa rasa benci itu dapat terkikis dengan mudahnya? Apakah selama ini dirinya tidak benar-benar membenci Jennie? Dibandingkan membenci, mungkinkah dirinya hanya merasa takut dengan kemampuan yang Jennie miliki? Ataukah mungkin dirinya takut tertarik pada Jennie dan mengkhianati Jinny yang jelas-jelas sudah lebih dulu mengkhianati dirinya?

Entah lah. Choi Jennie yang merupakan orang pertama yang secara tidak sengaja bertemu dengan dirinya kala ia berada di titik terapuh membuat Taehyung secara ajaib merasa bergantung padanya. Taehyung tidak dapat memungkiri bahwa kemunculan Jennie pada saat itu, sedikit menenangkan hatinya yang terasa perih karena dibohongi oleh wanita yang hampir saja ia nikahi.

"Boleh aku bertanya tentang suatu hal padamu?" Taehyung kembali menarik atensi Jennie, membuat wanita itu lagi-lagi menghentikan pekerjaannya untuk sekedar menoleh dan membalas tatapan Taehyung.

"Apa?"

Taehyung terdiam sebentar. Sesungguhnya, ia merasa tidak enak menanyakan hal yang menyangkut privasi orang lain. Namun, dirinya yang sedang dilanda rasa penasaran membuatnya ingin menanyakan hal tersebut pada Jennie.

"Ngg....Choi Hyunsuk itu anakmu kan? Kalau begitu....dimana ayahnya Hyunsuk? Mengapa kamu tidak pernah mengajak ayahnya Hyunsuk ke sini?" tanya Taehyung sembari menundukkan wajahnya, menatap lantai karena sadar bahwa dirinya telah bersikap lancang.

Jennie menghela napas. Pemuda itu meletakkan syal yang baru setengah jadi di atas meja. Sorot matanya menyiratkan rasa tidak suka atas pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Taehyung.

"Dokter Kim, haruskah kamu menanyakan hal tersebut padaku? Bukankah pertanyaanmu terkesan sedikit tidak etis? Namun, apabila kamu memang ingin mengetahui jawabannya, aku hanya bisa memberitahumu bahwa Hyunsuk merupakan anakku. Siapa ayahnya itu bukan urusanmu. Lagipula, Jung Jaewon tidak akan suka apabila aku membicarakan hal ini...."

Nah. Satu hal yang membuat Taehyung masih berpikiran bahwa Jennie memiliki gangguan mental adalah karena wanita itu yang masih saja menyinggung nama Jung Jaewon. Taehyung tidak tahu siapa itu Jung Jaewon, selain sebagai kekasih Jennie seperti yang selalu Jennie katakan selama ini. Yang Taehyung tahu, besar kemungkinan bahwa Jung Jaewon merupakan sosok ciptaan Jennie, imajinasi Jennie semata.

Taehyung yang mengandalkan logikanya tentu tidak semudah itu percaya pada apa yang disampaikan oleh Jennie. Meski begitu, kini gangguan mental yang dialami oleh Jennie tidak mengganggu Taehyung seperti apa yang pemuda itu rasakan sebelumnya.

"Maafkan aku jika sudah mengganggu privasimu," ucap Taehyung pelan.

Jennie tersenyum. Namun, sorot matanya menyiratkan sebuah kesedihan yang mendalam. "Tidak apa-apa. Ini bukan kali pertama seseorang menanyakan kepadaku siapa ayah dari Choi Hyunsuk. Aku hanya berharap agar anakku sendiri tidak mempertanyakan siapa ayahnya. Aku berharap agar keberadaanku sendiri sudah cukup baginya."

Jennie mengusap sudut matanya yang sudah basah menggunakan ibu jarinya, membuat Taehyung merasa semakin tidak enak karena sudah menyinggung perasaan wanita itu.

Blood, Sweat & Tears (Taennie, Privated) ✓Where stories live. Discover now