Chapter 7

369 52 2
                                    

Tuhan, apa aku boleh berharap lebih?

××××××××××××××××××××××××

Silvie Jung p.o.v

Aaahhh!

Gila!

Sumpah! Sumpah! Sumpah!

Kobam aku dari kemarin! Kayaknya aku harus banyak sedekah deh! Berkah woy! Berkah!

Bisa ditemanin sama orang yang lo suka itu sesuatu banget! Apalagi modelannya kayak Sehun.

Uh, nikmat mana yang aku dustakan Tuhan? :')

Salah gak sih kalau aku baper sama kelakuan Sehun? Apa lo bilang? Enggak boleh?

Anjay lo semua :)

Coba lo lihat muka aku! Iya muka aku!

Merah ya? Of course!

Gimana coba muka aku enggak merah seharian. Semalaman aku mikirin si Sehun. Mikirin dari bagaimana ia duduk di dekat aku, kebaikan dia yang mau nemanin selama 1 jam lamanya dan cara dia ngomong ke arahku yang euuuuhhhh ...

Kalem-kalem gitu deh!

Aaaahhh!

Pantas aja dia jadi primadona cewek pas jaman SMP dulu. Sangat amat pantas :)

Tapi, pas ingat dia udah jadi suami orang. Aku cuma bisa bilang ...

A and to the NJING :)

Beruntung banget ya istrinya! Dapat suami baik, tampan, tinggi, pintar dan berwibawa kayak Sehun.

Huaaa! Kezeeeell!

"Eh?" pas lagi asyik-asyiknya jalan sambil mikirin Sehun. Mataku enggak sengaja ngelirik ke arah taman. Disitu ada anak laki-laki tengah duduk di bangku taman sambil mainin pesawat mainan. Dan mukanya udah familiar banget.

Itu pasti Myungsoo.

Ah, kesana ajalah. Mumpung lagi istirahat.

"Myungsoo!" ia tersenyum lebar saat melihat aku berjalan kearahnya, Myungsoo menggeser bokongnya, seakan memberi tempat buat aku duduk disana.

Lah, peka juga ya jadi anak.

"Myungsoo, lagi ngapain?"

"Lagi main pechawat telbang kakak!" ucap Myungsoo sambil nunjukin pesawat mainannya.

Uh, imutnya.

"Main sendirian?" dia mengangguk, "Myungsoo enggak mau ketemu ayah?"

Myungsoo berpikir sejenak, tak lama ia menggeleng, "Ayah lagi ada keljaan. Myungsoo enggak mau ganggu Ayah."

Oh, pantas aja dia sendirian disini.

"Lalu ibu Myungsoo dimana? Kakak belum pernah lihat ibu Myungsoo. Kakak pengen kenalan soalnya." ucapku sambil mengusap lembut kepala Myungsoo.

Ya, walaupun sebenarnya hati kecil panas sendiri pas ngucapinnya. Tapi, mau bagaimana lagi kan? Aku enggak mau jadi cewek korban mimpi-mimpi indah yang pasti tak akan pernah menjadi kenyataan :')

Tapi, otak aku tertohok saat mendengar jawaban Myungsoo.

"Enggak kakak. Ibu Myungsoo udah enggak ada. Ibu chudah pelgi ke surga."

Ja-jadi ...

Dia sudah meninggal?

"O-Oh, gitu ya." sumpah, aku kayak enggak enakan gitu, "Maafkan kakak ya? Kakak enggak tahu."

Myungsoo mengangkat wajahnya, memamerkan deretan gigi susu yang menghiasi rongga mulutnya, "Enggak apa-apa kok kakak. Kakak kan enggak chalah apa-apa. Kakak mau enggak temanin Myungsoo main?"

Dan aku enggak bisa jawab apa-apa selain ...

"Mau dong! Ayo, main!" dan sejak saat itu, aku mulai meluangkan waktu istirahatku bersama Myungsoo.

Gosip-gosip aneh juga mulai bersebaran dimana-mana. Aku tahunya sih dari Chen sama Yeri. Kata mereka, aku kayak jablay lagi nyari perhatian gitu sama bos.

Dan apa respon aku? Aku cuma bilang i don't care about it!

Aku memang suka sama Sehun. Tapi, aku juga sayang banget sama Myungsoo. Bukan karena dia ada hubungannya dengan Sehun. Tapi, itu semua memang benar-benar dari lubuk hati aku yang paling dalam.

.
.
.
.
.

TBC

My First ✔Where stories live. Discover now