Karena rasa sayang sebesar apapun, bakal kalah sama rasa nyaman.
*******************
"Sal, gue tau gue salah. Gue minta maaf sama lo" ucap Deni.
"Iya, gue maafin" ucapku datar.
"Sal, gue minta maaf" ucap Deni sekali lagi.
"Iya Deni! Gue maafin!" ucap ku lagi kesal.
"Tapi lo masih marah sama gue" ucap Deni pelan.
"Kenapa gue harus marah? Kita juga cuma pura-pura kan?" ucapku menyindir.
Deni terdiam.
Aku hendak membuka pintu mobil Deni. Namun terhenti karena Deni memanggil ku.
"Sal"
"Apalagi Den? Baju gue basah. Nanti gue demam" ucapku jujur. Karena memang bajuku basah akibat hujan deras tadi.
"Gue gamau kita status gini aja. Gue mau hubungan kita berubah. Jadi pacar beneran gue ya Sal?" ucap Deni.
"Hah?" aku bingung. Masih belum memahami ucapan Deni barusan.
"Lo mau kan jadi pacar beneran gue? Jadi bayangan nyata di hidup gue? Bukan lagi sekedar pacar pura-pura gue" tanya Deni sekali lagi.
Untuk seketika aku terdiam. Tak lama aku menatap Deni. Ternyata, Deni juga menatapku. Aku terdiam cukup lama. Menatap manik mata itu. Seakan dunia ku berpusat pada pemilik mata itu. Refleks aku mengangguk.
"Mau?" ulang Deni sekali lagi.
"Iya" jawabku.
Deni tersenyum dan menggenggam tanganku lembut. "Makasih" ucapnya dan mengecup telapak tanganku.
"Masuk sana, ganti baju nanti sakit" ucapnya. Aku mengangguk dan turun. Mobil Deni berjalan. Waktu disekitar ku seakan berhenti seketika. Ini beneran?
*******************
Aku sudah mengganti pakaian ku dengan baju rumahan. Aku berguling kesana-kemari diatas kasurku. Ini beneran kan? Gue resmi jadi pacar Deni? Bukan pacar pura-pura nya lagi? Aku berjingkrak-jingkrak diatas tempat tidurku.
"Lo masih waras kan" tanya suara di seberang sana. Ku lihat pemilik dari suara ajaib itu. Dugaanku benar. Iqbal Anggara.
"Lo kenapa lagi?" tanyanya heran.
"Enggak. Gaada apa-apa" ucapku cengengesan.
"Lo pacar baru?" tebak nya tepat sasaran.
"Enggak. Dibilang gue gapapa. Gue cuma seneng aja, nanti malem Friska minep disini" ucapku jujur. Emang jujur kan?
"Oh" ucapnya datar dan berlalu.
Dasar orang aneh.
Sebentar.
Aku mendengar ada suara obrolan dibawah. Suara nya berasal dari ruang tamu. Itu suara perempuan. Tapi bukan suara mamaku. Tapi suara orang lain. Tapi siapa? Aku yang sudah sangat penasaran segera menuju ruang tamu.
Ternyata benar. Ada seorang gadis disana. Tapi aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?
"Salsa sini" teriak mama memanggilku. Aku menurut dan berjalan ke arah kursi.
"Kenalan tuh" ucap mama.
"Hallo" ucap gadis itu. Aku hanya tersenyum.
"Kenalin, aku Aryl" sapa gadis itu ramah memperkenalkan dirinya.
Baru kuingat!
Dia kak Aryl mantan kak Iqbal! Aku pernah melihat fotonya di ponsel kak Iqbal waktu itu. Tapi, bukannya dia kuliah di Jakarta?
YOU ARE READING
Hello Memory
Teen FictionIni adalah kisahku, Salsalia Amara Putri. Kisah cinta ku yang dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Dan kini, aku sudah duduk di bangku SMA favorit di kotaku. Disini, aku bercerita tentang kisahku yang kumulai dari orang pertama hingga yang...
