Awalnya memang biasa, tapi ntah mengapa rasanya berbeda?
****************
Malamnya, mataku terbelalak kaget membaca pesan yang dikirimkan oleh Deni.
From: Deni
Besok gue ke rumah lo jam 9. Dandan yang cantik. Kalo perlu pake dress. Okey?
To: Deni
Gue gak biasa pake dress. Baju biasa aja ya?
From:Deni
Gak! Nurut aja, ini hukuman buat lo!
To:Deni
Oke!
Jawabku pasrah. Ku hempaskan tubuhku di atas kasur. Mood ku sudah hancur sejak pesan Deni masuk ke ponselku.
Cuaca di luar sana sedang hujan deras. Menambah kesan bad mood untuk malam ini. Perutku terasa lapar. Tapi, pasti di bawah tidak ada makanan. Pembantu di rumah ku pasti sudah pulang. Dia memang bekerja di rumahku. Tapi hanya sampai jam 4 sore. Setelah itu dia akan pulang ke rumahnya.
"Salsa" panggil kak Iqbal dari bawah. Aku segera turun mengikuti asal suara itu.
Aku terkejut melihat kak Iqbal memakai celemek bermotif doraemon. Tawaku langsung tersembur begitu saja
"Bhakk...lo kenapa pake celemek gitu? Hahahah" tawaku makin kencang.
"Makan" jawabnya datar. Sementara di meja makan sudah ada dua buah piring nasi goreng.
"Lo masak?" tanyaku tak yakin.
"Cuma nasi goreng doang. Tapi gue bisa jamin, nasi goreng buatan gue jauh lebih enak daripada buatan lo, pasti" ucap nya.
"Sialan"
"Cepet dimakan" suruhnya.
Aku memasukkan sesendok nasi goreng itu ke mulutku. Dan benar, rasanya enak.
"Lo bisa masak?" tanyaku heran.
"Kalo gue gabisa, yang lo makan sekarang apaan? Empur ayam?"
"kagum gue sama lo"
"Udah abisin. Jangan tidur malem-malem."
"Kak" panggilku pelan.
"Kenapa?"
"Besok gue mau keluat ya jam 9" ucapku.
"Sama siapa?" tanya nya.
"Deni" jawabku jujur
"Deni? Cowok baru lo?" tebak kak Iqbal asal.
"Sembarangan! Temen doang" ucapku jujur.
"Ya udah deh, tapi jangan pulang sore-sore" ucap kak Iqbal datar.
Aku hanya mengangguk. Menghabiskan nasi goreng buatan kak Iqbal. Kemudian bergegas ke kamar untuk tidur.
*********************
Aku sudah siap menunggu Deni. Dress putih melekat pas ditubuhku. Make up tipis juga sudah menghiasi wajahku. Ingin sekali kutampar wajah Deni, semalam dia menyuruhku untuk memakai dress. Tak sampai disitu, subuh tadi dia mengirimi aku pesan, bahwa aku harus memakai make up. Aneh!
Jarum jam sudah bertengger di angka 9.05. Namun Deni masih blum sampai.
Sejak tadi, aku sibuk bolak-balik didepan televisi.
"Duh yang mau nge date, takut banget gagal" ucap sebuah suara. Tanpa menoleh pun aku sudah tau, bahwa pemilik suara itu adalah milik kak Iqbal.
"Apaan sih lo. Gak usah rese!" ucapku kesal.
Tin!
Klakson mobil terdengar di halaman depan. Dengan sigap, aku berlari dan mendapati Deni sedang bersandar pada civic miliknya.
YOU ARE READING
Hello Memory
Teen FictionIni adalah kisahku, Salsalia Amara Putri. Kisah cinta ku yang dimulai sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Dan kini, aku sudah duduk di bangku SMA favorit di kotaku. Disini, aku bercerita tentang kisahku yang kumulai dari orang pertama hingga yang...
