Faili mendecak kecil. Padahal lagi marahan tapi tiba-tiba hadap-hadapan gini. Apalagi kesannya Faili yang mendatangi cowok ini duluan.

Gadis itu berdehem, melirik Theo yang memandanginya sejak tadi. "Aku dipaksa," katanya tanpa ditanya, "Kak Eno tiba-tiba jemput terus bawa aku ke sini."

Theo yang tanpa sadar garis wajah dan kerlipan matanya berubah jadi mengerjap. Ia melirik, teman-temannya masih rusuh seperti biasa seakan tak peduli. Theo jadi ingat beberapa saat lalu saat Hanbin menariknya paksa untuk bermain ke pantai tapi Theo malas-malasan menolak. Mereka yang tak ikut bermain langsung menyinggung Faili, berikutnya berkumpul di meja terpisah dan seakan rapat dadakan. Theo tak begitu peduli karena sibuk memainkan hape tak minat.

Dan pemuda itu paham kini teman-temannya sudah menyusun semua. Ia merunduk, tanpa sadar menghembuskan nafas dengan bibir hampir tersenyum.

2A3 tuh ya. Seringnya ngerusak suasana. Tapi kalau lagi berguna, bener-bener nggak terduga jadi kompak banget tanpa aba-aba tertentu.

Theo berdehem pelan. Sok menguasai diri mendongakkan kepala. Cowok itu menjulurkan tangan, meraih lengan Faili dan menariknya lembut.

Membuat Faili mau tak mau terduduk di sampingnya. Walau gadis itu agak merasa canggung karena kumpulan 2A3 ada di dekatnya dengan berisik. Sekarang saja Jevon dan Haylie sudah adu bacot dengan Yoyo mengompori dan Jaebi yang menarik-narik Haylie agar tenang karena sudah ingin mencakar Jevon.

"Seneng lo dijemput Eno?" tanya Theo membuat Faili mengerjap dan menoleh sepenuhnya.

Faili mencibir saja, masih merasa kikuk. Ia memperbaiki posisi duduk di samping Theo, memelankan suara dan agak menciut kecil. "Aku pulang aja...."

Theo meredupkan mata, mendesah pelan melepaskan pegangan pada lengan gadis ini. "Kenapa? Kamu nggak mau ketemu aku?" tanyanya dengan nada tenang.

Faili merapatkan bibir, melirik ke arah pantai. Dimana di sana para anggota 2A3 lain ramai tertawa-tawa riang bermain air.

"Kak Teyong lagi sama temen kelasnya. Aku nggak mau ganggu..."

Theo menaruh lengan ke atas meja di depan Faili,a gak mengurung gadis itu merapat. Merunduk memandang Faili yang meliriknya kecil.

Faili merapatkan bibir lagi, tapi tetap melanjutkan dengan suara pelan. "Aku cuma orang luar di sini. Kak Teyong lagi seru sama mereka."

Theo mengangkat alis, kemudian menyahut.

"Tumben lo tau diri."

Faili hampir saja mengumpat. Gadis itu yang awalnya mengkerut kecil langsung terpancing. Menegakkan tubuh dan menyipitkan mata. Yang berikutnya ingin berdiri pergi sebelum Theo menarik gadis itu menahannya.

"Gue mau pulang!" kata Faili melotot, menepis tangan Theo dan memukul lengannya kesal.

"Bentar dulu," tahan Theo balas melotot tak mau kalah.

Faili menggeram, menahan untuk tak meninggikan suara dan kini jadi berbisik kesal. "Apa? Lo pikir lo aja yang punya temen? Gue juga punya. Gue mau balik ke tempat Yera!"

Theo dengan gemas menepuk kepala gadis itu membuat Faili merintih kecil kaget. "Lo udah dijemput ke sini, diem dulu."

"Nggak!" Faili tak tahan meninggikan suara, melotot sebal menantang.

Theo ingin membalas sampai suara-suara tiba-tiba nimbrung.

"Eh Fai mau ikut pesen nggak?"

Theo awalnya ingin berterima kasih ada topik yang dialihkan. Tapi jadi mendelik Faili langsung melompat membalikkan tubuh dengan garis wajah berubah total tersenyum manis.

2A3: Perfect Classmates (hiatus)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें