12. Humoris Level Tertinggi

46 2 0
                                    

Di atas level penghapal dan reaksi, tingkat tertinggi orang lucu adalah mereka-mereka yang sanggup memainkan kelucuan. Orang-orang jenis ini menyusun humor dari bahan-bahan yang out of nowhere alias bukan dari mana-mana. Mereka tidak memerlukan materi untuk dihapal atau dikomentari, melainkan dapat langsung diciptakan dan dimunculkan berbekal kreativitas.

Dengan talenta dan juga skill yang demikian, humoris berlevel pemain seharusnya dapat menggunakan kemampuannya tersebut untuk berkarier dan mencari uang. Tak jarang manusia-manusia semacam ini menjadi luar biasa kaya plus terkenal hanya dengan mengandalkan bakat dan skill melucu.

Kita akan melihat serba sedikit bidang-bidang kemampuan apa saja tempat Anda dapat memanfaatkan kemampuan humor Anda guna berkarier. Daripada terpenjara Senin-Jumat di kubikel kantor Anda mengerjakan hal-hal yang serba rutin seumur hidup, tentu akan lebih baik Anda resign guna menempuh hidup baru mengejar karier yang jauh lebih kaya warna dan mengasyikkan di dunia humor!

Verbal

Sebagaimana namanya, lelucon verbal tentu adalah lelucon yang dilontarkan secara verbal alias cukup dengan kata-kata. Secara umum terdapat dua metode penyampaian lelucon verbal, yaitu monolog dan dialog. Monolog berarti bicara sendiri, dan dialog bermakna kelucuan dibentuk dalam konteks percakapan.

Lelucon monolog tergampang adalah menyampaikan rangkaian cerita lucu anekdot atau kisah pengalaman lucu, baik sungguh-sungguh maupun rekaan. Dagelan tradisional Indonesia (Jawa) pada zaman dulu selalu dimulai dengan monolog salah seorang pelawak yang bertugas membuka pertunjukan.

Ini lazim dikenal pada lawakan-lawakan grup Srimulat, dagelan Mataram ala almarhum Basiyo yang legendaris itu, maupun segmen komedi pada pentas-pentas ketoprak tobong. Dalam khasanah seni Jawa, monolog kerap dinamakan ngudarasa atau gumaman berisi curahan isi hati.

Sedang di luar negeri, khususnya Amerika Serikat, komedi monolog disampaikan dalam bentuk stand up comedy. Disebut stand up sebab satu-satunya hal bersifat fisik yang dilakukan pemainnya adalah berdiri di panggung. Nyaris seluruh unsur kelucuannya diciptakan lewat kata-kata monolog yang content-nya melingkupi satir, sindiran, hasil observasi sosial, dan juga rangkaian cerita lucu.

Salah satu aplikasi stand-up comedy yang bisa diterapkan dalam cabang hiburan lain adalah aktivitas ngemsi alias membawakan acara, karena pada dasarnya sama-sama monolog juga. Sambil membawakan satu demi satu mata acara dalam satu kesempatan event tertentu, seorang emsi yang humoris bisa menceriakan suasana dengan melontarkan humor, entah dengan melontarkan cerita lucu entah itu dengan menerapkan black humor berupa ledekan atau penggasakan pada kalangan hadirin yang dinilai akrab.

Sedang lelucon verbal yang berupa dialog terwujud dalam aneka macam pementasan lawak, mulai permainan di panggung hingga melalui media massa. Karena masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, adalah masyarakat yang humoris, maka tak terlalu sulit bagi kita untuk menjumpai pentas-pentas lawak, dari yang termarjinal di panggung-panggung pentas seni Agustusan hingga yang manggung di depan pejabat negara.

Sedang di tingkatan media massa, pentas lawak muncul secara rutin baik lewat TV maupun radio. Pada era 1970-an dan 1980-an, pelawak semacam Basiyo dan kelompok Warkop Prambors hadir lewat radio. Ketika popularitas meningkat, rekaman lawakan radio mereka diedarkan dalam bentuk pita kaset hingga bisa muncul berseri-seri. Grup semacam Warkop bahkan merambah pula ke film dan TV.

Era 20 hingga 30 tahun silam memang merupakan masa keemasan dunia lawak Indonesia. Ketika itu, belasan grup lawak muncul silih berganti lewat media. Tiap grup rata-rata beranggotakan antara tiga hingga lima orang, seperti Jayakarta Group, Tom Tam Group, Gideon Group, Ateng-Iskak Cs, Bagio Cs, dan juga Empat Sekawan. Satu-satunya kelompok yang memiliki jumlah anggota besar adalah Srimulat.

The Science of nDhagel: Panduan Edan Menjadi Orang LucuWhere stories live. Discover now