[4] Third person's point of view - Another Comes

Start from the beginning
                                        

"Oh, Murakami-sensei. Ada apa?" tanya Takasugi sensei. "Tadi kau mengajar di kelas Kriminologi 8, kah?" tanya Murakami-sensei. "Iya, memang ada apa?" respon Takasugi-sensei. "Kau melihat buku Tata Negara yang ku bawa sebelum kelas mu masuk? Pria tua ini lupa dimana menyimpannya." Tanya Murakami-sensei.

"Aku rasa tidak, di meja di kelas tadi tidak ada buku yang tertinggal. Mungkin ada di mejamu." Jawab Taksugi –sensei. "Mungkin. Aku benar-benar lupa." Kata Murakami-sensei sambil mencari buku yg ia maksud di mejanya. "Kadang hal sepele sangat mudah dilupakan, tapi ketika hilang ia benar-benar dicari." Gumam Takasugi-sensei sambil melihat ke arah jendela. Ia melihat sekelompok awan yang berjalan perlahan tertiup angin. Awan itu berjalan di atas gedung lainnya yang sama tingginya dengan gedung kampus. Ia bisa melihat dengan jelas ujung rerimbunan pohon dan juga awan yang berjalan perlahan.

11.12, Senin

Lorong Kampus

Lorong kampus kali ini agak sedikit sepi dari biasanya, hanya terlihat satu-dua orang yang lewat. Lorong yang seluruh pinggir temboknya diisi oleh loker-loker, seorang lelaki setengah baya berjalan di tengah lorong tersebut. Langkahnya aga sedikit pelerlahan namun derapnya terdengar sepanjang lorong. Beberapa mahasiswa yang melewatinya biasanya menunduk dan mengucapkan salam, bahkan beberapa mahasiswa merapihkan pakaiannya ketika dia melewatinya. "Koniciwa, Kagara-sensei." Kata dua orang mahasiswa yang melewatinya, mereka menunduk menghormati seorang yang mereka lewati. Kagara-sensei hanya mengangguk dan tersenyum dingin pada mereka.

"Ren! Itu Kagara-sensei. Kita lewat lorong lain menuju ke kelas, please." Bujuk Nobuko yang kebetulan berjalan jauh di belakang Kagara-sensei. Ren melihat Nobuko dari atas ke bawah, "Apa yang salah dengan mu? pakaian rapi?" tanya Ren pada Nobuko sambil memutar tubuh Nobuko. "Bukan itu masalahnya. Selama aku tidak kuliah aku tidak mengumpulkan tugas yang ia berikan. Kau tau sendiri dosen yang satu itu sangat hafal semua tugas dan murid-muridnya yg jarang mengumpulkan tugas." Kata Nobuko sambil menarik lengan baju Ren. "Hahhh.. ada-ada saja kau ini. Ya sudah kita lewat jalan lain." Kata Ren sambil berbalik arah. Mungkin ini alasan kenapa jarang yang mau berpapasan dengan lelaki setengah baya itu. Sepanjang lorong, yang berani melewat hanya mahasiswa yang berkacamata kebal dan kutubuku, sisanya memilih jalan lain untuk pergi ke tempat tujuan mereka.

11.15, Senin

Ren's Class

"Ohayou gozaimasu,maaf kami terlambat, Yoshida-sensei." Kata Nobuko saat memasuki kelas bersama Ren. Lelaki setengah baya yang nampak baru saja memulai pelajaran menoleh ke arah mereka berdua. Lelaki itu mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk duduk di tempat mereka. Di papan tulis baru saja tertulis, The last part of law. Nobuko dan Ren langsung menempati kursi yang masih kosong. "Untung saja masih boleh masuk." gumam Nobuko. "kalau kita langsung kesini tanpa memutar menghindari Kagara-sensei pasti lebih awal dari ini." Kata Ren perlahan pada Nobuko. Ren membuka Laptopnya dan mulai mengikuti mata kuliah yang sedang berlangsung, terlihat di sebelahnya Nobuko masih sibuk dengan phonecell-nya.

"Harasawa-san?" kata Yasuda-sensei yang sudah berdiri di sampingnya. Nobuko menoleh dengan cepat ketika nama keluarganya dipanggil, "Bisa mengikuti mata pelajaran saya dengan baik?" katanya perlahan. "simpan phonecell-mu, buka modul yang kau punya baca halaman 47." Katanya tegas. Nobuko masih terlihat kaget sambil terburu-buru menyimpan phonecell-nya dan membuka modul yang baru ia keluarkan. Tampak jelas di sampingnya, Ren tidak terganggu dengan sahabatnya yang sedang ditegur dengan dosen yang juga terkenal killer ini. Ren masih sangat tenang dengan laptop didepannya. Ren duduk di kursi tepat di sebelah jendela. Sesekali Ren melihat ke arah luar jendela ketika Yasuda-sensei menjelaskan. Begitu tenang angin di luar, itu pikir dalam hatinya. Ia melihat ke langit dan kawanan awan yang berarak diatas gedung kampus yang terlihat jelas dari jendela. Ia memalingkan wajahnya lagi kearah laptop dan melihat ke arah dosen yang mengajar.

RANDOMWhere stories live. Discover now