10.30, Senin Tokyo
Satu minggu berlalu dari pencarian identitas pembunuh yang menyebut dirinya Karl Meyer. Semua seakan tiba-tiba menjadi wilayah yang datar kembali.
"Ren!" panggil wanita berkemeja merah muda pada wanita berkemeja abu yang berjalan didepannya, "Nobuko?" katanya sambil melihat ke arah si pemanggil. "kemana saja kau? Hampir 1 minggu kau tidak masuk." Tanyanya. "Aku pergi keluar kota, bersama ibuku. Menemaninya ke rumah nenekku. Di Fukuoka" jelas Nobuko.
Ren mengangguk sambil berjalan ke arah gerbang kampus. Terlihat dari sana ada sekelompok mahasiswa yang sedang berdemo. Mereka menunjukan beberapa poster yang bertuliskan pemberontakan. "Ren? Apa yang terjadi?" tanya Nobuko sambil menengok ke arah kerumunan di sebelah kirinya. "3 hari kemarin, sewaktu kau tidak ada, mereka menemukan beberapa kejanggalan pada anggaran biaya perkuliahan dan diketahui kalau ada korupsi di kampus ini." Jelas Ren. "bukan kah kampus ini merupakan kampus yang dijamin nama baiknya? Kenapa bisa begini?" tanyanya. "entahlah, mungkin ada mahasiswa yang mengetahui semuanya dan membeberkannya di khalayak umum?" jawab Ren sambil mengangkat bahunya. Nobuko mengangguk mencoba mengerti apa yang terjadi di kampusnya.
Mereka berjalan melewati beberapa kerumunan mahasiswa yang memilih menonton 'pertunjukan aktivis kampus' disalah satu bangku tepat di samping kerumunan mahasiswa terlihat seorang lelaki berjaket biru tua yang sedang melihat dengan seksama apa yang terjadi dan tersenyum seakan mengawasi apa yang terjadi. Ren menoleh kearah lelaki itu, ia seakan mencoba mengingat, "Apa aku mengenal dia ya?" gumam Ren. "Hem? Kenapa?" tanya Nobuko.
"Apa kau mengenal siapa lelaki itu?" kata Ren.
"Dare?"
"Pria yang sedang duduk di bangku, yang memakai jaket berwara biru tua." Jelas Ren
"Oh, itu? Dia adik dari atasannya Ohno-san." Jawab Nobuko sambil menengok ke arah Ren.
"Adik atasan Ohno-san? Tapi rasanya aku baru lihat dia di lingkungan kampus ini, anak semester baru?" tanya Ren.
"Hmm bukan, dia sama dengan kita, tapi memang lebih ke organisasi dalam dan komputerisasi, jadi jarang terlihat berkeliaran." Jelas Nobuko. "Namanya Matsumoto Jun. Ada yang bilang kalau dia adalah intel Mahasiswa." Jelasnya. Ren mengerutkan dahinya seakan berkata –oh, begitu-
"Whuaa. Berarti Dia yang menjadi intel untuk para aktivis yang sedang berdemo ini?" kata Nobuko aga sedikit keras. Ren menutup mulut Nobuko sengan tangannya, "ssstt, kau ini, jangan terlalu keras." Bisik Ren pada Nobuko. Suara keras Nobuko membuat lelaki bernama Matsumoto Jun itu agak menoleh kearah mereka. Ren dan Nobuko pun segera bergegas untuk pergi ke dalam gedung kampus.
***
10.40 Senin Tokyo,
"Pak, bagaimana ini? Apa tidak ada tindak lanjut untuk penanggulangan demo mahasiswa di depan kampus ini? Ini sudah hari ketiga sejak mereka berdemo." Kata seorang lelaki setengah baya yang duduk di sofa bersama 4 orang lainnya.
"Apa kita harus mencari tahu dulu siapa yang menerobos dan mengakses dokumen rahasia tentang keuangan di kampus kita ini?" kata satu-satunya wanita yang ada disana, ia memegang kacamata di tangan sebelah kirinya.
"soal siapa yang menerobos akses rahasia data tentang kampus ini, saya sudah punya indikasi siapa yang kira-kira berani mengakses." Kata lelaki setengah baya lainnya, ia menggunakan kemeja dengan motif berggaris.
"yang pasti ini tidak bisa dibiarkan, intel forum mahasiswa harus segera di tutup." Singkat lelaki yang duduk tepat di samping wanita yang memegang kacamata.
DU LIEST GERADE
RANDOM
Mystery / ThrillerPembunuhan berantai yang berpola Random. Setiap kasusnya selalu dikaitkan dengan 1 benang merah. Karl Mayer- Gloomy Sunday.
