Bitter Sweet Love

3K 265 5
                                    

Sebulan telah berlalu, namun sosok itu tak kunjung terlihat. Kemana Sasuke sebenarnya?

Bahkan ujian kelulusan sudah dilaksanakan, tapi lelaki itu juga tidak diketahui keberadaannya.

Dan sekarang, Sakura frustasi karenanya, karena sosok Uchiha Sasuke yang selalu membuatnya kesal setengah mati dan sialnya, Sakura merindukan orang itu.

"Hei, jangan memasang wajah ingin bunuh diri seperti itu, dong," ujar Temari setengah bercanda. "Aku tahu kau sedih, marah, menyesal, dan itu semua membuatmu jadi gila. Tapi, ayolah, kita semua juga tidak tahu keberadaan Sasuke sekarang."

Sakura mendengus. "Kita tidak tahu atau kita tidak diperbolehkan untuk tahu?"

"Maksudmu?" Dahi Temari mengernyit. "Pihak sekolah tahu di mana Sasuke sekarang dan kita tidak boleh untuk tahu? Gila, memangnya kita ini dianggap siapa? Kita ini temannya Sasuke! Kecuali kau, yang notabene sebagai pacarnya."

"Ck, Temari! Jangan mulai." Bibir Sakura mengerucut kesal. "Aku dan dia tidak pernah pacaran, oke?"

Selanjutnya, Sakura tidak mendengarkan ocehan Temari. Karena pikirannya sudah melayang entah kemana. Anggap saja, ia sudah seperti orang gila.

"Oh ya, Sakura. Promnight tiga hari lagi, kau akan mengajak siapa?"

Mendengar pertanyaan Temari barusan membuat Sakura makin gila.

Kalau sampai ia tidak mengajak seorang lelaki saat promnight, pasti Sai akan meledeknya habis-habisan.

"Aku tidak tahu," balas Sakura tak bersemangat. "Mungkin lebih baik aku pesta di kamarku sendiri."

"Dasar gila," cetus Temari. "Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus mengajak seseorang saat promnight. Entah sejelek apapun orang itu, yang penting kau harus datang. Atau nanti Sai--"

"Yah, atau nanti Sai akan mengejekku di muka umum. Aku tahu itu, Temari," potong Sakura dengan ekspresi datar. "Kau sendiri, mengajak siapa?"

Temari memasang cengirannya. "Neji."

"Serius? Neji? Kau gila." Mata Sakura melebar tak percaya.

"Kalau aku gila, kau jauh lebih gila, Sakura. Memangnya kau mau membawa siapa? Bayanganmu sendiri? Mau berdansa dengan bayanganmu sendiri?"

Sakura mendecih geli. "Ya tidak sampai segitunya juga. Memangnya aku terlalu mengenaskan? Sampai-sampai aku harus berdansa dengan bayanganku sendiri?"

Temari melipat kedua tangannya di dada, lalu menatap Sakura serius. "Kalau begitu, kau harus mencari orang itu sekarang. Atau stok lelaki tampan di sini habis, dan kau malah kebagian ampasnya."

Sakura mendengus napasnya keras-keras. Tidak, ia tidak punya semangat untuk mengikuti promnight.

"Entahlah, tapi aku tidak yakin--"

"Tidak yakin apa? Tidak yakin ada yang mau denganmu?"

"Bukan begitu..." Sakura menghela napasnya lelah. Sakura sendiri juga tahu, kalau dirinya termasuk most wanted di akademi, jadi ia tidak mempermasalahkan soal pasangan untuk promnight. "Ah sudahlah! Persetan dengan Uchiha sialan itu. Aku tidak peduli lagi dengannya. Akan kubuktikan, aku juga bisa hidup tanpanya."

Temari langsung memandangi Sakura dengan tatapan jijik sekaligus geli.

"Ucapanmu terdengar menggelikan," balasnya. "Oh ya, ada satu hal lagi yang ingin kukatakan padamu."

Alis Sakura terangkat sebelah. "Apa?"

"Sebenarnya, sebulan yang lalu aku tidak sengaja melihat Kakashi-sensei berbicara dengan seseorang dari kejauhan--"

Sakura mendengus. "Setiap hari dia juga berbicara dengan orang."

"Sakura!" Temari mendelik tajam ke arah Sakura. "Aku serius, oke? Ini menyangkut tentang Sasuke."

Tubuh Sakura langsung merosot di kursinya, tidak begitu niat untuk mendengarkan.

"Oke, cepat katakan."

"Karena aku terlalu kepo, akhirnya aku bersembunyi di sekitar mereka. Dan aku menguping sekilas mengenai pembicaraan mereka. Kau tahu apa yang mengejutkan, Sakura?"

Sakura menguap bosan. "Tidak."

"Orang itu ternyata Uchiha Fugaku, ayah Sasuke! Orang yang punya kilang minyak di luar negeri itu! Kau tahu, kan?" ujar Temari berapi-api.

Dahi Sakura berkedut memikirkan cerita Temari. Ayah Sasuke datang kemari sebulan lalu, dan Sasuke tidak kunjung kembali sejak sebulan yang lalu.

Badan Sakura langsung menegang. Jangan-jangan ini artinya Sasuke berada di...

"Bisa kau tebak, Sakura. Kurasa Uchiha Fugaku membawa pulang Sasuke. Dan seperti dugaanmu, pihak sekolah menutupinya, bahkan Neji sendiri sampai tidak tahu masalah ini." Temari menghela napasnya kasar. Ia sendiri cukup terkejut setelah menggabungkan teori-teori ini.

"Oh, begitu." Sakura mengangguk lemah. "Jadi, sekarang dia sudah pergi?"

Temari mengangguk dengan berat hati. "Mungkin ke Amerika, rumahnya."

Sakura tersenyum getir. Setidaknya ia bisa menerima alasan yang masuk akal mengenai hilangnya Sasuke. Dan Sakura memaklumi itu.

"Kau baik-baik saja, Sakura?" tanya Temari khawatir setelah melihat perubahan ekspresi Sakura yang menjadi muram. "Kalau kau tidak mau ikut promnight juga tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksamu lagi."

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir." Sakura terkekeh. "Yah, tapi seharusnya dia mengucapkan salam terakhir, kan? Hanya itu yang kusesali darinya."

Temari menepuk-nepuk bahu Sakura. "Mungkin dia tahu, Sakura. Bahwa pertemuan kalian tidak akan berakhir sampai di sini."

Sakura terdiam, dalam hati ia mengamini perkataan Temari.

"Eh, ada yang mengetuk pintu kamar kita," celetuk Temari tiba-tiba.

Sakura tersadar dari lamunannya. Benar saja, ada yang tengah mengetuk pintu kamarnya saat ini.

Sakura beranjak dari kursinya. "Biar aku saja."

Ketika pintu dibuka, berdirilah sesosok yang Sakura kenal. Anko, guru piket akademi.

"Sakura, ada paket untukmu," ucapnya sambil tersenyum ramah.

"Untukku? Terima kasih, Sensei." Sakura menganggukkan kepalanya sopan. Setelah Anko pergi, Sakura menghampiri Temari.

Temari keheranan melihat kotak paket yang Sakura bawa. "Paket? Tumben kau mendapat paket. Mungkin dari orang tuamu."

"Ah, tidak mungkin. Bukan gaya mereka mengirimkan paket untukku."

"Terus dari siapa?"

Sakura menghendikkan bahu, tanpa basa-basi, ia membuka paket itu.

Dan mata Sakura langsung terbelalak ketika melihat isi paket tersebut: sebuah dress berwarna rose gold dengan gaya yang elegan.

Tak ketinggalan, ada sebuah kartu ucapan di dalam paket itu.

'Gaun cantik teruntuk Tuan Putri Barbar yang cantik. Aku tidak sabar melihatmu mengenakannya. Apakah aku akan terkena serangan jantung saat melihat pesonamu nanti?
-Dari orang yang penuh dengan sejuta kharisma, Uchiha Sasuke.'

[*]

[*]

[*]

HIV-Love Where stories live. Discover now