THE DEVIL SEDUCTIONS Part 4

5.6K 315 6
                                    

Belaian sehalus bulu di pipinya membuat Sherry terjaga. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, alisnya berkerut samar saat melihat gundukan hitam di dekat kepalanya. Sherry kembali mengerjap, dan begitu matanya sudah lebih jernih, ia pun mengenali kucingnya.

"Cat..." gumamnya.

Ia berguling miring dan menggosokkan jemarinya di belakang telinga kucing itu dan dihadiahi dengan suara mendengkur si kucing yang kesenangan. Cat Sith itu menggosok-gosokkan pipinya ke tangan Sherry, lalu menyundulkan kepalanya ke bawah dagu Sherry.

"Cukup, Kucing mesum," suara Ash terdengar dari belakang Sherry, membuat tubuh Sherry kaku seketika. "Kalau kau masih mau memiliki dua ekor, sebaiknya kau jauhkan tanganmu dari tubuhnya."

Cat Sith itu mengeong sedih, dan sedikit kecewa, lalu melenggang ke dekat kaki Sherry.

Sherry tetap dalam posisi miring, tidak ingin menoleh ke belakang. Sejak kapan Ash ada di sana? Apakah semalaman pria itu menungguinya? Pikiran itu membuat Sherry terguncang. Ia memejamkan matanya, dan tanpa sadar tangannya mencengkeram selimut. Teringat kebiasaan Ash menelanjanginya ketika sakit, Sherry langsung meraba tubuhnya, dan seketika itu juga merasa lega karena ia masih menggunakan jubah yang dipakainya semalam.

"Aku tau kau sudah bangun," kata Ash dari sofa tempatnya duduk. Kakinya bersilang, sementara kepalanya ditopangkan ke kepalan tangannya. "Tapi kau tidak akan mengajakku ribut sebelum kau makan sesuatu, mandi, dan berpakaian," lanjutnya.

"Aku mau pakaianku," kata Sherry parau.

"Sudah kubakar," sahut Ash lugas. Ingat bagaimana ia mencabik-cabik pakaian itu dan memberikannya pada Cerberus untuk dicium baunya, lalu mengutus Anjing Neraka itu mengejar sisa bau Sirena. Setelahnya, ia memang membakar pakaian itu hingga bahkan abunya pun tak bersisa.

Sherry langsung duduk tegak. Ia menoleh tajam ke arah Ash dengan tatapan marah. "Kau tidak bisa melakukan itu pada pakaianku!!"

"Bisa. Dan sudah kulakukan," kata Ash. Ia menjentikkan jarinya dan sebuah nampan beserta meja kecilnya muncul di sisi Sherry. "Sekarang makanlah dulu."

Perintah halus itu, meskipun diucapkan dengan sangat lembut, tetaplah perintah bagi Sherry. Dan ia sedang tidak ingin diperintah oleh siapapun, khususnya Ash. Dengan marah ia meraih bagian bawah meja, lalu melemparkannya hingga berhamburan di lantai. Ia menatap puas pada makanan yang hancur itu dan merasakan sepercik kepuasan melihat kilatan emosi pertama di wajah Ash.

"Kau menguji kesabaranku, Sherry," kata Ash pelan.

"Lalu? Kau akan membunuhku? Silahkan! Toh, pada akhirnya memang itulah tujuanmu! Kau mempermainkan manusia, menyesatkannya hingga tak bisa kembali ke dalam terang, lalu membinasakannya!" sahut Sherry.

Ash bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah tempat tidur. Bersamaan dengan itu, Sherry melemparkan selimutnya ke samping dan turun di sisi tempat tidur yang lainnya. Sherry bergerak menjauh, Ash bergerak mendekat. Tatapan keduanya beradu, yang satu dengan dingin, sementara yang satunya sebisa mungkin tampak berani meski di dalam hati gemetar.

Sherry mengawasi Ash dengan tajam. Ia tidak mau pria itu menyentuhnya. Setiap sentuhan Ash adalah kutukan yang akan menghisapnya hingga ke dasar neraka tanpa bisa kembali. Sikap tubuh dan langkahnya memang tampak santai dan malas-malasan, akan tetapi Sherry sudah cukup mengetahui bahwa Ash bisa berubah menjadi kejam dan berbahaya dalam waktu yang singkat. Sherry bergidik saat samar-samar ia mengingat bagaimana Ash menghadapi Sirena.

Sayangnya, hanya butuh satu detik kekurangwaspadaan Sherry untuk Ash. Di saat pikiran Sherry teralihkan oleh kejadian itulah Ash bergerak secepat kilat dan menarik tubuh Sherry ke dekapannya. Ia menahan kedua tangan Sherry di antara tubuh mereka, menjepitnya agar Sherry tak bisa mencakarnya. Wanita itu meronta hebat, melontarkan makian, bahkan mencoba menumbangkan Ash dengan lututnya.

THE DEVIL SEDUCTIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang