THE DEVIL SEDUCTIONS Part 1

14.4K 490 31
                                    

           

Apakah kau pernah bertemu iblis?

           

Bermula dari perkataan salah satu teman kerjanya di sebuah bar malam beberapa hari yang lalu mengenai 'iblis'. Sherry bertanya-tanya apa devinisi 'iblis' yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Apakah 'iblis' yang memangsa manusia? Ataukah 'iblis' yang kini sedang duduk di salah satu meja di dalam bar tempatnya bekerja. Kemungkinannya adalah definisi yang kedua karena 'iblis' itu memang memiliki ketampanan yang mustahil, postur yang akan membuat para model dan biaragawan iri, tatapan yang tajam dan memabukkan, serta senyum penuh dosa. Sherry diam-diam mengamati pria itu.

           

Pria itu muncul sekitar pukul 11 malam, dengan gaya elegan yang kentara dari setiap gerakannya, namun juga menganca dengan caranya sendiri. Dia memilih salah satu meja yang menghadap ke pintu masuk, memesan segelas bir mahal dan duduk. Hanya itu, dan sekarang sudah pukul satu dini hari. Sherry menahan kuap. Ia duduk di bar dan menunggu bila ada pelanggan yang meminta bon atau menambah minuman. Selain dirinya, masih ada beberapa pegawai lagi yang bekerja. Di bar saja ada dua bartender, dan Sherry sendiri. Lalu dua pelayan wanita yang siap membersihkan meja dan mencatat pesanan pelanggan yang baru datang.

           

Jika Cindy ada di sini, gadis itu pasti akan berjingkrakan dan menyambar semua kesempatan untuk mendekati pria asing itu. Sayangnya malam ini Cindy tidak memiliki jam kerja. Mungkin Sherry akan menceritakannya besok malam jika temannya itu muncul.

           

"Apa kau mau melamun terus?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Sherry.

           

Sherry mendongak ke arah Maxim, salah satu bartender.

           

"Ada apa? Apa ada yang mau pulang atau menambah minuman?" tanya Sherry.

           

Maxim member isyarat dengan kepalanya ke arah pojok bar. "Lelaki Macho kita mau pergi dan dia meminta billnya," kata Maxim.

           

Sherry nyaris melompat dari kursinya, akan tetapi ia berhasil berdiri dengan anggun, atau yang ia pikir begitu, dan menatap ke arah yang ditunjuk Maxim dengan tatapan tanpa dosa. "Kau yakin? Dia tampak tak pernah bergerak sejak tadi," kata Sherry.

           

Maxim menatap Sherry dengan kedua alis terangkat dan Sherry mendesah. Ia mengambil bill pria itu dan meninggalkan bar dengan jantung berdentam-dentam dengan keras di telinganya. Ia sengaja memperlambat langkahnya dan menyapa beberapa tamu yang dikenalnya dengan ramah. Apapun agar ia tidak segera menghampiri pria 'iblis' tersebut. Akan tetapi sedikitnya pelanggan membuat tindakan pengulur waktu itu tidak efektif. Dengan mendesah pelan, Sherry melangkah dengan pasti ke meja pria itu. Apa yang perlu ditakutinya? Pria itu hanya manusia yang memiliki ketampanan yang setingkat dengan iblis saja. Lagipula, ada banyak orang yang akan menolongnya jika sampai pria itu mencoba menggodanya.

           

Sherry meletakkan bill di hadapan pria tersebut dan memasang senyum bisnis terbaiknya. "Silahkan," kata Sherry.

           

Pria itu menatap Sherry selama sejenak sebalum meraih bill di meja. Pria tersebut meletakkan uang di atas bill itu dan menyerahkannya kembali pada Sherry. Tanpa mengucapkan apa-apa.

THE DEVIL SEDUCTIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang