Bagian 23 (tunangan)

14K 1K 35
                                    

Setelah pertemuannya dengan Azzam waktu itu, lelaki yang katanya mencintai Symponi itu tak lagi menampakan batang hidungnya di depan Symponi. Akhirnya lelaki itu sadar juga bahwa Symponi tak mungkin bisa sama lagi dengan yang dulu.

"Kamu serius mau menikah dengannya?" Tanya Azzam waktu itu saat Diva pamit pergi ke toilet.

Symponi tentu mengangguk mantap, apa lagi yang perlu dia pertimbangkan tentang Diva. Hanya lelaki itu yang mampu menyadarkannya dari lelaki brengsek di hadapannya ini.

"Tentu saja. Dia yang merawat aku waktu itu" jawab Symponi sambil mengaduk milk shakenya dengan sedotan.

"Kamu terlalu banyak berubah sejak kenal dengannya"

Symponi jelas tertawa mendengar pernyataan dari Azzam. "Berubah? Hey, bung apa perlu aku mengingatkanmu siapa yang sebenarnya membuatku berubah, heem?"

Azzam jelas salah tingkah dibuatnya. "Kita lupakan itu tapi aku mau kamu memikirkannya sekali lagi, Symponi"

Symponi ingin sekali menumpahkan isi minumannya ke wajah Azzam. Dia pikir dia ini siapa sampai berani memintanya untuk berfikir ulang. Sungguh lucu!

"Aku pikir itu bukan lagi urusanmu. Ini hidupku, pilihanku dan ingat kamu bukan siapa-siapa yang pantas untuk menasihatiku. Simpan saja nasihat itu untuk dirimu sendiri. Coba kamu pikirkan, apa pantas sepupuku Melati bersanding denganmu?"

"Symponi, jangan bawa-bawa Melati dalam pembicaraan kita!"

"Jangan dibawa? Dia istri sah kamu, Azzam. Kalau kamu lupa!"

"Tapi kita sedang membicarakan tentang hubungan kita"

"Kita?" Symponi tertawa sinis. "Kamu pikir masih ada kita? Sekarang hanya cukup aku kamu. Bukan kita!" Symponi berdiri dari duduknya. Dia berniat menyusul Diva dan segera pergi dari sini.

"Symponi, duduk dulu kita belum selesai"

"Belum selesai katamu? Aku kesini karena hanya memenuhi undanganmu sebagai teman, tidak lebih. Sudahlah, aku mau menyusul Diva"

"Kamu benar-benar mencintainya?"

"Apa perlu kamu tanyakan lagi?" Symponi melipat kedua tangannya.

"Apa kamu yakin?"

"Tentu"

"Beri aku alasannya"

"Karena dia bukan kamu!"

"..."

Symponi melihat kedatangan Diva, "aku permisi dulu. Terimakasih untuk undangannya. Aku harap jika kita bertemu lagi nanti, kamu bisa menjadi lebih baik"

"..."

Setelah mengucapkan itu Symponi benar-benar pergi dengan menggandeng tangan Diva.
.
.
.

"Apa kamu yakin kalau dia nggak akan ganggu kamu lagi?" Diva mengelus puncak kepala Symponi yang tengah bersandar manja dilengannya.

"Ya, aku harap begitu. Setidaknya dia tahu bahwa aku sudah tidak punya perasaan apapun padanya" jawab Symponi sambil memainkan jari Diva yang mengelus permukaan tangannya.

"Aku harap juga begitu, sayang. Karena kalau dia masih berbuat begitu, aku nggak akan segan-segan memukul wajahnya. Jujur, sedari tadi aku memperhatikan kalian mengobrol, aku terbakar cemburu tapi aku harus menahannya sampai kalian selesai"

Alis Symponi terangkat dan kepalanya kembali tegak. Kini Symponi menatap mata Diva.

"Kamu sengaja ninggalin aku lama sama Azzam?" Tanya Symponi tak percaya.

"Kalian perlu bicara berdua. Jika masih ada aku disana, kalian akan saling diam. Jadi, aku memutuskan untuk memberi ruang untuk kalian menyelsaikan masalah"

"Tapi aku enek liat mukanya tau nggak" Symponi memanyunkan bibirnya.

Diva terkekeh lalu mencubit mulut mungil itu. "Gemesin banget sih kalau lagi marah gini"

"Pacar siapa dulu coba?" Symponi tertawa.

Diva meraih jemari Symponi lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Sekarang sudah bukan pacar tapi tunangan siapa coba?" Ucap Diva setelah memasang cincin berlian di jari manis Symponi.

Symponi yang masih shock terdiam.

"Kamu suka kan?"

Symponi tak menjawab tapi tubuhnya langsung reflek memeluk Diva erat.

"Hey, ada apa he'em? Cincinnya kurang bagus?"

Dalam pelukan Diva, Symponi menggeleng.

"Lalu?"

"Kamu terbaik" ucap Symponi samar dan Diva tersenyum mendengarnya.

"Terbaik untuk yang terbaik, sayang" Symponi melepaskan pelukan mereka dan Diva memamerkan senyum terbaiknya. "Wanita ini-" Diva menyentil pelan ujung hidung Symponi, "adalah wanita yang akan menemani aku sampai tua"

Symponi mengulum senyumnya, pipinya merona dan jantung berdetak kencang.

"Aku akan datang bersama orang tua ku untuk melamar kamu, gimana?"

Sambil tersenyum malu Symponi mengangguk kecil.

Diraihnya tubuh Symponi dan menghirup dalam aroma yang paling dia sukai dari tubuh Symponi.

"Terimakasih, sayang"

"He'em. Diva-" panggil Symponi.

"Iya"

"I love you" bisiknya.

Diva tertawa kecil dan mengeratkan pelukan mereka, "i love you more"

.
.
.

Cieee yang udah dilamar.. lama amat bun updatenya? Sekali update singkat pula.. wkwkw

Sorry semua.. aku lagi ikut suami. Disini sinyal agak cenat cenut gitu. Terus kan ya aku juga sok sibuk bgt gitu jadi yaa gini deh.. hee
Sorry yaa semua.. semoga part ini tidak terlalu mengecewakan kalian ^^

Seperti kata Diva, love u more :D

Banjarbaru, 28 Mei 18

Symponi (SELESAI)Where stories live. Discover now