UW 2 : Menikah?

14.9K 916 13
                                    

Happy reading😘

●●●●●

"Tuan Arfan, Tuan Doni sudah sadar dan dia ingin anda menemuinya dengan nona yang menolongnya tadi," ucap suster bernametag Susi.

"Apa katanya? Jadi, namanya arfan?" Batin Prilly.

Prilly membalikan badanya menghadap Ali yang sudah berdiri didepannya.
Keduanya beriringan masuk kedalam ruangan UGD dengan mengikuti suster Susi.

"Baiklah, saya permisi tuan." Pamit suster Susi sambil berlalu.

"Aa...ar...fan.," ucap Doni terbata-bata.

Ali mengalihkan pandangannya ke arah ayahnya.

"Iya pa, apa ada yang sakit?" Tanya Ali dan dibalas dengan gelengan kecil dari Doni.

Tatapan Doni beralih pada Prilly seraya melemparkan senyumnya.

"Ka..mu a..nak yang me..no..long say..ya?"

"Iya pak, saya Prilly. Bapak jangan terlalu banyak berbicara, bapak kan baru saja siuman."

Namun,Doni menggeleng.

"Saya baik-baik saja. Apakah kamu terluka?"

Prilly menyentuh luka yang sudah mengering di pelipisnya.

"Hm iya, tapi ini gak sakit ko. Nanti juga sembuh sendiri."

"Tetap saja, pergi obati lah"

Prilly menatap Ali, namun lelaki itu membuang pandangannya ke arah lain. Seperti tidak mau untuk melihat dirinya.

"Nanti Prilly obati di rumah saja," ujar Prilly.

Doni mengangguk lemah.

"Aku..ing...in..menyam..paikan..sesuatu.."

Prilly merasakan ruangan ini menjadi sangat mencengkram, auranya menjadi tegang. Dia tatap Ali yang ada di sebrangnya, terlihat wajahnya diingin dan datar tanpa senyuman. Dasar es!

"Apa yang ingin Papa sampaikan?" Tanya Ali datar.

"Aku..ing..in..ka..lian..me..ni..kah."

Bagaikan petir disiang bolong, tubuh Prilly mematung kaget. Sama halnya dengan Prilly, Ali pun terlihat membelalakan matanya kaget.

Apa-apaan ini? Batin mereka berdua.

"Apa maksud papa?" Ucap Ali teramat dingin.

"Papa hanya ing..in, kam..mu bahagia Arfan!" Ucapnya tak terbantahkan

"Menikahlah dengan Prilly. Bagaimanapun pa..pa berhutang nyawa padanya." Sambungnya.

"Prilly ikhlas kok pak, Prilly ikhlas kok tolongin bapak. Jadi bapak nggak usah memaksa anak bapak untuk menikahi Prilly. Iya kan, tuan? Lagipula pernikahan begitu sakral."

Ali diam tak menjawab pertanyaan Prilly, perempuan itu tersenyum gugup. Bagaimana bisa menikah dengan orang yang tidak sama sekali ia kenal?

"Aku mohon, Arfan. Menikahlah dengannya, kau ingin melihatku bahagia bukan? Bagaimana jika hari ini hari terakhir papa mu ini menghembuskan nafasnya?" Doni meneteskan air matanya.

"Apa yang Papa katakan? Papa akan sembuh. Percaya padaku!" Ali berujar dengan kesal.

Ali benci saat Doni selalu mengungkit tentang hidupnya yang hanya sebentar lagi.

Unexpected Wedding [REVISI]Where stories live. Discover now