"Woooooy! Jamkooooos!"
"YEAAAAAY!"
"Eh, DoD an kuy!"
"ToT aja ngapa."
"Ah gaseru lu, yang adil ToD."
"Bodoamat, ayo mulai."
"Ra, lo milih apaan?"
"Ga ada pilihan sih, gue milih Or."
"Woooooo!"
"Santai anjir."
"Gini, langsung aja. Karena kalian semua milih D, plus karena gue ketua kelas, Dare dari gue cuma satu : Jangan ada yang boleh jatuh cinta sesama keluarga. Setuju?"
.
.
.
.
.
mampus.
Terjebak di game sialan ini, gue nggak tau lagi berapa lama gue bisa bertahan.—Zafa Tadjoeddin.
YOU ARE READING
Dare or Dare (DISCONTINUE)
Teen FictionJangan ada yang boleh jatuh cinta sesama keluarga, Gitu aturan mainnya. Dan dari game bodoh itu, gue tau, gue bakal kalah pertama. -Zafa Tsaniah Tadjoeddin.
